11

6K 457 13
                                    

Tersisa satu nomor yang belum ditandatangani di kertas milik Fazie dan Rafael, tepatnya nomer yang terdapat nama Ghazi.

"Ghazi ini siapa sih?"

"Orangnya yang mana?"

"Katanya Ghazi itu murid paling nakal di sini"

"Iya, katanya sangking nakalnya sampe engga naik kelas dua tahun!"

Suara murid-murid baru lain yang membicarakan seorang Ghazi.

"Ael, ini cari Ghazi di mana ya?" Tanya Fazie kepada Rafael.

"Enggak tau"

"Terus gimana dong? Mau cari di mana, anaknya yang mana aja kita kagak tau" Keluh Fazie.

"Cari dulu" Rafael menggandeng tangan kecil Fazie untuk mencari sosok Ghazi.

Fazie ikut saja, setiap bertemu kakak kelas laki-laki Fazie selalu bertanya kepada Rafael, " Ael, Itu Ghazi bukan" Dan Rafael selalu menjawab "bukan". Sebenarnya Rafael ini tau yang mana Ghazi apa tidak sih! Pikir Fazie.

Fazie dan Rafael sudah mengelilingi seisi sekolah ini, hanya satu yang belum yaitu gudang.

"Masa kita harus ke gudang sih?" Tanya Fazie.

"Coba, siapa tau ada"

Akhirnya Fazie dan Rafael mendatangi gudang. Dan benar saja di depan gudang sudah banyak murid-murid, Fazie sangat yakin sekarang pasti Ghazi ada di dalam.

"Em misi, Ghazi nya ada di dalam ya?" Tanya Fazie kepada salah satu murid.

"Kata Kakak kelas yang lain sih gitu, tapi enggak ada yang berani masuk" Jawab murid itu.

"Ael gimana? Masa kita nunggu sampe dia keluar? Eh Ael mau ke mana?" Fazie bertanya kepada Rafael, tapi Rafael malah berjalan menuju pintu gudang.

Mau tak mau Fazie pun mengikuti Rafael dan diikuti juga oleh murid-murid lainnya.

Rafael pun membuka pintu gudang itu dengan santai, setelahnya terdengar suara gaduh dari dalam.

"Woy siapa yang berani masuk!"

"Berani sekali lu masuk sembarangan, siapa lu?!" Tanya seseorang kepada Rafael.

"Bang Ghazi mana?" Tanpa memperdulikan orang itu, Rafael malah menanyakan dimana keberadaan Ghazi.

"Tidur noh anaknya, bangunin sendiri kalo berani" Orang itu menunjuk sosok Ghazi yang sedang tidur di lantai pojok dengan tas sebagai bantalnya.

Dengan langkah yakin Rafael menghampiri Ghazi, sedangkan yang lainya hanya berdiri di belakang sambil menatap takut-takut.

"Bang"

Dengan berani, Rafael memegang pundak dan membalikkan tubuh Ghazi yang sedang tengkurap.

Ghazi yang memang tidak suka jika tidurnya terusik pun hendak menonjok orang yang mengganggunya itu. Tapi dengan cepat Rafael langsung menepis tangan Ghazi sehingga tonjokan itu tak jadi mengenai tubuhnya.

"Mau apa sih lo?! Rafael napa?" Ghazi menurunkan nada bicaranya saat menyadari bahwa ia kenal dengan orang yang mengganggu tidurnya itu.

"Mau minta tanda tangan doang" Rafael menyerahkan selembar kertasnya.

"Nih, pergi!" Usir Ghazi setelah menandatangani dan menyerahkan kertas itu kepada Rafael, lalu ia kembali membaringkan tubuhnya dan memejamkan matanya.

"Kak, kami juga mau minta ta-"

"Keluar!!" Ucapan murid itu langsung disela Ghazi.

"Em, keluar aja dulu. Kasini lagi kalo Ghazi dah bangun" Ucap salah satu teman Ghazi.

KayZie [Brothership]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang