Bab 7 - Perubahan Raveno

4K 538 13
                                    

Ya, Larisa ingat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ya, Larisa ingat. Kehamilan pertamanya saat mengandung Zayn cukup berat. Dia mual muntah hampir sepanjang hari. Tubuhnya sering lemas, bahkan beberapa kali dia dirawat di rumah sakit karena kondisinya yang melemah. Hal tersebut tentu tak bisa membuatnya melayani Raveno sebagai suaminya, memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang istri untuk memuaskan hasrat biologis suaminya itu.

Apa... itukah yang dimaksud Raveno? Bahwa dengan kehamilan keduanya, pria ini takut tak bisa dilayani lagi.

"Uuumm, kupikir, kehamilan kali ini cukup berbeda, aku cukup kuat dibandingkan saat itu."

"Tidak." Raveno menjawab cepat. "Aku tak setuju dengan kehamilan kali ini. Satu anak sudah cukup. Pergi kembalilah ke dokter dan gugurkan bayi itu," lanjutnya lagi dengan tegas dan kejam hingga membuat Larisa ternganga karena ucapan suaminya itu...

Saat itu, Larisa jelas menolak rencana Raveno. Seorang ibu tidak akan tega menggugurkan darah dagingnya senidri. Namun, Raveno melakukan 'segala cara' tadi, untuk mendapatkan keinginannya tanpa memikirkan perasaan yang lainnya.....

*********************

Bab 7 – Perubahan Raveno

"Tunggu dulu, kita bisa membicarakan semua ini baik-baik, Mas... Ada Zayn yang harus dijaga perasaannya," Larisa akhirnya menurunkan sedikit pertahanannya. Dia masih bergidik ngeri ketika mengingat 'segala cara' yang diucapkan oleh Raveno.

Raveno menyunggingkan sedikit senyumannya. Dia senang, selain karena Larisa masih memiliki rasa takut kepadanya, Raveno juga senang mendengar panggilan yang diucapkan oleh Larisa terhadapnya.

Ya, dia rindu dipanggil seperti itu oleh Larisa. Satu-satunya orang di dunia ini yang memanggilnya dengan panggilan 'Mas', hanyalah Larisa. Dan entah kenapa, dia rindu mendengarnya.

"Oke. Demi Zayn, aku akan memberimu kelonggaran. Lalu, apa usulmu?" tanya Raveno.

"Kita berpisah sudah cukup lama."

"Ya. Arena kamu kabur begitu saja," Raveno memotong perkataan Larisa.

"Aku tidak akan kabur kalau kamu nggak ngelakuin hal kejam itu, Mas!" seru Larisa cepat. Dia tidak menyangka bahwa Raveno akan dengan santai menangapi kepergian dirinya saat itu.

"Oke lanjutkan," ucap Raveno.

"Selama ini, aku mengatakan pada Zayn kalau ayahnya sedang kerja. Aku nggak mau dia tahu tentang masalah kita. Kalau tiba-tiba kamu mengajak kami pulang, itu akan membuatnya kebingungan."

"Lalu?"

"Biarkan dia tinggal bersamaku, sebagai gantinya, kamu bisa mengunjunginya kapanpun."

"Menurutmu, apa dia tak semakin kebingungan dengan hal itu? Kenapa ayah dan ibunya tidak tinggal bersama?"

"Aku bisa mengatakan bahwa kamu masih harus bekerja. Dan tempat kerjamu cukup jauh dari rumah kami."

Raveno tersenyum miring. "Rupanya kamu sekarang pandai berbohong," sindirnya.

EX HUSBANDWhere stories live. Discover now