salebamil

7.4K 1K 74
                                    

Zavira berjalan menuju lift yang hanya bisa diakses oleh para guru dan beberapa murid. Biasanya hanya inti OSIS, para ketua ekskul, dan beberapa murid yang memiliki pengaruh besar seperti anak donatur dan murid yang berprestasi yang bisa mengaksesnya.

Zavira selaku salah satu anak donatur jadi ia memilikinya karena lift ini hanya bisa terbuka apabila memiliki kartu akses.

Setelah menunjukan kartunya Zavira masuk dengan tenang. Kenyataan bahwa ia terlambat tidak membuatnya merasa panik. Lagipula di kehidupannya dulu ia tidak asing lagi dengan yang namanya telat ke sekolah. Dan khusus hari ini karena ia malas menggunakan anak tangga jadinya ia memakai lift.

Melihat ada seseorang berlari menuju ke arahnya eh atau mungkin menuju lift ia berbaik hati meletakan tangganya diantara pintu lift agar kembali terbuka. Cowok berseragam sama sepertinya itu memasuki lift.

"Thanks" gumamnya singkat.

Zavira berdehem. Sembari menunggu Zavira melirik cowok berhodie disampingnya. Wajahnya tidak begitu kelihatan karena penutup hodie yang dipakainya. Tetapi Zavira yakin bahwa dibalik penutup itu ada pahatan indah milik wajah cowok itu.

Brak!

Tiba-tiba lift terguncang. Haih ini yang membuatnya malas menggunakan lift. Kenapa harus disaat yang seperti ini. Zavira menekan salah satu tombol di lift itu memberitahukan bahwa lift bermasalah dan ada orang yang sedang terjebak didalam.

Zavira masih diam menatap tenang tombol-tombol lift itu sebelum lirihan seseorang membuatnya terhenyak. Zavira menatap cowok berhodie itu yang kini sudah meluruhkan tubuhnya di pojokan lift. Kepalanya ditelusupkan kepada kedua lututnya dengan kedua tanganya yang dijadikan tumpuan.

Sebenarnya Zavira ingin mengacuhkannya tetapi melihat badan cowok itu sampai bergetar ia jadi tidak tega. Belum lagi racauan dan tangis lirih cowok itu membuatnya merasakan dejavu di kehidupan awalnya. Yah bagaimana kejadian ini bisa dialaminya dua kali. Sama-sama di lift pula. Bedanya dulu ia sudah menjadi seorang sekretaris CEO, dan orang yang sedang meringkuk menyedihkan itu bukan juga seorang siswa SMA, melainkan bosnya sendiri. Dan seperti kisah klise lainnya bos itu malah mencintainya tidak peduli bahwa ia menjadi salah satunya bukan satu-satunya. Ia bahkan menjadi pacar yang paling royal. Ah ia jadi merindukan kehidupannya yang dulu.

"Bunda, Al gak mau dikurung. Keluarin Al dari sini, bunda.. "

Zavira kembali mendapatkan kesadarannya. Aih ia malah melamunkan kehidupannya dulu sampai mengabaikan bahwa kini ada orang yang sama menyedihkan dengan pacar CEO nya dulu. Apakah ia juga mempunyai trauma dengan ruangan sempit dan gelap. Tapi lift ini tidak gelap sih. Akh! Berhenti Zavira! Kalau kau terus-terusan memikirkan ini kau akan membuat mental cowok itu lebih parah.

Zavira mendekati cowok itu. Ia menarik paksa kedua tangan cowok itu. Bisa ia rasakan jari-jarinya yang dingin dan basah. Cowok itu sampai mengeluarkan keringat dingin.

"Hei! Liat gue! Liat gue"

Sembari menggenggam tangan cowok itu, Zavira berusaha mengalihkan cowok itu dari racauannya.

"Hei! Liat gue! Tarik napas terus hembusin pelan-pelan lewat mulut"

"Tarik napas... Hembuskan.. "

"Tarik napas... Hembuskan.. "

Zavira berhasil membuat cowok itu sedikit tenang. Zavira juga membiarkan cowok itu memeluknya. Dipikir-pikir kasian juga cowok itu.

Ponsel Zavira berbunyi menandakan ada panggilan yang masuk. Bagaimana Zavira bisa lupa kalau ia membawa ponsel. Kan ia bisa meminta tolong dari tadi. Lagipula ia jadi ragu kalau ini sekolah elit, masa pihak keamanannya lelet sih. Ini sudah lama loh dari waktu ia memencet tombol emergency. Menyebalkan sekali.

Help MeWhere stories live. Discover now