The Baby Bro - Part 2

9.9K 531 20
                                    

Aku menghela napas lelah, menatap papan tulis dengan tidak bergairah. Padahal ini baru pelajaran pertama tapi kenapa sudah membuat mataku perih. Aku bahkan sampai menguap karena bosan. Tiba-tiba pandanganku tertuju pada sosok cantik yang berada didepan sisi kananku.

Ah ini nih! yang bikin mata seger dan melek terus, bukan cuma itu saja tapi juga membuat hatiku berbunga-bunga, layaknya taman bunga ibu yang sedang mekar, wangi, segar dan sedap dipandang.

Wajahnya tampak serius memperhatikan papan tulis yang penuh dengan coretan tangan Pak Guntur, guru Biologiku. Membuatku berdecak kesal, padahal aku jelas lebih tampan dan menarik di banding benda mati sialan itu. Pensil yang dia gunakan kini dimainkannya di udara didekat kepalanya. Kepalanya sesekali tertunduk melihat pada buku dihadapannya, tak lama menatap kembali papan tulis sialan itu.

'Sialan! gue ajah nggak pernah di tatap seintens itu olehnya' batinku menggerutu.

Namun aku semakin terpesona ketika kulihat dari samping wajah cantik itu menekuk seakan berpikir. Pensil yang dipegangnya kini berada dipelipisnya sambil sesekali diketuk-ketukannya. Sumpah dia cantik banget kalau sedang serius seperti itu, ralat bukan saat serius saja tapi dia selalu cantik dan semakin cantik setiap harinya di mataku.

Bugh...!

Aku memejamkan mataku dan mengusap bagian belakang kepalaku, mencoba menahan emosiku saat ini. Dasar nggak bisa lihat orang seneng! Gini nih kelakuan orang yang nggak pernah jatuh cinta tuh, bisanya cuma ngerusak suasana.

Aku membuka mata dan menoleh kebelakang mendapati Sahrul tengah tersenyum penuh kemenangan, aku memicingkan mataku menatapnya bengis. Namun Sahrul malah cengengesan nggak jelas dan menunjuk sesuatu dibawahku dengan isyarat dagunya.

Aku mengikuti arah pandangnya dan mendapati gumpalan kertas yang sudah dibentuk menjadi bulatan kecil dan begitu lecek. Dengan sebal aku mengambilnya dan membuka gumpalan kertas tersebut.

'Awas tuh mata keluar! hahaha...'

Kuampret nih orang! Aku meremas kembali kertas tersebut dan berniat melayangkannya ke wajah Sahrul, namun gerakanku terhenti ketika suara Pak Guntur menggelegar ditelingaku.

"ABRAHAMMM...!"tanganku yang berada diudara diturunkan secara perlahan, aku menoleh dan memandang Pak Guntur yang kini tengah menatapku dengan tatapan mautnya yang aku balas dengan cengiran tanpa dosa.

Sial! anak-anak sekelas bahkan sudah memandangku, mataku melirik kearah dan,

Hei, lihat si cantik Najwa juga memandangku dan tersenyum manis padaku. Akupun tanda sadar membalas senyumannya dan melupakan sosok Pak Guntur yang sedang menatapku garang.

"ABRAHAMMM...!" Aku terlonjak kaget mendengar teriakan Pak Guntur, semua anak sekelas bahkan menertawakanku dan yang paling puas terdengar ditelingaku adalah suara tawa Sahrul dan Doni-teman sebangkuku.

Sial! sekali lagi mataku melirik kearah bangku depan dan mendapati Najwa yang sedang terkikik geli.

Ah Ibu jemput aku sekarang juga! Sumpah ini malu-maluin banget, tahukan gimana rasanya kepergok sama gebetan dalam keadaan yang nggak banget? rasanya tuh nggak bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Seperti pepatah bilang, hidup segan matipun enggan. Kacau beuhh! Jatuh sudah harga pasaranku didepan Najwa, gadis yang selama tiga tahun ini mengisi masa-masa puberku meskipun harus tersembunyi di balik hatiku. Oh Najwa...!

Aku tertunduk lesu dengan muka ditekuk.

"Ada dengan Najwa? sampai kamu tidak berkedip melihatnya, apa Najwa lebih menarik daripada pelajaran saya?" Jangan tanya lagi karena jawabannya sudah jelas, tentu saja Najwa lebih menarik dan selalu menarik dimataku.

The Baby BroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang