6 - Paguyuban Jomlo Merdeka

187 28 0
                                    


Gue:

Capek-capek ngerjain tugas

yang kelar hubungan kita

Yang waktu itu cuma bercanda kan, L?

BTW, happy weekend

"Welcome to our playground, Jomlo ...."

Sambutan lebay diiringi tiupan terompet tahun baru memenuhi gendang telinga. Yona yang baru datang kontan menyumpal kedua telinganya dengan jari. Orang-orang yang duduk melingkar di lantai kompak memasang wajah meledek. Menyebalkan, Yona mengentakkan kakinya hendak keluar pondok.

"Eh ... eh ... eh ... mau ke mana lo?"

Lukas menangkap pergelangan kaki Yona sebelum cewek itu berhasil keluar, diikuti Upi yang berdiri menghadang.

Wajah Yona ditekuk. "Nyebelin kalian!" Dia menyentakkan kembali kakinya hingga cekalan Lukas terlepas, kemudian duduk di sebelah Upi yang tertawa jahat sekarang.

Saat ini, seperti kegiatan akhir pekan biasanya jika tidak ada kesibukan lain, Yona dan teman-teman sekompleknya berkumpul di sebuah pondok kecil milik ketua RT. Bangunan berbahan dasar kayu itu sudah menjadi semacam basecamp bagi anak-anak Kompleks Merdeka. Kebanyakan yang datang ke pondok ini anak-anak sekolah atau mahasiswa yang butuh WiFi gratis untuk mengerjakan tugas. Meski tak jarang, pemuda-pemudi seperti Kala yang sudah bekerja atau ibu-ibu arisan juga datang ke pondok untuk kepentingan yang lain.

Yona, Lukas, Daniel, dan Upi adalah beberapa orang yang tidak pernah absen dari pondok setiap akhir pekan. Alasan mereka datang sederhana, yakni menumpang berkeluh kesah karena tugas sekolah yang berlarah-larah.

"Nggak ada yang bawa makanan, nih? Pi, Kas, Dan?" Yona bersandar ke belakang. Kepalanya meneleng untuk melihat apa yang dilakukan ketiga temannya. "Kalian ngapain?" tanya Yona ketika melihat Lukas, Daniel, dan Upi sibuk mengeluarkan bungkusan-bungkusan makanan dari tas mereka. Yang paling aneh adalah mereka juga mengeluarkan kertas emas yang digunting kecil-kecil menyerupai konfeti.

"Jangankan makanan, konfeti aja kita bawa." Daniel mengedipkan sebelah matanya. Membuat Yona memutar bola matanya malas dan Upi terpingkal-pingkal.

Yona berdesis. Kenapa juga ia betah berteman dengan dua buaya darat tak berpawang dan satu orang manusia receh yang tertawa bahkan hanya karena suara kentut saja.

"Emang siapa yang ulang tahun? Baik banget sampai dibikinin konfeti segala?" Yona mencebikkan bibir sambil mencomot cireng isi sambal ayam yang dibawa Upi

Upi berdehem. "Bukan buat pesta ulang tahun, kok, tapi kita nyiapin ini semua ..." cewek itu menahan napas sambil lirik-lirik ke arah Daniel dan Lukas. Kemudian, ketiganya kompak berseru, "BUAT ELO ...."

Konfeti jadi-jadian ditaburkan di atas kepala Yona yang tak tau harus bereaksi bagai mana. Terompet tahun baru ditiup kencang-kencang.

"Kok, gue?"

Dengan heboh, Lukas menyalami Yona yang menurut saja. "Selamat ya, Yon, akhirnya lo jomlo lagi."

Alis Yona menukik tajam. Hidungnya mengerut. Jelas tidak terima diberi selamat saat sedang patah hati.

Selesai berjabat tangan dengan Lukas, tangan Yona direbut Daniel. Cowok itu juga menyalami Yona dengan khidmat, sampai digoyang-goyangkan beberapa kali. "Makanya jangan ninggalin kita-kita dalam kejomloan, Yon. Jomlo lagi kan, lo! Soalnya Tuhan nggak suka kalau lo pacaran sementara tiga temen seperjuangan lo masih jomlo."

Yona melepaskan tangannya dari Daniel. "Kalian ngapain, sih?"

"Merayakan kembali jomlonya elo sekaligus peresmian paguyuban kita." Lukas menjawab dengan antusias.

BYEFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang