PART 39

7.8K 743 33
                                    

"berarti Reylan udah nggak sekolah lagi dong" ujar Dafa sedih setelah mendengar cerita dari Reyhan

Saat ini mereka sedang berada di kantin, dan beberapa saat yang lalu Reyhan menceritakan bahwa adik kembarnya akan homeschooling tidak lagi sekolah umum

"Nggak udah sedih gitu kali, kita kan masih bisa ke mansion nya" ucap Aldo yang di angguki farel di samping nya

"Reylan siapa sih" tanya Gabriel, ia sepupu satria yang berasal dari Bandung, baru dua bulan lalu ia bersekolah di sini

Sedikit cerita, Gabriel datang kesini karena mendengar kabar bahwa kakak sepupunya yang tak lain adalah gio meninggal, tapi sayangnya ia baru bisa datang ke Jakarta setelah seminggu gio dimakamkan karena ia harus mengurus sekolahnya disana, lalu setelahnya ia memutuskan untuk sekolah disini dengan alasan menemani satria, karena kedua orangtuanya satria pergi keluar negeri

"Kembarannya Reyhan" Jawab farel

"Oh"

"Gimana kalau setelah ini kita ke mansion nya Reyhan" usul Aldo

"Gue ada les setelah ini, gimana kalau besok aja?" Itu satria yang berbicara

"Terserah kalian sih mau kapan, gue sih oke oke aja, yang penting jangan tengah malam" ucap Varo selaku tuan rumah yang berbicara

"Kalau gitu subuh aja gimana?" Tanya Gabriel yang mendapat pukulan di kepala belakangnya

"Ya nggak gitu juga dodol" ujar Abhi si pelaku yang baru saja memukul Gabriel, atau sebut saja El

"Hehe"

"Gimana nih? Jadi nggak besok?" Tanya Satria

"Jadi dong, Lo gimana rel?" Jawab Aldo lalu setelah itu bertanya pada farel

"Ikut aja" jawabnya

"Perasaan gue kok nggak enak ya" batin Reyhan

                               _________

Ukhuk ukhuk ukhuk

Sudah setengah jam Reylan batuk seperti ini, awalnya sih biasa saja, tapi lama kelamaan batuknya semakin parah dan membuat dadanya terasa sesak

Hanya ada dia saja di kamar ini, ia tidak tahu kemana mommy nya pergi

Ukhuk ukhuk ukhuk

Reylan menutup mulutnya menggunakan tangannya saat di rasa batuk itu kembali menyerang, saat membuka tangannya, alangkah terkejutnya ia saat melihat darah di tangannya

Ukhuk ukhuk ukhuk

"Ugh..."

Reylan meremas dadanya yang terasa sesak, ia meraup oksigen dengan rakus membuat dadanya terasa semakin sesak dan nyeri

"Hhh...hhh.. mommy.. ukhuk ukhuk..."

Reylan berdiri dari duduknya berniat untuk mencari mommy nya, tapi belum sampai di pintu, tubuhnya sudah ambruk dan meringkuk di dinginnya lantai kamarnya

"Mom--my" wajahnya semakin pucat, nafasnya terputus putus, tangannya masih setia meremas dadanya, bahkan sekali kali memukul nya, dadanya naik turun tidak beraturan membuktikan bahwa Reylan sangat sulit menghirup oksigen saat ini

'ceklek'

"BABY!!" Teriak Fanya yang baru saja masuk ke kamar Reylan dan menemukan anaknya yang sedang meringkuk di lantai sambil memegang dadanya

"Baby kenapa hm? Ada apa? Mana yang sakit sayang? Hiks"  tanya fanya beruntun sambil meletakkan tubuh Reylan ke dekapannya

"Sakit mommy.. hiksss.. ukhuk ukhuk ukhuk"

"Mana yang sakit sayang?bilang sama mommy"

"Dada Reylan sakit mom..ugh.."

