05 : NEW SCHOOL

317 23 0
                                    

Seluruh kebutuhan Bella telah disiapkan oleh Vince. Bahkan Vince tak tanggung-tanggung mendaftarkan namanya di sebuah sekolah ternama di ibu kota.

"Jangan ragu untuk menyebut namaku, Vince Leandro, kalau kau diganggu oleh siswa lain di sekolahmu. Mereka tidak akan berani menyentuhmu seujung kuku pun jika kau mengatakan dirimu adalah milikku." Vince mengusap puncak kepala Bella sementara gadis itu mengangguk, tanda bahwa dirinya paham apa yang harus dia lakukan jika dia mengalami kekerasan atau pembullyan di sekolah barunya.

"Kita akan bertemu saat kau pulang sekolah, aku akan menjemput nanti."

"Aku mengerti, daddy."

"Good girl. Kalau begitu pergilah."

Baru saja Bella berhasil terlepas dari seatbelt dan ingin menggerakkan tangan untuk membuka pintu mobil, Vince menahannya. Bella segera menoleh.

"Ada apa, dad?" tanya Bella.

Vince mengetuk dua kali pipi kirinya dengan jari telunjuk. Bella sedikit memiringkan wajah, tidak paham apa yang Vince lakukan. Gadis itu justru meraba pipi kirinya sendiri karena berpikir mungkin ada sesuatu yang kotor.

Vince mengulum senyum tipis dan mulai menyodorkan pipi kirinya ke depan Bella.

"Cium pipi ku sebelum kau pergi, Bella." perjelasnya karena gemas pada Bella yang salah menangkap kodenya.

Wajah gadis itu memanas dan memandang ragu pipi Vince yang ada di hadapannya. Bella tidak pernah mencium ayah kandungnya sendiri selama ini, lantas bagaimana ia mencium pipi Vince sekarang?

"Cepat, kau akan terlambat."

Bella akhirnya menyerah pada pergulatan batinnya dan melakukan apa yang Vince minta. Bibir Bella menempel pada pipi pria itu. Hanya sedetik lalu Bella menjauh dan membuka pintu mobil, gadis itu keluar dengan sangat cepat sehingga Vince menyeringai melihatnya.

Rahang Vince mengetat sempurna, pria yang sering menaklukan banyak wanita di ranjang kini merasa gemas karena Bella. Vince memukul setir dan memejamkan mata, menikmati sisa sentuhan di pipi kirinya. Bella benar-benar membuatnya hilang akal.

"Aku akan memintanya lagi lain kali, tentu saja bukan di pipi seperti tadi." Vince terkekeh dan membuka mata, ia menyalakan mesin lalu memutar arah mobil.

Vince pergi menuju Leandro de Hotel dengan kecepatan sedang. Memikirkan bagaimana bosannya ia ketika di sana membuat Vince mendengus. Baru berpisah dengan Bella beberapa menit lalu, tapi gadis kecil-nya berhasil menyita seluruh atensinya.

Vince berhenti di depan hotel dan mulai berjalan masuk ke dalam. Semua pegawai hotel menampilkan senyum terbaiknya seraya membungkuk hormat saat melihat dan berpapasan dengannya.

Vince dengan tegap dan wajah datar memasuki ruang kerjanya. Neoland Decrano masuk begitu dirinya berhasil duduk di kursi kebesarannya.

"Ada apa, Neo?" tanya Vince pada asisten pribadinya itu.

Neo menaruh beberapa dokumen yang dia bawa tadi di atas meja Vince dan membukanya, memberi tahu Vince sebuah tanda dimana Vince harus menandatangani dokumen tersebut.

"Aku akan melakukannya nanti. Keluar kau." Vince mengibaskan tangan.

"Tapi dokumen itu harus segera ditandatangani, Tuan Vince."

Vince menaikkan satu alis. "Apa kau tidak mengerti kataku? aku akan melakukannya nanti. Kau pergi dan urus pekerjaan lain, aku sedang sibuk." ucapnya seraya mengutak-atik laptop yang sudah menyala.

Neo menghela nafas dan berbalik keluar ruangan Vince. Hal yang harus dilakukan Neo adalah menuruti perintah Vince, jika tidak maka pria itu pasti tidak akan melakukan pekerjaan yang tadi dia ajukan.

ArabellaWhere stories live. Discover now