1. Gadis Nakal

25.4K 233 3
                                    

“Aahh....” Rintihan pelan lolos begitu saja dari bibir mungil Viona.

Dengan susah payah Viona menegakkan tubuhnya dan menatap ke atas. Terlihat selimut, sprei, gorden yang dia satukan dengan mengikat ujung ke ujung, yang telah dia gunakan untuk turun dari balkon. Ya, gadis itu mencoba keluar dari rumah tanpa sepengetahuan kedua orangtuanya.

Viona Arrabella Stel, berusia 16 tahun. Memiliki tinggi tubuh 160 cm nan langsing, wajahnya bulat dan memiliki rahang seperti huruf V. Memiliki sepasang mata nan bulat, bulu mata lentik dan sepasang alis yang rapih. Memiliki hidung mancung yang mungil dan bibir mungil yang seksi.

Gadis yang biasa dipanggil Vio itu berjalan dengan langkah tertatih untuk mengambil sepasang sepatunya yang berjauhan karena dia lempar dari atas balkon sebelum dirinya turun. Ia segera memakai sepasang sepatu tersebut ke kakinya. Namun belum juga melangkah keluar, tiba-tiba Vio merasakan tubuhnya melayang.

“Mau kabur ke mana lagi kamu, hah?”  Seorang pria bertubuh tinggi dan kekar telah berhasil mengangkat tubuh Vio dan menggendongnya di pundak layaknya karung beras.

“Vio nggak kabur, Dad. Vio mau anu....” Viona sejenak terdiam memikirkan jawaban untuk pertanyaan orangtuanya itu.

“Anu, Dad. Vio cuma mau ke situ doang temanin Pak Juned,” jawab Viona asal.

Edward Stel. Pria tampan yang memiliki 2 anak itu masih terlihat muda dari usianya yang sudah menginjak 40 tahun. Ia pernah menyandang status duda sangat lama dan baru melepasnya sejak 2 tahun yang lalu dan sekarang sudah dikaruniai lagi anak laki-laki yang berusia 1 tahun.

“Vio... Vio... Makanya kamu tuh jadi anak harus belajar yang bener, biar pinteran dikit terus kalo mau bohong tuh bisa cari alasan tuh bisa dipercaya,” ucap Edward sambil terkekeh meledek Viona.

“Vio nggak bohong, Dad. Vio beneran bukan mau kabur kok,” ucap Vio.

“Aduh, Vio. Udah jangan ngelak lagi. Bocah aja pasti gak bakal bisa ketipu.” Edward menurunkan Vio lantas menunjuk kain yang bergantung di pembatas balkon kamar Viona.

“Hehe. Itu... Itu Vio... Aww....” Tiba-tiba saja telinga Viona dijewer dan ditarik Edward, hingga Viona terpaksa melangkah memasuki rumah karena arah tarikan Edward pada daun telinganya yang sudah terasa perih dan panas.

“Kali ini kamu harus belajar yang benar, Vio!” titah Edward.

“Daddy udah ngeluarin banyak uang buat bayar guru privat, tapi gak ada sedikit pun pelajaran yang mereka ajarkan, nyantol di otak kamu. Bahkan, mereka sampe nyerah karena menghadapi sikap kamu yang semaunya!”

“Ihh Daddy perhitungan banget sih, sama anak sendiri juga,” gerutu Vio.

“Bukan gitu, Vio. Kamu tuh har—”

Vio memotong cepat. “Ya ya ya... Vio ngerti, Dad.”

“Si Tua Bangka ini menyebalkan sekali,” gerutunya pelan seraya melangkahkan kaki lebih cepat dari Edward.

“Siapa yang kau sebut tua bangka, Vio?!”

Langkah Viona terhenti. Gadis itu meringis saat tahu kalau ternyata suaranya yang pelan itu mampu tertangkap oleh indera pendengaran Daddy-nya. Ia menoleh ke belakang dan menatap Edward sambil menyengir kuda, lalu memutar tubuh dan melangkahkan kakinya kembali sebelum Daddy-nya itu memberi hukuman atas apa yang baru saja dia ucapkan.

Sementara itu, Edward hanya menghela napas panjang sambil menggeleng-geleng melihat anak gadisnya yang semakin menjauh itu. Salahnya karena terlalu memanjakan Viona, sehingga Viona bersikap semaunya saja. Akan tetapi, Edward berharap dia tidak telat untuk merubah kebiasaan buruk putrinya itu.

Pak Guru, Mau Gak Jadi Pacarku?Where stories live. Discover now