9

8.2K 536 5
                                    

Pagi ini Vander berniat membangunkan anak bungsunya dengan lembut tetapi karena gemas Ia menciumi pipi gembul kemerahan milik Fazie dengan bruntal.

Karena masih mengantuk dan merasa terganggu, Fazie pun menangis. Vander yang panik pun langsung menggendongnya dan menenangkannya.

"Syuttt,,, sayang maafkan Papa nak" Ucap Vander dengan lembut.

"Hikss,,, mau Kakak"

"Iya kita cari Kakak yuk" Vander melangkahkan kakinya untuk menuju teras dan menemui Kaylen.

Kaylen sedang berada di teras sambil mengelus-elus motor mahalnya itu.

"Kenapa lagi motornya? " Tanya Vander.

Kaylen menoleh ke belakang, bisa ia lihat sang adik sedang berada di gendongan sang Papa.

"Baret semua. Adek, sini"

Fazie segera minta diturunkan dari gendongan sang Papa dan langsung menghampiri sang Kakak.

Ia memeluk Kaylen dari belakang dan meletakkan kepalanya ke pundak Kaylen, mukannya dicondongkan ke depan.  Hingga pipi gembulnya menempel dengan pipi sang Kakak

"Adek habis nangis yaa, kenapa?" Tanya Kaylen saat menyadari mata sembab sang adik.

"Papa nakal~" Adu Fazie.

"Papa ngapain adek?" Kaylen menatap sang Papa tajam.

"Papa bangunin adek"

"Pasti bangunin nya bruntal kan?" Tanya Kaylen, ia tau jika adiknya itu akan menangis ketika tidurnya terganggu. Pasti Papahnya mengganggu.

"Nggak sengaja!" Tekan Vander.

Kaylen mengabaikan alasan sang Papa, sebenarnya ia juga tau jika Papanya itu pasti gemas dengan Fazie lalu mengganggu nya sampai sang adik terbangun, adiknya ini memang menggemaskan sekali jadi wajar saja.

"Fazie mau minta susu bibi dulu~" Fazie melepaskan pelukkannya dan berlari masuk ke rumahnya.

"Fazie jangan lari!"

Yang awalnya berlari, Fazie pun langsung berhenti berlari dan berjalan biasa.

"Pah motorku gimana?" Tanya Kaylen.

Vander memandangi body motor sebelah kanan yang penuh dengan baret memanjang.

"Gimana apanya, bawa ke bengkel lah" Ucap Vander dengan acuh

"Enak ye kalo ngomong, uangnya mana?" Jatah uang miliknya minggu ini hanya tersisa dua ratus ribu saja mana cukup kan.

"Tunggu hukuman mu selesai"

"Pah!"

"Apa? Salah siapa naik motornya enggak hati-hati, udah baret baru ribut kamu!" Omel Vander.

"Ya gimana kagak jatuh? Lawannya curang!" Ucap Kaylen tak terima.

"Ya udah, resiko"

"Yaudah lah tunggu sebentar lagi yaa, ntar gua benerin ke bengkel sampe kinclong lagi" Ucap Kaylen sambil mengelus body motornya.

Vander hanya melihat sang anak dengan tatapan jengah. Ini bukan pertama kalinya motor milik Kaylen itu baret. Bahkan pernah lebih parah dari ini. Tentu saja biaya untuk memperbaikinya juga mahal.

"Papa~"

Tak lama kemudian bocah gembul itu berlari ke arah Vander, dan langsung menubrukkan dirinya ke pelukkan sang Papa.

"Adek, jangan lari-lari, kalo jatuh gimana?" Tegur Vander.

"Hehehe maaf Papa" Ucap Fazie sambil menyengir lucu.

KayZie [Brothership]Where stories live. Discover now