ch 3

26.3K 1.7K 29
                                    

JANGAN LUPA VOTE.



Arshaka terbangun di pagi hari dan sudah berada di atas ranjang. Bukannya dia tertidur di lantai semalam karena kelelahan menangis, kenapa dia tiba-tiba sudah terbangun di atas ranjangnya?

"Ayah." Kedua netra coklat itu kembali bersaput halimun.

Arshaka membungkus seluruh tubuhnya dengan selimut, terlihat gundukan di dalam selimut itu bergetar dengan hebat —Posisi tidur Arshaka meringkuk seperti bayi di dalam kandungan. Ngerti, kan?

Arshaka merasakan tubuhnya di dekap dari luar oleh seseorang, dan saat si kecil sedikit membuka selimut yang menutupi kepalanya. Dari sudut matanya bisa melihat sosok Zio yang mendekap erat tubuh kecil nya.

Si kecil membalikkan tubuhnya yang membelakangi sang dominan, dan balas memeluk tubuh sang dominan tidak kalah eratnya, suara tangisan memilukan kembali terdengar.

"Yo .. kenapa bohong? Ayah ternyata udah nggak ada. Gara-gara sindrom ini, gw sampai lupain ayah. Hic, gw .., Aneh." Suara si kecil teredam di dalam pelukan sang dominan.

"Nope! Kenapa ngomong kayak gitu? Shaka itu istimewa, Arshaka nggak aneh. Shaka permata kami."

Zio membalikkan tubuh si kecil menjadi berada di atasnya, lalu menangkup wajah sembab si kecil agar mendongak menatapnya.

"Jangan ngomong kayak gitu lagi! Gw nggak suka dengernya."

"Tapi gw memang an–mnghh!?"

Zio mencium bibir Arshaka, sebelum si kecil menyelesaikan ucapannya. Zio tidak tahan! Cowo itu melumat bibir Arshaka dengan kasar.

Si kecil memberontak dengan hebat, apalah dia ini, apalah?!

Zio membalikan posisinya menjadi dia yang berada di atas Arshaka, cowo itu menahan kedua tangan si kecil di atas kepalanya tanpa melepaskan ciumannya.

"Zi–humpt ngh yo!"

Si kecil tantrum, karena HEI! INI FIRST KISS NYA! Dan sahabat cowo nya sendiri yang mengambil first kiss miliknya! Arshaka tidak terima!

Zio melepaskan ciumannya, sebelum kembali melumat bibir yang selalu menjadi candu baginya. iya, ini bukan kali pertamanya Zio mencium Arshaka. 'Mereka' sering menciumi Arshaka saat si kecil tidak sadar. Bahkan ... Ya, maybe more than that?

"Buka mulut."

Arshaka menggeleng keras dan mengatupkan bibirnya. Zio tidak kehabisan akal, cowo itu sengaja memilin nipple si kecil hingga Arshaka sedikit membuka mulutnya dan melenguh kecil.

Kesempatan itu tidak di sia-sia oleh sang dominan. Zio kembali menciumi si kecil, lebih menuntut dari sebelumnya.

Ciuman itu turun ke arah leher Arshaka. Mengendus aroma minyak telon yang menguar dari sana, mengecupnya bertubi-tubi.

"Mngh Zio, si–alan! Minggir lo! ARGHH!"

Arshaka berteriak keras, saat Zio menggigit lehernya hingga meninggalkan bekas gigitan dan sedikit mengeluarkan darah.

Cowo itu menatap si kecil yang juga sedang menatapnya, dengan kedua mata yang sudah berlinang air mata.

"Maaf. Sakit?" Zio mengusap pipi si kecil yang sudah banjir air mata, dan mengelus lembut leher Arshaka yang tercetak jelas bekas gigitan nya.

"Pake nanya! Ya sakit lah goblok!" Sungut si kecil.

"Mulut lo kayaknya mau gw hukum lagi,"

Zio memiringkan kepalanya dan bersiap akan mencium bibir Arshaka kembali, namun si kecil membenturkan kepalanya pada hidung cowo itu, hingga Zio melepaskan cengkraman tangannya dan memegangi hidungnya yang terasa sakit. Patah kali ya.

"Arghh, Shak! Gila, sakit banget!"

Ini lebay, tapi serius deh .. Zio berguling-guling di atas ranjang dengan memegangi hidungnya. Dari sela-sela jari cowo itu, terlihat ada sedikit darah yang keluar.

Si kecil yang tadinya ingin marah pun, tidak jadi. Dia malah panik sendiri dan merasa bersalah.

"Yo! Lo gapapa!? Liat gw dulu coba, sini!"

Si kecil menduduki tubuh sang dominan yang masih berguling-guling tidak jelas. Kedua tangan kecilnya menangkup wajah sang dominan.

"Lepasin tangan lo, biar gw bisa liat hidungnya." Arshaka berbicara dengan panik. Kekhawatiran tercetak jelas pada wajah si kecil.

Zio menurut, menurunkan kedua tangannya yang menutupi hidung. And, woww. Si kecil sangat terkejut melihat hidung si dominan yang mengeluarkan banyak darah.

"ANJIR, YO! PATAH INI MAH!" Teriak si kecil heboh.

Tidak lama setelah si kecil berteriak, terdengar suara langkah kaki tergesa-gesa ke arah kamarnya.

BRAKK!

"APA YANG PATAH?!"

Pintu di dobrak dengan keras, dan muncullah Brian, Candra dan Denio.

Tubuh mereka mematung di pintu saat melihat posisi Arshaka dan Zio yang, err ... Ambigu.

Refleks si kecil mengangkat kedua tangannya, "Ini nggak seperti yang kalian pikir!"

***


ARSHAKA JOCASTA  Where stories live. Discover now