24 Hard to say the truth

160K 8.2K 342
                                    

Do you all miss me? Hehe~ sepertinya lebih kangen dokter ganteng. Happy Reading, all^^



"Mama Rendi, Ayahnya Rendi keren banget lho!"


Cherisha mengernyit mendengar kata-kata itu. Ia baru saja akan sampai di rumah kontrakannya untuk mengambil bajunya dan baju Rendi. Hari ini ia memutuskan untuk menginap di rumah orangtuanya lagi. Namun, sekelompok ibu-ibu tetangga berjumlah 5 orang yang sedang merumpi di pinggir jalan menyapanya dan tiba-tiba salah satunya mengatakan hal itu.


"Ng... Ayah Rendi?"tanya Cherisha bingung. Sejak kapan orang-orang tahu Rendi punya ayah? Dirinya sendiri saja sebagai ibu dari Rendi tidak pernah tahu siapa ayah putranya sendiri, pikir Cherisha miris.


"Iya! Ayahnya Rendi!"jawab ibu-ibu yang lain. "Pantesan Rendi ganteng terus pinter. Ayahnya aja dokter yang ganteng gitu!"


Mendengar kata 'ganteng' dan 'dokter', Cherisha langsung bisa menebak siapa yang dimaksud ibu-ibu itu. Wajah Randi yang tampan dan penuh senyum langsung saja terbayang di benaknya, membuat Cherisha tersenyum kecil. Sayangnya apa yang dipikirkan mereka tidak benar, pikir Cherisha sedih.


"Jadi ternyata laki-laki yang sering nganterin Mama Rendi sama Rendi itu ayahnya Rendi ya? Maaf ya kita sempet mikir yang aneh-aneh,"kata yang lain. "Ini gara-gara Mama Dio sih. Suka ngomong yang enggak-enggak!"


"Iya! Anaknya sendiri juga diajarin yang jelek-jelek! Masa' dia ngajarin Dio buat menghina Rendi!"


Jantung Cherisha tiba-tiba berdegup kencang mendengarnya. "A...apa?! menghina?!"


Kelima ibu-ibu itu menatap tak enak pada Cherisha.


"Mamanya Rendi belum dikasih tahu ya sama Ayahnya Rendi?"


Cherisha menggeleng bingung. "Tadi siang dia memang jemput Rendi ke sekolah. Tapi kami belum sempat bertemu lagi. Kejadiannya tadi di sekolah?"


Kemudian mengalirlah cerita mengenai Dio yang menghina Rendi lalu Rendi menonjok anak itu. Bagaimana Mamanya Dio akan memukul Rendi. Bagaimana Randi yang marah besar dan mengancam ibu-ibu menyebalkan itu. Cherisha bisa merasakan airmatanya mulai menggenang karena rasa marah dan sedihnya. Ia tidak menyangka putranya akan mengalami hal seburuk itu di sekolah karena keadaan mereka.


Meskipun begitu, Cherisha merasa sangat bersyukur karena ada Randi saat itu. ia bersyukur dan merasa berterima kasih pada laki-laki itu karena mengaku sebagai ayahnya Rendi. Awalnya Cherisha merasa tidak nyaman karena orang-orang menyebut laki-laki itu sebagai ayah Rendi padahal bukan. Tapi ia akan membiarkannya kali ini demi kebaikan putranya.


Rasanya Cherisha ingin memeluk Randi saking berterima kasihnya.


"Mamanya Dio sering ngomong yang enggak-enggak tentang kalian. Katanya Rendi ayahnya nggak jelas. Suka ngomong-ngomong gitu, di depan anaknya pula,"


"Makanya tadi Dio di sekolah ngeledek Rendi gitu, kata anak saya,"


Cherisha merasakan amarahnya mencapai ubun-ubun mendengar hal itu. Seperti apa dirinya, siapa pun tidak berhak menyebarkan hal-hal jelek seperti itu tentangnya. Kemudian orang yang membuat Cherisha kesal dan sedari tadi dibicarakan ibu-ibu itu, keluar dari rumahnya yang tidak jauh dari sana.

Remember UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang