18. Cinta segi Banyak

29 7 2
                                    

Hai!.

Kawal cerita 'Pisessive Letusan'
Sampe tamat ya.

Dan jangan lupa Vote dan komen All

Heppy Reading...
°°°°°°°°°°°°°°°🥀°°°°°°°°°°°°°°

Letusan mengusap-usap kepala Vellyne Lembut. “Emangnya Lo dapet nilai berapa Lyne?.”

“Enol.”Jawab Vellyne Lempeng.

Leusan beserta teman-teman nya menatap Vellyne Cengo, apakah karna Nilainya Buruk Eh? Maksudnya Sangat-sangat buruk jadi Vellyne Pasrah aja, dan terlalu Susah untuk mengekspresikan perasaannya sekarang?.

Makannya Vellyne memilih Abai dan lebih fokus untuk makan?.

Letusan tersenyum tipis. “Gak papa, jangan dipertahankan yak?.” Ucapnya sembari mempuk-puk kepala Vellyne pelan.

Vellyne menatap Letusan bingung, “ kenapa jangan dipertahanin?. ” Vellyne berpikir bukannya sesuatu yang kita punya atau yang kita punya harus dipertahankan, Bukan?.

“Yakali!, Nilai enol harus dipertahankan,” Bukan, itu bukan suara Letusan tapi Tanah. “Aneh, dasar pacarnya Letusan, Bocil.”

Letusan yang mendengar kata 'Bocil' dari mulut tanah yang ditunjukkan untuk Vellyne, Tak Terima. Apa-apaan itu!.

Tidak ada yang boleh menyebut Vellyne Bocil selain dirinya, tidak ada yang poleh!, Siapapun itu.

Letusan menatap Tajam tanah, sehabis ini ia harus segera memberi pelajaran untuk Tanah sikampret!.

Melihat tatapan tajam yang mengarah padanya, Tanah hanya bisa menyengir menatap letusan, lalu mengalihkan pandangan. Mampus, dirinya salah bicara!.

Angin menepuk pundak Tanah dua kali, dalam artian ‘selamat dapat bogeman.’ yang dibalas Tanah dengan Angukan pelan yang artinya ‘Ya, makasih.’

Banjir yang paham isyarat antara Angin dan Tanah pun terkekeh, Banjir mengalihkan atensinya kearah pintu masuk kantin. Matanya berbinar cerah menatap kearah cowok yang baru saja memasuki kantin, tidak lebih tepatnya kearah Gitar yang dibawa cowok itu.

"Woy, mas-mas yang lagi bawa gitar!.” Banjir berteriak sembari melambai-lambaikan tangannya diudara. “kesini Lo.” Suruhnya.

Cowok yang membawa gitar itu menoleh ke banjir malas, lalu berjalan Ogah-ogahan. “Apa'an" Ucapnya sinis. Lalu Ia sedikit melirik kearah Arcilla yang sedang menangis dipelukan Chellsy, kenapa dia menangis, ada rasa ingin menghibur tapi tak akan bisa, ada pawangnya disini.

Banjir memutar bola matanya malas, apa-apaan itu, pake curi-curi pandang kearah pacar kesayangan nya segala, “Sinis amat Lo.” Ucapnya sewot. "Pinjem gitar!.” Sentaknya.

Cowok yang membawa gitar ditangannya itu, menggeretakkan giginya kesal. "Lo ini niat pinjem apa malak!.” ucapnya ikut tan menyentak.

"Gue pinjem!." Banjir mengubah nadanya menjadi nyolot.

Karna malas berurusan lebih lama dengan Banjir, Cowok gitar itu melemparkan gitarnya kearah Banjir secara tiba-tiba, beruntung Benjir menangkapnya dengan sempurna. "Awas aja kalo sampe gitar gue Rusak!" Ancam nya.

Banjir menatap tajam Cowok di depannya ini, berani sekali dia mengancam dirinya?. "Awas aja kalo suara gitar lo butut!.” Ancam nya balik.

Cowok gitar itu mendesis kesal, " kalo suaranya jelek, itu karna lo!,gak bisa maininnya!."ejeknya dengan suara tegas, lalu berlalu pergi begitu saja.

Banjir mengumpat kearah cowok tadi pergi, lalu beralih menatap kearah Arcilla yang masih menangis bersama Chellsy.

Banjir mencolek-colek pipi Arcilla. "Berhenti nangis, gue mau nyayi. Lo harus dengerin gue nyanyi." pintanya.

Badai menatap mengejek Banjir, jadi ceritanya si banjir mau ngehibur Arcilla nih?.

Banjir mulai memetik gitarnya, menghasilkan suara yang begitu enak didengar. Lalu menatap Arcilla yang juga sedang menatapnya dengan mata bengkak yang memerah.

Banjir segera bmengalihkan pandangannya ke gitar, ia sedang berusaha untuk menahan tawanya yang ingin keluar.

Banjir Berdehem, merilekskan suaranya. "Kutuliskan sebuah Cerita Cinta segi Banyak," Banjir mulai menyajikan Lagu.

Sementara itu semua orang yang berada di meja itu menatap Cengo Banjir, kapan lagunya berubah Liriknya menjadi seperti itu?.

"Dimana akulah yang jadi peran utama." Banjir terus bernyanyilah menghiraukan tatapan aneh mereka kepadanya.

"Aku tak dapat membohongi segala rasa," Banjir kembali menatap mata Arcilla.

Banjir menunjukan senyuman manisnya."Aku menyukai jiwa play Boy Ini!." Lanjutnya, sembari mengedipkan mata kearah Arcilla.

Banjir kembali menahan tawanya yang ingin meledak, melihat wajah masam Arcilla. "Setiap hari banyak Cewek Yang mengitari aku,"

"maka, jangan kamu pasang wajah yang cemburu~."

Raut wajah Arcilla semakin Masam, siapa yang bakal Cemburu coba..?

"Nanti bila mereka datang menemui aku~"

"maka cepat-cepat kamu ngumpet dulu.” Lanjut nya.

"mana ada ngumpet!, yang ada gue tinju mereka." Arcilla berucap Sewot.

Banjir terkekeh samar, lucu sekali melihat wajah marah Arcilla. "Dan... Aku sudah pernah bilang, pacarku bukan kamu saja~"

"Kuu...mempunyai banyak hati, yang tak mungkin kutinga-" nyanyiian Banjir terputus, karna tiba-tiba ada sebuah baso yang melayang masuk kemulutnya.

Itu.... ulah Arcilla, "kalo lo gak Tajir, gue ogah pacaran sama Lo!.” Arcilla menatap garang Banjir.

Banjir mengunyah bakso yang berada dalam mulutnya. " kalo lo gak menarik, gue juga ogah jadi pacar Lo!"

Arcilla semakin menatap tajam Banjir. "Kalo Letusan bukan pacar Sahabat Gue, Gue mending sama Letusan dia lebih-lebih Tajir dari lo!. " ucapnya tajam.

Banjir menatap Arcilla dengan tatapan mengejek. Lalu mendekatkan tubuhnya kearah Arcilla, " Emangnya, Dia mau sama lo?." Tannya nya remeh.

"Kalo dia gak mau, Gue goda!." sungguh Arcilla tidak mau kalah berdebat dengan Banjir.

Dan terjadilah pertempuran Antara Buaya dan Rubah berekor sembilan yang sedang perang dengan tatapan tajam.

Bersambung.........

Gimana part ini, menurut kalian?

Memuaskan atu Enggak?

Jangan lupa Vote dan Komen :)

Dan jangan lupa Bantu promosi cerita
'Posessive Letusan'

By.Meri_Ry
Sabtu, 28-05-2023

Posessive LetusanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang