10 : CHAIDEN

193 18 13
                                    

Bella merasa semenjak kejadian di mobil, tingkah laku ayah asuhnya kian hari semakin aneh. Ada perasaan tak nyaman ketika Bella menangkap mata Vince seperti sering memperhatikan lekuk tubuhnya. Itu bukanlah tatapan seorang ayah pada putrinya. Bella dengan jelas memahami itu. Namun karena tidak mau berpikiran negatif, Bella mencoba bersikap seperti biasa.

Permasalahan ekstrakurikuler telah selesai. Pada akhirnya Bella memilih ikut ekstrakurikuler memasak di sekolahnya. Bella pun telah berteman baik dengan anggota ekskul tersebut. Khususnya dengan gadis, yang ternyata teman kelasnya. Gadis itu bernama Syera.

Syera pandai sekali memasak. Bella jadi banyak belajar darinya. Mereka juga sering membicarakan topik lain seperti buku novel yang memang tersedia di perpustakaan sekolah.

Tidak seperti kedua teman Bella yang lain, Syera ini sangat lemah lembut dari tutur bicara bahkan pergerakan. Selain itu wajah yang sangat cantik dan sifat baik hatinya membuat sosok Syera ini menjadi rebutan para teman angkatan dan kakak kelas.

Ting!

Suara notifikasi pesan masuk membuat Bella meminta maaf pada Syera yang sedang bercerita, Syera pun mengerti dan membiarkan Bella membuka ponselnya.

Jika kau ingin tahu, temui aku di gerbang belakang sekolahmu saat pulang sekolah.

Jantung Bella berdegup cepat, tentu ia tidak ingin melewatkan kesempatan ini. Jika memang apa yang pengirim pesan ini benar soal dirinya tidak aman tinggal di kediaman Vince maka Bella harus memastikan terlebih dahulu siapa orang dibalik pesan misterius ini.

Hati-hati, dia selalu mengawasimu. Pastikan dia tidak tahu soal pertemuan kau dan aku nanti.

Bella menaruh ponselnya di dalam saku rok, menoleh pada Syera dan meminta gadis itu agar lanjut bercerita. Syera mengangguk dan mulai melanjutkan ceritanya dengan Bella yang mendengarkan dengan seksama. Terkadang Bella merespon dengan pertanyaan dan Syera menjawabnya, sampai akhirnya bel sekolah berakhir berdering dan menggema ke setiap penjuru ruangan.

"Sampai bertemu besok di kelas, Bella." Bella mengangguk dan melambai halus pada Syera yang beranjak keluar ruang khusus ekskul memasak. Anggota lain juga mulai keluar dan tersisalah Bella seorang.

Bella dengan cepat meraih ranselnya dan keluar ruangan lalu berjalan menuju gerbang belakang sekolah. Jarak dari ruang ekskul memasak ke sana tidak jauh, hanya butuh melewati 3 ruangan saja. Dari kejauhan Bella dapat melihat sosok tinggi berperawakan laki-laki menyandar di luar gerbang dengan hoddie hitam. Bella tidak dapat menebak siapa itu karena wajahnya tidak kelihatan.

Tepat ketika kakinya berada satu langkah di dekat gerbang, Bella berdeham dengan raut sedikit takut dan perasaan was-was. Perlahan sosok laki-laki itu berdiri tegap dan berbalik. Mata Bella membulat sempurna melihat siapa sebenarnya orang di depannya. Gerakan cepat Bella membuka gerbang membuat laki-laki itu tersenyum tipis.

"Kak Byan?!" Bella keluar gerbang dan mendekat pada laki-laki yang ternyata adalah Byan, sang bartender yang bekerja di bar milik Ed.

Byan mengangguk, "Sebelum kita bicara, aku mau kau matikan ponselmu terlebih dulu, Bella." wajahnya cukup serius sehingga Bella dengan kepolosannya mengangguk mematuhi ucapan Byan. 

Pada saat Bella ingin mematikan ponselnya, tiba-tiba saja panggilan dari Vince masuk. Bella reflek menerima panggilan tersebut membuat Byan menghela nafas dan mencoba menyimak pembicaraan Bella dengan ayah asuhnya.

"Dimana kau, sweetheart? apa kau masih bersama temanmu di dalam?"

Bella menatap Byan dengan ponsel yang masih menempel di telinga kanannya, "Aku.." Byan mengangguk seakan menyuruh dirinya untuk menjawab 'ya' saja.

"Iya, aku masih bersama teman."

"Siapa? apa dia Je atau Verina yang pernah kau ceritakan?"

"Em..y-ya, aku masih bersama mereka."

"Lalu kapan kau ingin pulang, sweetheart?"

Bella meminta pendapat Byan melalui tatapan. Byan dengan wajah datar menggerakan bibirnya tanpa bersuara. Untungnya Bella paham dan dengan cepat menjawab Vince. "Daddy pulang duluan saja. Verina bilang akan mengantarku setelah kami selesai mengobrol."

"Baiklah, jangan main kemanapun setelah kalian selesai. Langsung pulang. Mengerti, sweetheart?"

"I-iya, aku mengerti, dad."

Panggilan tersebut berakhir. Byan meminta Bella mematikan ponsel segera dan gadis itu melakukannya.

"Kita pergi ke tempat yang lebih nyaman untuk mengobrol, Bella. Aku harus menjelaskan sesuatu, ini penting demi dirimu sendiri." Byan pun mengajak Bella naik ke atas motornya. 

Setelah naik, Bella tanpa ragu melingkari tangannya pada Byan karena takut jatuh. Motor Byan yang merupakan motor Triumph Tiger 900 GT Pro, yang harganya sekitar 500 jutaan lebih itu mulai melaju dengan Byan yang sesekali melihat wajah Bella dari kaca spion.

Di lain tempat, Vince memperhatikan layar ponselnya yang sudah tidak dapat menujukan lokasi Bella. Kemudian Vince menelepon seseorang dengan suara dingin.

"Cari lokasi Bella sekarang. Aku beri waktu 30 menit, jika kau tidak bisa menemukannya, kau mati!"

Setelah itu Vince memukul setir dan menggeram tertahan, raut wajahnya begitu kesal dan alis matanya menukik tajam. "Bermain kemana kau, Bella? siapa yang berani membuatmu berbohong padaku?!" 

Karena tak mau berlama-lama berdiam diri di depan sekolah Bella-nya, Vince memutuskan untuk mencari keberadaan gadis kecilnya dengan melajukan mobil memutar ke belakang sekolah yang menjadi tempat terakhir GPS Bella berada. Vince memperhatikan sekitar dan mendapati pintu gerbang belakang terbuka sedikit. Ia yakin pasti Bella keluar dari sekolah lewat gerbang itu. Tapi yang menjadi pertanyaan adalah dengan siapa?

Ting!

Rahang Vince semakin mengeras dan membanting ponselnya. Lokasi yang dikirimkan anak buahnya untuk mencari Bella merupakan lokasi yang sangat sulit Vince datangi karena lokasi tersebut merupakan kediaman besar saingan bisnisnya dan orang yang membawa Bella pergi adalah putra sematawayang dari saingannya. Mengapa Bella bisa bisa berhubungan dengan orang itu? tunggu dulu! Vince meraih kembali ponselnya dan melihat detail pesan lain nya.

Chaiden

Vince mengetik nama itu di kolom pencarian dan memijat area belakang lehernya dengan gerakan pelan. Wajah yang muncul selain saingan bisnisnya adalah wajah pemuda yang ternyata pernah bertemu dengannya saat di bar milik Ed. 

Abyan Chaiden

Mengapa juga dirinya baru sadar kalau ternyata bartender yang menatapnya tajam saat membawa Bella pergi dari bar adalah Byan, putra sematawayang nya Axon Chaiden?

"Bella.." mata Vince terpejam dan seringai muncul di wajahnya.

Kedua mata Vince tebuka, menatap tajam jalanan dan mulai menancap gas mobil menuju ke mansion-nya. Vince tidak bisa menyusul Bella ke sana karena menurutnya sia-sia. Sepertinya dia akan mulai menunjukkan kuasanya sebagai sosok Vince Leandro yang sebenarnya. Menunggu Bella di rumah menjadi pilihan terbaik karena dengan begitu, Bella-nya akan segera tahu sisi gelapnya yang dia coba tutupi selama ini.

"Hukuman menunggumu di rumah, sweetheart!"



ArabellaWhere stories live. Discover now