Bab 6 - 'Segala Cara'

5.2K 617 19
                                    

NOTE : CERITA ini sudah tamat di KARYAKARSA, bagi yang pengen baca cepat bisa ke karyakarsa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

NOTE : CERITA ini sudah tamat di KARYAKARSA, bagi yang pengen baca cepat bisa ke karyakarsa. yang mau sabar bisa baca di sini gratis! Tersedia juga Ebooknya di PLAYBOOK.

****

"Di mana aku? Dimana aku?!" tanya Larisa dengan setengah histeris setelah dia bangun dari tidurnya dan mendapati dirinya seperti sedang berada di dalam sebuah ruang inap rumah sakit.

"Rumah sakit. Kamu pendarahan."

"Apa? Tidak... tidak..." ucap Larisa sembari menggelengkan kepalanya dan memeluk perutnya sendiri.

"Terimalah. Kamu sudah kehilangan dia," ucap Raveno dengan tenang tapi pasti.

Larisa mulai menangis dengan perkataan itu. "Kamu jahat... kamu jahat! Kamu pria yang paling jahat!" seru Larisa tak henti-henti... ya, pria yang tega menggugurkan darah dagingnya sendiri adalah pria paling jahat di muka bumi ini, dan pria itu adalah Raveno Atmajaya, suaminya...

********************

Bab 6 – 'Segala Cara'

Larisa memilih diam saja, ketika kini Raveno sedang mengamati dirinya di hadapannya. Setelah setuju untuk pergi bersama pria itu, pria itu mengajaknya menuju ke sebuah kafe yang di dalamnya terdapat area bermain anak-anak.

Zayn tampak senang bermain di tempat tersebut, sedangkan kini Larisa duduk berhadapan dengan Raveno sembari sesekali melihat Zayn dari tempat duduknya.

"Bagaimana kabar kalian?" tanya Raveno membuka percakapan mereka.

Larisa yang tadinya menunduk, kini mengangkat wajahnya seketika dan menatap Raveno dengan penuh tanya. Saat menjadi istri pria itu dan ketika mereka hidup bersama satu atap, Raveno tidak pernah mempertanyakan kalimat tersebut pada Larisa. Bahkan bisa dibilang, pria ini tidak pernah melihat Larisa berada di sekitarnya, kecuali saat pria ini ingin melakukan seks dengannya.

Kini, Larisa bingung dengan pertanyaan tersebut, dia tampak asing dengan sikap Raveno. Apa yang direncanakan pria ini? Apa yang dia inginkan? Jelas Larisa akan curiga, mengingat pria ini adalah pria yang manipulatif.

Larisa jadi ingat, bagaimana malam pertama yang mereka lalui saat itu... waktu itu, Raveno masih bersikap baik padanya, dan Larisa tidak menyangka bahwa semua itu hanya topeng untuk mendapatkan keinginannya...

Malam itu...

"Capek?" tanya Raveno yang tampak penuh perhatian.

Pria itu sudah melepaskan setelannya, meninggalkan hanya dengan kemeja putihnya saja dengan dua kancing atas yang sudah dibuka dan juga lengan panjang yang sudah digulung sesiku. Rambut pria itu juga sudah tak serapi sebelumnya.

Larisa sendiri kini juga sudah menghapus riasanya, dia ingin segera melepaskan gaun pengantin yang masih dia kenakan dan juga segera membersihkan dirinya.

EX HUSBANDOn viuen les histories. Descobreix ara