Pagi buta, Taeyong udah sibuk di dapur kostannya untuk memasak sarapan pagi. Karena ada dua bocah yang tadi malam sakit, mau tidak mau Taeyong harus memasak yang berkuah agar lebih seger.
Jaehyun sama sekali tidak membantu, pria itu masih tidur bersama Mark Jeno di kamarnya. Tadi malam keduanya merengek ditengah malam, hingga Taeyong dan Jaehyun bergantian berjaga untuk keduanya.
Sebelum mematikan kompor, Taeyong mencicip dulu rasa dari kuah sop ayam yang ia buat. Dirasa udah pas baru dimatiin, suara ponsel dari hapenya membuat Taeyong berlari kecil ke kamar Jaehyun takut mengangggu tidur dua kakak beradik dan pria gendut disamping bocah-bocah tersebut.
"Mih hapenya bunyi."
Waduh, udah bangun duluan. Taeyong merutuki kebodohannya, Jeno ini lebih teramat manja ketimbang Mark. Bisa diliat dari tadi malam tidak mau ditinggal sama-sekali, tidur ingin dipeluk dan di pukpuk pantat gembulnya sama Taeyong alhasil Taeyong hanya bisa bersabar dipagi buta ngeliat Jeno yang banyak maunya itu.
Kalau Mark cuma nangis bentar karena badannya kena kaki Jeno, itu anak tidurnya kayak gasing. Muter sana muter sini. Abangnya yang masih anget badannya cuma nangis doang liat Adeknya kayak cacing.
"Dek jangan teriak-teriak, Abang kamu masih tidur. Kasian masih anget badannya." Kata Taeyong pelan.
Jeno cuma mengangguk, lalu merentangkan tangannya untuk meminta gendong pada Taeyong. Taeyong hanya bisa pasrah menggendong tubuh Jeno yang berisi itu. Encok udah, encok.
"Mamam dulu ya?" Tanya Taeyong sambil mengambil hapenya lalu keluar dari kamar kost Jaehyun.
Jeno menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Taeyong dan mengangguk tanda setuju untuk makan.
"Yaudah duduk sini dulu, Kakak ambil dulu makanannya."
"Mamih! No, Kakak!" Teriak Jeno.
Taeyong mendengus, kenapa mirip kelakuan Jaehyun begini sih ini anak.
"Duh dek, jangan teriak-teriak masih pagi loh ini. Iya terserah adek deh." Kata Taeyong pada akhirnya mengalah.
"Yong, titip absen dong hehehe."
"Gak bisa Ten, gue juga gak masuk kayaknya."
"Yah elu mah! Gue cabut lu cabut juga! Gak kreatif amat!"
"Minta tolong ke Winwin sono! Jangan lupa ijinin gue juga." Tut——-
"MIH, ADEK LAPER. "
HADUH! Ini anak baru ditinggal bentar udah susah banget, Taeyong hanya bisa mengelus dadanya sabar. Yuk bisa yuk, bisa gila maksudnya.
"Iya dek, sabar."
*
Jaehyun yang baru saja bangun langsung melihat kesekitar dan hanya ada Mark disebelahnya yang masih terlelap. Ia langsung mengukur suhu badan Mark kembali.
38 Derajat Celcius! Masih panas!
Pria itu beranjak dari kasurnya pelan pelan untuk mematikan Ac kamarnya dan memperbaiki selimut Mark. Lalu keluar dari kamar kostannya. Ia melihat ke sekeliling tidak ada Taeyong maupun si gembrot di depan.
Jaehyun melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar Taeyong, dan benar saja Taeyong sedang menemani Jeno bermain di karpet.
"Minimal cuci muka dulu deh, Jae. Iler lu noh udah berbentuk benua Antartika." Kata Taeyong melihat Jaehyun yang masuk ke kamarnya khas orang bangun tidur.
"Masih ngantuk, Yong." Jawab Jaehyun lirih lalu dia mendekati Taeyong yang duduk di karpet dan menarik pinggang ramping pria mungil itu untuk ia peluk.
"Duh malu tuh diliatin Jeno." Kata Taeyong ketika Jaehyun yang mendusel di pinggangnya.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Choose Family
Hayran KurguMark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua mengambil langkah untuk meninggalkan panti agar tidak dipisahkan satu-sama lain. "Adek cepat pilih ya...
