25. Sekolah?

26.4K 2.3K 271
                                    



Teman-teman Jaehyun maupun Taeyong baru saja balik bersamaan, tepat setelah makan malam bersama mereka pamit pulang karena kedua anak Jaehyun dan Taeyong sudah beberapa kali menguap. Sebagai teman yang pengertian mereka pulang tanpa di usir oleh pemiliknya dulu.

"Tuker baju dulu sini, Bang." Panggil Taeyong.

Mark yang sedang duduk dipinggir kasur dengan mata sudah mengantuk hanya mengangguk pelan dan bangkit dari duduknya dengan malas. Ia membiarkan sang Mamih untuk membuka baju dan memasangkan baju tidur yang bersih untuknya.

"Abang matanya udah merah, kalau baca buku jangan deket-deket apalagi remang-remang ya, Bang. Nanti mata Abang cepet rusak." Nasehat Taeyong sambil memasangkan kancing piyama sang anak.

"Iya, Mamih."

Mark hanya bisa membalas seadanya. Jujur saja, bocah itu sudah mengantuk namun karena suasana kamar yang masih sedikit ribut dengan tv yang menyala dan suara dari arah kamar mandi masih terdengar membuatnya ingin menunggu sang Papih untuk ikut bergabung dikasur.

"Cuci kaki sama sikat gigi dulu, Bang. Ketok aja kamar mandinya, Papih udah siap itu." Kata Taeyong saat sudah siap menggantikan baju anak sulungnya.

Mark mengangguk patuh dan mengikuti perintah sang Mamih. Ia mengetuk kamar mandi beberapa kali dan tidak lama Jaehyun membukakan pintu untuk anak sulungnya itu melakukan ritual sebelum tidur.

"Adek." Panggil Taeyong pada bontot, Jeno yang masih memegang botol susunya langsung menoleh. "Tuker baju dulu, Dek. Biar boboknya enak." Kata Taeyong mendekati si gembrot yang sudah tertidur terlentang ditengah kasur.

"Mamih." Panggil Jeno memanggil Taeyong yang hendak menanggalkan baju Jeno.

Ia menoleh sebentar pada anaknya. Lalu berkata, "Apa, Adek?" Tanya Taeyong pada anak bontotnya.

"Adek mau sekolah." Ujarnya lirih. Taeyong yang tadinya masih sibuk memasangkan celana tidur pada bontot langsung terdiam.

Permintaan Jeno sama halnya dengan permintaan Abang tadi siang. Sama-sama ingin sekolah, namun entah mengapa Taeyong sangat susah untuk mengiyakan.

"Kita tanya Papih ya, Dek." Jawab Taeyong.

Jeno hanya terdiam, menatap lurus kearah langit-langit kamar membiarkan sang Mamih melanjutkan memasangkan baju tidur pada tubuh gembulnya. Bayangan akan bertemu dengan teman seusia dan bermain bersama menjadi obyek isi kepala bocah tersebut.

"Abang udah sikat gigi ini, Mih. Adek sini nak, kita sikat gigi dulu." Jaehyun keluar dari kamar mandi dengan Mark yang lebih dulu berjalan didepannya.

Jeno dan Taeyong menoleh, "Gendong." Pinta Jeno sambil merentangkan kedua tangannya kearah Jaehyun untuk meminta gendong.

Jaehyun mendekat dan langsung membawa anak bontot nan manjanya itu ke kamar mandi untuk melakukan ritual sebelum tidur. Taeyong kembali memikirkan permintaan Abang dan Adek yang sama-sama ingin bersekolah seperti anak seusia mereka.

Sebelum itu Taeyong merapikan dulu kasur agar anak-anaknya tidur dengan nyaman, "Abang, Mamih boleh minta tolong ambilin bantal yang di sofa itu nggak, nak?" Tanya Taeyong pada Mark.

Mark mengangguk patuh, "Boleh, Mamih. Sebentar Abang ambilin, ya." Ujar Mark tanpa pikir panjang.

Taeyong tersenyum hangat, "Iya, sayang." Ujar Taeyong.

"Kalau anak-anak aja kamu manggilnya sayang, iya sayang, sekali-kali Papihnya juga dong dipanggil begitu." Celetuk Jaehyun yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Taeyong hanya mendelik pada Jaehyun, ini beda cerita ya bapak Jamal. Minimal ada status dulu baru sayang-sayangan. Dikira Taeyong selama ini nggak mikirin mau dibawa kemana hubungan mereka sekarang? Bukankah ini sudah melebihi dari hubungan persahabatan, beri tau Taeyong sekarang juga dimana ada hubungan seperti mereka.

Choose Family Where stories live. Discover now