Part 3

652 70 2
                                    

Sementara Skala menaruh belanjaan ke mobil, Leta dan Kalis menunggu di restoran yang telah dipesannya. Leta sangat bersyukur Dona menemukan pria baik seperti Skala, yang begitu perhatian sampai hal-hal terkecil. Dia baru kali ini bertemu pria yang tidak sekalipun mengeluh meski meladeni Kalis yang banyak maunya.

"Kalis seneng hari ini?" tanya Leta pada putrinya itu.

"Seneng banget, Mi! Aku suka banget sama Om Skala," jawab Kalis riang.

Leta tersenyum. "Tapi sayang, kamu jangan sering-sering ya merepotkan Om Skala," bujuknya.

"Emangnya kenapa, Mami?" Kalis menatap Leta dengan mata polosnya.

"Karena kita nggak boleh merepotkan orang lain. Apalagi kalau orang itu sudah banyak membantu kita. Kamu mengerti?" Leta menjelaskan dengan lembut.

"Iya Mami, aku janji nggak akan minta apa-apa lagi ke Om Skala." Kalis mengangguk.

"Makasih ya sayang," balas Leta diikuti usapan lembut di kepala Kalis.

Tiba-tiba ...

"Di sini kamu rupanya!"

Leta tersentak mendapati Bram telah berdiri di sana. Kalis yang ketakutan langsung memeluk Leta. Wanita itu balas merangkul putrinya dengan kuat agar tidak jatuh ke tangan Bram.

"Berani-beraninya kamu kabur dari aku, Leta. Sudah bosan hidup kamu?" desis Bram dengan seringai menakutkan di wajahnya itu.

"A-aku udah bilang ke kamu, aku mau bercerai," ucap Leta terbata.

"Bercerai? Kamu pikir semudah itu aku mau melepaskan kamu?!" bentak Bram.

Semua pengunjung restoran menoleh ke meja Leta dikarenakan suara Bram yang terlalu besar. Pertikaian antara suami istri itu pun menjadi tontonan khalayak ramai.

"Ayo pulang!" Bram menarik tangan Leta secara paksa. Tidak peduli pada rasa malu yang ditimbulkan akibat perbuatannya ini.

"Aku nggak mau ikut kamu!" Leta mencoba menarik tangannya, tapi cekalan Bram begitu kuat. "Aku mau bercerai, Bram!"

"Teruslah bermimpi, Leta. Aku nggak akan pernah menceraikan kamu." Bram menyunggingkan senyum jahat. Dia menarik Leta dengan kuat hingga wanita itu nyaris jatuh, tapi tidak dipedulikannya. "Lihat saja, aku akan beri kamu pelajaran di rumah nanti."

Semua orang hanya menonton, tidak ada satupun yang berani menolong Leta. Malah, alih-alih membantu yang mereka lakukan justru diam-diam merekam.

"Papi, lepasin Mami. Jangan pukulin Mami lagi," mohon Kalis sembari menangis.

"Kamu tenang aja. Bukan cuma Mami kamu yang akan Papi pukul, tapi kamu juga," ucap Bram begitu kejam.

Kalis langsung bersembunyi di bawah tangan Leta, menangis ketakutan.

"Jangan coba-coba kamu menyakiti Kalis," desis Leta mengancam.

Bram tersenyum sinis. "Kita lihat aja nanti," ucapnya jahat.

"Aku benar-benar menyesal menikah dengan laki-laki brengsek seperti kamu, Bram!" ucap Leta lantang. Dia sudah melupakan rasa malunya, tak peduli lagi pada semua penonton di sana.

Langkah Bram otomatis terhenti. Dia menoleh tajam pada Leta. Emosinya meningkat, terlihat dari ekspresinya. Tak lama kemudian tangannya pun terangkat, dan ...

BUGH!

Sebuah pukulan keras melayang ke wajah Leta, membuat pandangannya menggelap dalam sesaat. Telinganya terasa berdenging, kepalanya pening. Sudut bibirnya mengeluarkan darah.

Skandal CintaWhere stories live. Discover now