Bab 06

6 1 1
                                    

Setelah memasuki lembah kematian dan berada di kawasan hutan hijau yang gelap, Felicia nampak terus berlari dengan kecepatan mencapai hampir 20 Mach, selain berlari dengan kecepatan yang mungkin bisa memecahkan kaca jendela yang dilewatinya, Felicia juga menggenggam sebuah sabit besar di tangannya untuk ia bawa dalam perburuan, di pinggangnya juga ada tas penyimpanan empat dimensi untuk menyimpan beberapa persediaan penting dalam perjalanannya.

Sekitar sepuluh detik mengitari hutan, Felicia langsung berhenti berlari dan menahan tubuhnya yang terseret akibat sisa energi kinetik yang terkumpul dari tubuhnya ketika berlari sangat kencang, alhasil dari tindakan itu, membuat tanah yang menahan kaki dari Felicia berhamburan dan hancur di udara menjadi debu dan gaun yang dikenakan oleh Felicia juga nampak robek akibat gesekan dengan udara dan kotor karena hujan debu tanah yang ia terjang sebagai rem yang menghentikan lajunya. Namun entah ia yang terlalu kencang atau tanah tempat ia berpijak yang terlalu lunak, tubuhnya terseret hingga 30 meter dari tempat ia menahan kecepatan geraknya.

Grerererererererererek booooom

"Adududuh, sakit bet," gumam pelan Felicia sembari memegangi kaki kanannya yang bengkak karena digunakan sebagai jangkar untuk menahan laju dari kecepatan larinya yang enggak ngotak, "Aku pikir kakiku patah," gumam pelan Felicia ketika melihat sepatunya hancur, selain itu sepatu sebelah kirinya juga tidak dalam kondisi baik, hal itu terlihat dari alasnya yang menjadi sangat-sangat tipis.

"Hadeh. Gini amat nasibku yang nelangsa ini" ucap Felicia seketika itu juga karena ngilu di sekitar kakinya akibat mengerem mendadak karena kecepatan tinggi tersebut

"Mau bagaimana lagi," Felicia kemudian mencoba berdiri dan menyerahkan semuanya kepada kemampuan regenerasinya untuk bisa pulih sembari terus berjalan melihat peta dan kompas untuk menuju ke suatu tempat. Ia juga berjalan seperti orang pincang karena menahan rasa sakit dan nyeri yang ia rasakan dari kecerobohannya sendiri.

Setelah sekitar sepuluh meter melangkah, seperti namanya, yaitu lembah kematian, Felicia pun langsung di sambut serangan berupa sekumpulan goblin yang berlarian ke arahnya. Namun, dengan agi di level 500 dan sisa statnya ada di 300, Felicia pun bisa melihat gerakan para goblin dengan jelas, "Majulah Nighmare Scyte!" seru Felicia yang langsung melesat dengan sabit besarnya dan membunuh para goblin dalam sekejap mata. Dan akibat itu, banyak darah berceceran di tanah tersebut yang membuat lautan darah di sana.

Felicia sedikit terdiam, 'Sepertinya mengalahkan sekumpulan goblin bukan masalah bagi senjata yang aku pegang, tapi aku tidak tahu kedepannya,' pikir Felicia sembari mengusap darah yang menodai mata sabitnya dengan kain tipis, ia juga menyiapkan beberapa jarum yang ia rendam di cairan beracun.

'Sebagai putri kerajaan yang tidak sah, aku punya kekuatan yang cukup untuk agar aku bisa bertahan hidup seorang diri. Namun, itu bukanlah masalah utama kenapa aku tidak pergi dari sini, alasan aku tidak bisa meninggalkan tempati adalah, karena aku adalah budak dari ras iblis, jadi aku tidak bisa keluar wilayah iblis tanpa izin dari majikanku, dan itu cukup menyebalkan jika diingat-ingat,' batin Felicia sembari pergi menyeret jasat dari para goblin yang baru saja ia kalahkan tak lupa ia menggali tanah dan mengubur para goblin itu, 'Selain itu agar tidak gampang tertipu, aku harus belajar banyak hal dari Ashura, tak masalah bagiku untuk terus berpura-pura sebagai budak yang patuh sampai akhirnya aku nanti entah kapan akan pergi meninggalkan tempat ini,' batin Felicia dengan  tenang mengubur para goblin ke dalam tanah di dekat pohon besar.

'Aneh rasanya bagiku bisa bersimpati pada sosok yang sebenarnya tadi ingin membunuhku, apa yang sebenarnya aku pikirkan?' batin Felicia yang langsung berdiri dan melanjutkan perjalanannya saat ia sudah selesai dengan apa yang ingin ia lakukan.

Felicia kembali menelusuri hutan sembari membaca peta, ia kemudian berjalan sembari memperhatikan kompas dan memastikan kalau ia berada di arah yang benar, di dalam perjalanan yang ia lakukan itu, secara tiba-tiba ia berhadapan dengan Serigala besar yang terluka berat dan dilindungi dua anaknya, lalu di sekeliling Serigala itu terlihat ada seratus Griffin yang nampak mendekati ketiga serigala itu.

Half Demon PrincessWhere stories live. Discover now