PROLOG

14.9K 1.1K 27
                                    


PROLOG


Larisa membantu ibunya menata hidangan makan malam di atas meja makan, malam ini, mereka akan kedatangan tamu yang cukup special. Itu adalah keluarga Atmajaya, salah satu keluarga konglomerat di negeri ini.

Bagaimana bisa keluarga sekelas mereka datang ke rumah sederhana keluarga Larisa?

Semua itu bermula ketika ayah Larisa menyelamatkan nyawa Reihan Atmajaya, si pemilik Atmajaya Group yang saat itu sedang mengalami kecelakaan tunggal. Ayah Larisalah yaang membawanya ke rumah sakit, menungguinya, hingga keluarga Reihan datang. Dokter saat itu bahkan mengatakan jika Ayah Larisa seorang penyelamat, karena jika tidak segera di bawa ke rumah sakit, Reihan mungkin tak akan bisa diselamatkan lagi.

Sejak saat itu, hubungan keluarga Atmajaya dengan keluarga Larisa menjadi sangat baik. Keluarga Larisa bahkan diperlakukan layaknya keluarga sendiri oleh keluarga Atmajaya.

Apalagi Larisa, dia sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh keluarga Atmajaya. Bahkan, Larisa akan ditanggung biaya sekolahnya nanti oleh keluarga Atmajaya. Hal tersebut merupakan kabar yang sangat membahagiakan untuk Larisa dan kedua orang tuanya. Tentu saja, mengingat mereka bukanlah dari kalangan berada.

Kini, malam ini, rencananya keluarga Atmajaya akan datang ke rumah keluarga Larisa untuk melakukan makan malam bersama. Awalnya, keluarga Larisa tak percaya bahwa keluargaa Atmajaya berencana datang ke rumah sederhana mereka bahkan makan mal;am dengan mereka. Namun, Reihan meyakinkan ayah Larisa bahwa mereka melakukan hal tersebut karena mereka ingin membahas sesuatu dengan keluarga Larisa.

Pada akhirnya, hari ini dilakukanlah pertemuan tersebut. Bahkan kabarnya, tak hanya pasangan suami istri Atmajaya yang datang. Putra tunggal mereka, Raveno Atmajaya, juga ikut serta pada jamuan makan malam kali ini.

"Ibu berharap makanannya sesuai dengan selera mereka," ucap ibu Larisa.

Larisa menatap ibunya kemudian tersenyum lembut padanya. "Masakan Ibu yang paling enak. Jadi, mereka pasti akan suka."

"Kalau Tuan dan Nyonya Atmajaya mungkin iya. Tapi Ibu kurang yakin dengan Nak Raveno. Kabarnya, beliau lebih sering tinggal di luar negeri."

"Bu... justru karena itu, Larisa yakin kalau dia nanti pasti suka dengan masakan ibu yang tak biasa di lidahnya."

Sang ibu tersenyum lembut, sangat senang dengan pujian yang diberikan Larisa kepadanya. Bagaimana pun juga, pujian tersebut membuat rasa percaya dirinya meningkat seketika. Putrinya itu memanglah gadis yang sangat baik, dan dia sangat menyayanginya.

Suara ketukan pintu membuat Larisa dan ibunya saling menatap satu sama lain. Keduanya saling tersenyum kemudian sang ibu yang berkata "Ibu yang akan membuka pintunya, lanjutkan ini ya..."

"Baik, Bu..." setelahnya, sang ibu bergegas pergi, sedangkan Larisa kembali melakukan aktifitasnya yaitu menata segala sesuatu di atas meja makan.

Tepat ketika Larisa menyelesaikan semua tugasnya, para tamu rupanya sudah di bimbing menuju ke meja makan. Larisa melihat kehadiran mereka dengan ekspresi wajah bahagianya. Nyonya Atmajaya bahkan sudah menghambur memeluknya. Tak lupa, Larisa juga bersalaman dengan Reihan Atmajaya. Hingga pada akhirnya, Larisa berhadapan dengan seorang pria muda yang kemungkinan besar adalah putra keluarga Atmajaya yaitu Raveno Atmajaya.

"Larisa, kenalkan. Ini Raveno, putra Ibu," ucap Nyonya Atmajaya. Memang, Larisa sudah diminta memanggil Ibu pada perempuan paruh baya itu. Sekali lagi, dia sudah dianggap seperti anaknya sendiri.

Larisa tersenyum lembut pada Nyonya Atmajaya, kemudian dia menatap pria di hadapannya itu dan mengulurkan telapak tangannya untuk berjabat tangan ddengannya sembari memperkenalkan diri.

"Larisa," ucap Larisa.

Pria itu tampak mengamati telapak tangan Larisa, lalu dia menyambutnya dengan telapak tangannya. "Raveno," ucapnya.

Keduanya bersalaman cukup lama, hingga suara deheman dari Nyonya Atmajaya membuat keduanya saling melepaskan jabatan taangaan masing-masing.

"Wah! Wah! Kayaknya mereka cocok, Pah! Mama nggak salah pilih kan?" ucap Nyonya Atmajaya.

Larisa tampak bingung menanggapi pertanyaan perempuan paruh baya di hadapannya tersebut, dan hal tersebut membuat Reihan Atmajaya membuka suaranya. "Jadi, Pak, Bu, dan Larisa. Kedatangan kami kemari selain ingin mempererat tali persaudaraan juga ingin menyampaikan sesuatu hal yang penting."

Ayah Larisa sempat mengerutkan keningnya, kemudian dia menanggaapi. "Mari kita duduk dulu sambil menikmati makan malam," ajaknya.

Semua orang yang berada di sana akhirnya duduk, lalu mulai mengambil menu makanan di hadapan mereka bahkan mulai menyantapnya.

Ayah Larisa membuka suaranya lagi. "Jadi, apa yang ingin Pak Reihan ucapkan?" tanya Ayah Larisa kemudian.

"Ini tentang Larisa," jawab Reihan. "Saya dan istri saya berharap dapat meminangnya untuk putra kami, Raveno Atmajaya."

Setelah ucapan Reihan tersebut, suasana menjadi hening. Ayah dan ibu Larisa saling menatap satu sama lain, bingung dengan permintaan tersebut. Kemudian mereka menatap Larisa seolah-olah mencari tahu apa yang dirasakan dan diinginkan oleh Larisa. Sedangkan Larisa sendiri hanya bisa menundukkan kepalanya.

Larisa tentu tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya dan apa yang dia inginkan. Dirinya masih berusia 18 tahun, dirinya bahkan baru saja lulus dari sekolah menengah atas. Ada banyak hal yang ingin dilakukan Larisa kedepannya, bahkan dia juga ingin melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi.

Namun kini, secara terang-terangan dia dilamar oleh keluarga konglomerat yang sudah seperti keluarganya sendiri. Apa yang harus dia lakukan? Haruskah dia menerima lamarannya? Atau haruskah dia memutuskan sebaliknya?

-TBC-

Cerita ini sudah HAMPIR TAMAT di Karyakarsa. bagi yang pengen baca cepat, silahkan mertapat ke Karyakarsa yaahhh... terima kasih.... 

EX HUSBANDWhere stories live. Discover now