07 : A KISS

387 16 0
                                    

"Dad?"

Imajinasi liar yang sejak tadi bersarang di otaknya lenyap seketika saat Bella melambaikan tangan ke depan wajah Vince.

Vince berhenti mengusap betis gadis itu yang masih tenggelam di air kemudian pria itu naik keluar kolam renang dan duduk di sebelah Bella.

Vince melirik buku terbuka milik gadia itu yang berada di atas pahanya.

"Apa kau sangat suka belajar, Bella?" tanya Vince, mencoba mengalihkan pikiran kotornya yang sejak tadi membayangkan dirinya mencumbu Bella di tengah-tengah kolam.

Bella mengangguk seraya tersenyum. Jari lentiknya menunjuk beberapa soal lalu menjelaskan bahwa dirinya sangat suka mencari jawaban dari soal-soal dari buku yang ia pegang.

Gadis itu sangat semangat bahkan Vince kini hanya memandangi wajah ceria Bella tanpa peduli dengan buku sialan yang gadis itu bahas.

Sesekali Vince mengusap rambut Bella kala mereka saling bercengkrama soal pelajaran yang sangat Bella sukai.

Hingga waktu berlalu, Vince melihat arloji yang melingkari tangannya, tentu saja arloji itu sangat mahal dan tahan air.

"Sudah larut, ayo masuk Bella. Kau harus sekolah besok." Vince berdiri dengan handuk yang ada di bahunya, ia membantu Bella untuk berdiri juga.
Lalu mereka pun masuk ke dalam mansion  beriringan.

"Istirahatlah..belajar besok saja di sekolah. Jangan memaksakan diri untuk mengisi soal-soal yang menyulitkan itu malam ini." ujar Vince yang sudah berada di depan pintu kamar Bella. Ya, pria itu mengantar Bella ke kamarnya.

Bella mengangguk patuh. Bagi Bella, ucapan Vince telah menjadi perintah mutlak yang baginya. Bella tidak ingin keras kepala. Vince sudah sangat baik padanya, maka Bella harus menurut pada orang tua asuhnya itu.

"Bella." panggil Vince ketika Bella hendak masuk ke dalam kamarnya.

Gadis itu berbalik, "Iya, dad?"

Vince meraih bagian belakang kepala gadis itu dengan bibir menyentuh kening Bella.

"Panggil aku jika kau butuh apapun, little one."

Bella merona dan hanya bisa mengangguk. Usai mengatakan itu Bella tetap berdiri di tempatnya, membiarkan Vince pergi dahulu, baru ia masuk ke dalam kamarnya.

Bella mengeratkan buku dalam pelukannya. Wajahnya memanas ketika mengingat perlakuan manis yang Vince berikan padanya tadi.

Sebelumnya, Bella tidak pernah mendapatkan kasih sayang orang tuanya. Terutama sang ayah. Ayah kandungnya tidak pernah melakukan apa yang Vince lakukan padanya.

Menanyakan soal kesukaannya, mengusap kepalanya, memeluknya, atau bahkan memberi kecupan singkat pada keningnya. Ayah kandung Bella tidak pernah melakukan itu.

Bella semakin merasa beruntung bisa bertemu dengan Vince di bar dan berakhir menjadi anak asuh pria itu. Vince sangat lembut, perhatian, bahkan royal.

Bella mulai berpikir dirinya seperti seorang putri selayaknya putri. Ia pikir, Vince tidak akan menyakitinya. Vince akan terus menjaga dan menyayanginya. Bella percaya Vince akan terus seperti itu.

"L-lebih baik aku tidur sekarang! besok harus ke sekolah." Bella buru-buru menaruh buku dan bolpoin miliknya di atas meja belajar setelah itu loncat ke atas kasur.

Bella berbaring dengan nyaman. Selimut ia tarik hingga dada. Bella berdoa terlebih dahulu setelah itu menutup mata dan mulai tertidur.

Keesokan harinya, Bella bangun tepat waktu seperti biasa. Gadis itu langsung bangkit untuk merapikan kasurnya sendiri lalu berlari memasuki kamar mandi.

ArabellaWhere stories live. Discover now