20 - Obedient

40.2K 4K 117
                                    

ngeliat kalian minta up terus tuh, aku jadi luluh. hshshs!

Happy Reading !~

૮ ˶ˆ꒳ˆ˵ ა
🤍💙

Viktor mulai mendekatkan pisau lipat ditangannya kearah leher Deron. Membuat Leovan, Nathan, Liam juga Kian yang baru tiba disana, semakin mempercepat langkah kaki jenjang mereka.

Liam berdecak, ia segera berlari dan menarik kasar tubuh Viktor. Membuat Deron langsung jatuh bersimpuh dalam keadaan setengah sadar.

"VIKTOR VITTONE SADARLAH!!" bentak Liam, membuat Viktor tertegun.

Leovan dan Nathan sebenarnya telah tahu, jika ada seorang pengkhianat di Mansion yang selalu melaporkan setiap kegiatan Eve pada Deron. Tidak hanya satu, tapi dua orang. Sepasang suami istri yang telah gelap mata karena uang dan rasa iri.

Awalnya, mereka hanya menonton tanpa minat semua yang dilakukan Deron melalui CCTV. Walau sedikit tidak menyangka jika Deron akan senekat ini, pria itu terlalu menyepelekan Viktor dan Tristan. Hanya karena keduanya yang masih muda.

Namun saat melihat Eve yang terus menangis enggan menunjukkan wajah. Leovan dan Nathan langsung beranjak keluar dari ruangan masing-masing. Meminta Steve untuk menghandle semua pekerjaan, dan segera pergi menuju kesini.

"Kira-kira, bagaimana nasib kedua pengkhianat di Mansion sekarang?" Leovan merangkul pundak anak sulungnya.

Nathan mengedikkan bahu. "Itu urusan Gerald."

"Lepas!" desis Liam tajam, merebut paksa pisau lipat yang terdapat bercak darah dari genggaman Viktor.

Leovan berjalan mendekati Deron. "See, kau terlalu meremehkan anak didikku."

Deron menggelengkan kepala, berusaha untuk menatap Leovan yang kini berjongkok dihadapannya.

"Kembalikan, putraku." gumam Deron serak, membuat Leovan berdecak tak habis pikir.

"Sadarlah, dia bukan lagi putramu." ujar Leovan mengejek, menepuk pipi Deron dua kali sebelum berdiri.

"Kau sangat menyedihkan. Kian, cepat seret dia ke rumah sakit. Aku tidak ingin ada kasus pembunuhan di sekolah ini."

"Baik, Tuan." Leovan menyingkir, membiarkan Kian menyeret Deron yang kini telah benar-benar kehilangan kesadaran.

Leovan kemudian beralih pada Viktor, yang juga tengah menatapnya dengan wajah dipenuhi darah.

"Aku tidak benar-benar berniat untuk menculik bayi anda, Tuan." panik Viktor, melihat Leovan yang berjalan mendekat.

"Bodoh." lirih Leovan, mengusap darah di dahi Viktor. "Kau bau amis. Tristan, bawa kakakmu ke rumah sakit."

"Baik, Tuan." Tristan segera menghampiri Viktor, yang kini mulai limbung dengan pandangan memburam.

"Liam." Leovan menadahkan tangannya yang terkena darah Viktor, membuat Liam segera mengeluarkan sapu tangan.

Saat Leovan tengah membersihkan darah di tangannya, ia baru sadar jika Nathan tidak ada disana.

"Dimana Nana?"

Liam menunjuk kearah pintu ruangan khusus yang tertutup rapat. "Tuan Muda Nathan baru saja masuk kedalam, Tuan."

⭑⭑⭑

"A-Ayah." masih membenamkan wajah dalam tekukan lutut diatas sofa, Eve menangis tersedu memanggil Deron.

Ia khawatir saat mendengar teriakan Deron tadi, namun Lou terus mendekap dan menahan wajahnya.

EVERT (TERBIT)Where stories live. Discover now