•32•

443 30 0
                                    

Kolam renang dirumah Aileen terletak dibelakang rumah, disekelilingnya tentu tertutup rapat, namun tidak diatasnya yang dibiarkan terbuka yang berhasil menampakkan keindahan langit berwarna biru

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kolam renang dirumah Aileen terletak dibelakang rumah, disekelilingnya tentu tertutup rapat, namun tidak diatasnya yang dibiarkan terbuka yang berhasil menampakkan keindahan langit berwarna biru. Ukuran kolam renang rumah Aileen terbilang lumayan luas, dengan tiga kursi panjang lengkap dengan payungnya masing-masing.

Ada tiga pot dan masing-masing berisi bunga cantik yang tentunya berbeda jenis. Terlihat bunga itu sangat terawat karena terlihat begitu segar dan jauh dari kata layu. Jika dirinya sedang bosan, pasti dirinya selalu lari ke belakang rumah. Baginya tempat itu adalah salah satu tempat ternyaman untuk menenangkan diri. Tentu saja, karena jauh dari kata bising.

Bukan apa-apa, Aileen sedih karena selama ini kedua orang tuanya tidak memberi tahu rahasia besar bahwa dirinya mempunyai kakak kandung. Kenapa rahasia sebesar itu harus disembunyikan darinya?

Aileen menggeleng pelan, tangan kanannya mengepal. Jika kalian berfikir bahwa Aileen tak suka mempunyai kakak laki-laki maka kalian salah besar. Karena sejujurnya Aileen sungguh sangat menginginkannya, dan yah... Keinginannya itupun akhirnya berhasil terwujud walaupun masih ada rasa kesal pada kedua orang tuanya.

Aileen menghela nafasnya panjang. Mengayun-ayunkan kedua kakinya didalam kolam renang. Harusnya dia harus bisa memahami keadaan. Bukankah selama ini orang tuanya menyembunyikan rahasia besar itu mungkin ada sebabnya, bukan?

Namun, tetap saja dirinya masih sakit hati. Aileen merasa jika dirinya seperti tidak di anggap—ya, walaupun kenyataannya tidaklah seperti itu. Dirinya tidak bisa menyalahkan orang tuanya terus-terusan karena bagaimanapun juga dia harus memaafkan kedua orang tuanya. Sangat kekanak-kanakan jika dirinya harus mengurang dirinya dikamar terus-terusan dan tidak mau makan berhari-hari. No, Aileen tidak menyukai hal seperti itu.

Aileen mengayun-ayunkan kedua kalinya membuat air yang berada di kolam renang bergerak tak tenang. Sementara tangan kanannya terulur untuk mengambil sebotol minuman dingin yang dia ambil sebelum menuju ke kolam renang tadi.

Aileen baru menyesap seteguk air dinginnya ketika ponselnya yang berada disampingnya tiba-tiba bergetar. Jelas karena ada pesan yang baru saja masuk. Ternyata pesan itu dari Aldo. Kontan saja Aileen langsung tersedak dibuatnya. Bagaimana tidak? Sudah beberapa hari ini Aldo tak pernah mengirimkannya pesan, entah apa alasannya, yang pasti Aileen tidak mengetahuinya. Namun hari ini jelas berbeda.

Aldo bukanlah tipe cowok yang suka mengirimkan pesan secara berterus-terusan. Aileen merasa bahwa Aldo mengirimkannya pesan jika ada hal yang penting saja. Namun tentunya dia sudah paham betul dan memaklumi hal itu bahwa kakaknya adalah salah satu seorang cowok kulkas, dimana sangat cuek kepada para cewek yang terpesona oleh ketampanannya.

Aileen seketika terkekeh geli ketika mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu saat berada di mall, banyak cewek cantik yang caper pada kakaknya. Wajar saja kalau begitu, mengingat bahwa wajah Aldo setara dengan Arsen yang jelas sangatlah tampan. Namun sayangnya para cewek itu hanya dianggap angin lalu oleh Aldo. Ah, miris sekali bukan?

Dia Arsen (END)Where stories live. Discover now