16. Teman Sinting

15 5 0
                                    

Hai,Apa kabar?

Kawal Cerita ‘Posessive Letusan’
Sampe tamat ya!.

Bantu promosi cerita
‘Posessive Letusan’

Heppy Reading.....
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°🥀°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°


Seperti kelas pada umumnya. kelas Letusan juga Ricuh akan keributan yang dibuat murid-murid di kelas ini.

Memang kelas XII IPS 3, adalah kelas peringkat satu dalam membuat keributan. Bagai mana tidak?.

Semua murid-murid dikelas ini mau cowok atau Cewek semuanya pembuat onar, dikelas ini tidak ada namanya cupu atau nerd.

Kelas ini adalah para inti brandal, mereka semua langganan guru BK. Ruang BK adalah tempat yang sering mereka datangi setiap hari, karena alasan itulah Mereka menjadi murid kesayangan para guru.

Tapi sekarang mereka sedang sedikit ingsap, mereka sekarang hanya sedang bercanda tawa, atau ngegibah seperti murid-murid pada umumnya.

Seperti kursi belakang paling pojok yang diisi Lima lelaki tampan, sesekali mereka memukul atau memaki, dan mengumpat tapi bukan kah itu memang ciri khas mereka?.

Benar 'kan?.

“Menurut Lo pada..... Kenapa kelelawar tidur nya siang?” Badai menatap teman-teman satu persatu dengan menaikan satu alis.

“Menurut Lo sendiri kenapa manusia tidur saat malam?. ” bukannya menjawab banjir malah kembali bertanya.

Badai sedikit berpikir, Hmm “Karna..... Itu keha...rusan?.” Badai menjawab tak yakin.

Banjir Menjentikkan jarinya, dengan sebuah senyum lebar. “begitu juga dengan kelelawar, keharusan nya itu tidur siang!.”

Badai berkedip dua kali, lalu membulatkan mulutnya. “Oh... ”

“Bego.” semua orang yang disana Menatap Letusan. “Dai, njir. Lo berdua sebenarnya kelas berapa sih?. ”Tanyanya dengan mimik serius.

“hm... Kelas Dua be-las kenapa?.” Badai menjawab  dan dianguki Banjir

“Gue...Gak yakin.” Letusan dan Angin menyatukan bersamaan.

Letusan menatap Angin ilfil, “ Gue tau gue emang terlalu sempurna, tapi gak usah pake niru-niru gue.” letusan berucap datar, yang di balas Angin dengan wajah lempeng.

Males bicara sama orang sinting Angin Tuh..

Banjir melihat Letusan dan Angin bergantian. “Cie... Barengan.” Banjir menoleh kearah Badai. “Dai, kita nikahin yuk. Mereka berjodoh. ”

Letusan menatap tajam Banjir. “Mau gue pengal tuh pala!.”

Banjir meneguk ludahnya, “Yakali, tus. Gak mau lah... Gue bercanda.” tapi emang niat mau nikahin lo berdua kok. Lanjut banjir dalam hati.

“Syut.. Syut udah-udah. ” Rerai Badai. “Gue masih ada pertanyaan Tolong dijawab, Tuan-Tuan.”

Banjir mengaguk, “Iya Babu, kita pasti Jawab.”

“Anjir, lo njir.” Badai berteriak  didepan muka Banjir.

“Dai, Gue tau Gue ganteng. Tapi jangan deket-deket.” Banjir menatap Badai jijik, ia mendorong Badai mengunakan Telunjuk.

“Gue masih normal Dai, Masih Normal!, Masih!.” Banjir Berteriak Histeris.

Letusan, Angin dan Badai menatap Banjir Hina. Apa lagi saat melihat Banjir yang menutupi dadadanya mengunakan kedua tanggan sembari menagis buaya.

Posessive LetusanWhere stories live. Discover now