salebaud

9.6K 1.2K 202
                                    

Zavira mengernyitkan dahinya ketika baru terbangun dan kini ia sudah ada di kamar yang terasa familiar.  Bukankah tadi ia tertidur di kamar Prince?

Zavira ingin beranjak bangun tetapi sebuah lengan menahannya. Lengan itu membuatnya semakin menempel pada tubuh kekar seseorang. Siapa nih?

Zavira menggeliat berusaha melepaskan diri. Tetapi memang sudah hukum alam kalau tenaga laki-laki itu lebih besar dari tenaga perempuan. Yah jadinya usahanya itu sia-sia. Bukannya melonggar, pelukan itu malah semakin mengerat.

"Agas..lepasin pelukannya, sesek tauk"

Zavira menatap sebal adik tampannya itu. Ah andai Ragas bukan adiknya, pasti Zavira sudah menjadikan salah satu ayangnya. Sayang sekali kalau si tampan ini di sia-siakan. Apalagi Ragas ini mempunyai sifat imut yang tidak orang lain tau karena hanya akan diperlihatkan untuk orang yang benar-benar ia sayang. Dan Zavira ini termasuk orang yang beruntung selain mendiang ibunya dan Gavriel di masa yang akan datang.

Ia jadi teringat misinya. Ia harus menormalkan semua pemeran laki-laki. Dan Semua saudaranya adalah bucinnya Gavriel. Jadi apakah ia harus mendekati saudarannya? Memang ia bukan saudara asli mereka. Tetapikan statusnya sekarang menjadi saudara mereka. Kandung lagi.

Jadi ia harus incest gitu? Dih gak banget.

Ia memang harus menormalkan mereka. Tetapi setampan-tampannya saudaranya sekarang ia tetap tidak mau kalau harus menjalin hubungan lebih dari kakak adik.

Bentar ia harus mengingat siapa saja bucin Gavriel. Ia tidak boleh melupakan satu orangpun. Walau ia malas berhubungan dengan para calon homo itu tetapi ia juga tidak mau kalau jadi setan penasaran. Ia juga tidak mau masuk neraka. Mengingat dosanya yang banyak, ia jadi yakin kalau surga tidak mau ditempatinya.

Ya mungkin kalau ia membantu atau mungkin lebih tepatnya menjalankan permintaan terakhir dari Lova alias si pemilik tubuh, dosa-dosanya bisa diampuni. Dan nanti di kematiannya yang kedua ia bisa masuk surga, em- mungkin.

"Agas.. "

Lagi-lagi Zavira menggeliat memaksa lepas dari pelukan erat adiknya. Tetapi adiknya itu sepertinya enggan untuk melepaskan kenyamanannya.

"Kak Lova jangan gerak terus nanti ada yang bangun"

Suara serak milik Ragas membuat Zavira terdiam berpikir. Memang apa yang bangun? Apakah Ragas? Lah seharusnya bagus dong kalau si Ragas bangun. Ia jadi bisa melepaskan diri dari pelukan yang rada menyesakkan ini.

"Kak Lova.. "

Kali ini sampai Ragas merengek ketika Zavira semakin menggeliat. Hah benar-benar imut. Andai sekarang Zavira memegang ponselnya, ia ingin mengabadikan wajah imut itu.

Wait! Kenapa wajah Ragas memerah? Tetapi wajahnya menjadi semakin imut.

Setelah dibuat gemas dengan wajah imutnya, kini Zavira malah dibuat bingung oleh Ragas karena tiba-tiba bangkit dari ranjang dan berlari menuju kamar mandi. Ada apa dengan adiknya ini.

Entahlah, Zavira memilih tidak peduli dengan apa yang terjadi pada Ragas. Ia kini bangkit menuju kamarnya sendiri mengabaikan rasa penasarannya. Ia harus mengotrol rasa keponya sendiri mengingat malam itu ia mengalami kejadian yang sangat membagongkan.

Sedangkan di sisi lain..

"Dasar burung murahan, kesenggol dikit doang bangun" lirihnya frustasi.







§§§







Zavira mencoba mengingat nama-nama si calon bucin Gavriel. Seingatnya ada tujuh orang. Kalau tiga diantaranya adalah Prince, Astra, dan Agas, berarti empat orang yang lainnya adalah..

Pria ber-codename V,

Sepupunya,

Salah satu murid misterius di SMA Mandala,

Dan...

Siapa lagi sih yang terakhir? Ia hanya mengetahui keenamnya. Itupun hanya dari segi nama. Karena di cerita novel, yang paling menonjol hanyalah ketiga saudaranya dan pria bercodename V itu. Bahkan V sendiri tidak diketahui siapa nama aslinya.

Aih benar-benar menyebalkan. Niatnya hidup di sini kan untuk menjadi beban bukannya yang punya beban. Pokoknya kalau ia berhasil menormalkan mereka semua dan memecahkan misteri keluarga Ardilova, ia harus masuk ke surga. Kan dia penasaran sama para pangerannya. Eh memangnya di surga ada pangeran yah? Et-tapikan di surga semua juga ada. Mungkin kalau ia meminta para oppa-oppa dan ahjussi kesayangannya mungkin juga dikabulkan.

Hihi pasti menyenangkan.

Zavira beranjak mematikan semua lampu. Jika biasanya ia lebih memilih tidur dengan satu lampu tidur, entah mengapa sekarang ia ingin tidur dengan kegelapan malam. Padahal biasanya ia tidak bisa tidur kalau gelap.

Zavira sudah dalam posisi rebahan sebelum ia merasa aneh dengan kamarnya. Apakah di kamarnya terpasang lampu otomatis, yang ketika mati lampu otomatis nyala. Apasih namanya ia lupa.

Tapi masa lampu otomatis itu warnanya merah. Udah gitu dipasang di pojok-pojok ruangan lagi. Sungguh membagongkan.

Zavira memejamkan matanya sebelum kembali duduk dan menggeram kesal. Cahaya merah yang ia kira lampu otomatis itu adalah kamera tersembunyi. Kenapa ia tidak sadar? Dan sejak kapan kamarnya dipasang kamera tersembunyi? Untung saja ia selalu ganti di kamar mandi.

Tunggu! Kamar mandi!

Zavira menghela napas lega karena tidak ada kamera tersembunyi di kamar mandi. Kalau sampai terpasang, ia tidak akan segan-segan memutilasi orang mesum itu dengan tangannya sendiri.

Zavira keluar dan lebih memilih ke kamar samping milik saudara kembarnya Astra. Ia tidak akan repot-repot mengambil kamera yang terpasang. Biarlah si mesum itu kesal karena kameranya hanya menyorot kamar kosong.

Zavira tidak melihat ada Astra di kamarnya. Tetapi ia memilih tidak peduli. Yang sekarang ada di kepalanya hanya tidur, tidur, tidur. Jadi belum beberapa ia merebahkan diri disana, ia sudah terlelap.

Ckrek!

Zavira mendengar suara itu tetapi lagi-lagi ia tidak peduli. Ia tahu itu suara kamera yang sedang memotretnya padahal. Tetapi sekali lagi ia tidak peduli. Ia hanya ingin tidur sekarang.












Kalian udah sadar ya kalau judul tiap chapternya itu angka yang hurufnya disusun dari belakang?

Hhe yang masih merasa punya tangan silahkan vote, komen, and share.
Gratis kok.

Sekian terima jisung

Help MeWhere stories live. Discover now