Bab 8 - Berdebar

4.2K 520 32
                                    

Melihat interaksi antara Raveno dan Zayn membuat jantung Larisa berdebar-debar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Melihat interaksi antara Raveno dan Zayn membuat jantung Larisa berdebar-debar. Dia tidak menyangka bahwa interaksi mereka berdua akan terlihat sangat intim layaknya anak laki-laki dengan ayahnya. Keduanya memang seharusnya seperti itu, mengingat mereka memang memiliki ikatan darah, namun, jika diingat bagaimana buruknya sikap Raveno di masa lampau, Larisa tidak berani membayangkan hal ini.

Kini, hal ini benar-benar terjadi. Kehangatan terpancar diantara hubungan Raveno dengan Zayn, hal tersebut sempat membuat Larisa terharu dan berkaca-kaca matanya. Apa yang membuat Raveno berubah? Apa pria ini berubah selamanya? Ataukah hanya sementara sampai mendapatkan kemauannya?

**********************

Bab 8 - Berdebar

Setelah makan malam bersama dalam keadaan yang cukup canggung untuk Larisa, akhirnya, makan malam itu berakhir tanpa kejadian buruk apapun. Setelahnya, Raveno kembali ke ruang tamu, dimana dia diajak oleh Zayn untuk mewarnai bukunya.

Saat jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan, Larisa meminta Zayn untuk segera pergi tidur.

Zayn sempat bertanya, "Apa Ayah tidur di sini juga?" tanyanya dengan ekspresi wajah polosnya.

Larisa dan Raveno saling tatap satu sama lain, kemudian Larisalah yang menjawab, bahwa Raveno tidak akan tidur di sana karena tempat kerjanya jauh.

"Tapi nanti Ayah akan tidur di sini, kan?" tanya Zayn lagi sebelum masuk ke dalam kamarnya.

"Iya, kalau Ayah libur kerja," jawab raveno cepat hingga membuat Larisa hanya menatapnya dengan tatapan penuh tanya. Jelas Larisa mempertanyakan jawaban Raveno itu. Jika pria ini menginap di rumah kontrakannya ini, mau tidur dimanakah dia? Sedangkan di rumahnya ini hanya ada dua kamar, kamarnya, dan juga kamar Zayn.

Kini, setelah Zayn tidur, tiba saatnya dia melihat Raveno dan berharap pria itu sudah pergi. Namun rupanya, Raveno masih menunggu di ruang tamunya.

Larisa mendekat dan dia membuka suaranya, "Zayn sudah tidur. Kupikir, lebih baik kamu segera pulang," usirnya.

Raveno berdiri seketika. "Besok, pagi-pagi sekali akan ada orang ke sini, benerin pintu sama pasang teralis."

"Untuk apa? Aku kan bilang nggak perlu."

"Kamu pikir aku ngelakuin ini buat kamu? Ini demi keamanan Zayn. Jika Zayn ikut tinggal denganku, aku tidak akan peduli mau rumah ini rubuh atau tidak," ucap Raveno dengan kesal.

Larisa menghela napas panjang, pada akhirnya dia mengalah. Ya, dia tak bisa melawan pria ini. Larisa hanya berharap bahwa Raveno tidak lagi mencampuri hidupnya lebih jauh lagi.

"Kalaau begitu, aku pulang," ucapnya sembari melirik ke arah jam tangannya. "Terima kasih makan malamnya," lanjutnya lagi sembari bergegas pergi menuju ke arah pintu. Larisa sempat ternganga karena kalimat terakhir Raveno. Terima kasih? Raveno tak pernah bersikap dan melakukan hal itu di masa lalu. Apa yang sebenarnya terjadi dengan pria itu.

EX HUSBANDWhere stories live. Discover now