Fanya menggendong anaknya lalu membaringkannya di ranjang "mommy Ambil air hangat dulu ya, baby tunggu disini" ucap fanya saat di rasa batuk Reylan tidak berhenti berhenti

Setelah beberapa menit, fanya kembali dengan satu gelas air hangat di nampan yang di bawanya, melupakannya sejenak bahwa disini ada puluhan maid yang bekerja

"Ayo minum dulu sayang" ucap fanya sambil membantu Reylan sedikit duduk agar lebih mudah meminumnya

Ukhuk ukhuk ukhuk

Saat meminum air itu, tiba tiba batuk itu kembali dan membuatnya tersedak

Ukhuk! Ukhuk! Ukhuk!

"Hikss.. mommy..sakit..hhh..hhhh.."

Fanya semakin kalang kabut kala Reylan tersedak yang mana membuat batuknya semakin parah

"Mommy harus apa sayang..hiksss.. Edward, iya, mommy akan telfon Daddy mu dulu"

Saat akan menelfon Edward, Ken tiba tiba datang ke kamar Reylan membuat hati fanya sedikit lega

"Ken, syukurlah kau di sini nak, tolong adikmu..hikss"

"Ada apa mom?"

"Nanti mommy jelaskan, sekarang tolong adikmu dulu"

Ken melihat ke arah ranjang dimana ada Reylan yang tengah memukul mukul dadanya

"Hey...jangan di pukul baby, nanti makin sesak" ucap Ken

"Sakit Abang..hiksss"

"Iya, tenang dulu oke?"
Bagaimana ini? Apa yang harus Ken lakukan? Bayang bayang saat ia menangani Reylan waktu keracunan kembali berputar di otaknya, ia sangat takut, tapi mau bagaimana lagi? Hanya ada mommy dan dirinya disini, tidak mungkin kan mommy nya yang menangani Reylan?

"Mom, tolong ambil tabung oksigen di kamar papi" ucap Ken pada fanya yang langsung melaksanakan perintahnya, jika bukan dalam keadaan mendesak, ia tidak akan pernah menyuruh mommy nya seperti ini, ia hanya perlu untuk tenang, maka semua akan teratasi

Setelah fanya datang dengan membawa tabung oksigen, Ken langsung memasangkan nassal canula  di hidung Reylan, lalu setelahnya menyuntikkan obat tidur dosis rendah untuk adiknya

Melihat dada Reylan yang masih naik turun tidak beraturan, Ken langsung bisa menyimpulkan bahwa Reylan masih kesulitan untuk menghirup oksigen, jadi ia putuskan untuk menggantinya dengan masker oksigen

Ken keluar dari kamar lalu masuk kembali dengan membawa mesin ekg,
Setelahnya ia membuka baju Reylan lalu menempelkan elektroda di bagian dada dan lengan Reylan, lalu kabel dari elektroda ini di sambungkan ke mesin ekg dan muncullah grafik yang merekam aktivitas listrik dari jantung Reylan

Setelah selesai, ia memeluk fanya, ia tahu mommy nya ini pasti takut setelah apa yang terjadi pada Reylan, apa lagi dirumah hanya ada mereka berdua

"Tenang mom, baby sudah baik baik saja, nanti aku akan konsultasi dengan dokter Agha mengenai ini" ucap Ken yang diangguki oleh fanya

"Bagaimana baby bisa seperti ini mom?" Tanya Ken

"Mommy tidak tahu, yang jelas saat mommy memasuki kamar baby, baby sudah kesakitan di lantai sambil batuk batuk, jadi mommy putuskan untuk ambil air hangat, waktu baby minum air nya baby tiba tiba batuk lagi terus tersedak, lalu batuknya semakin parah dan nafasnya juga terputus putus, mommy takut ken.. mommy takut tadi......" Terang Fanya

"Ken disini mom, semuanya sudah baik baik saja, jangan takut" ucap Ken sambil mempererat pelukannya dan dibalas tak kalah erat oleh Fanya

Ken lebih dulu melepaskan pelukannya"Ayo kita keluar, biar baby bisa istirahat" ucap Ken pada Fanya

"Iya"

Mereka keluar dari kamar Reylan, tapi sebelum benar benar keluar, Ken dan fanya menyempatkan untuk mencium kening Reylan

Cup

Cup

"Cepat sembuh baby, mommy menyayangi mu"

"Jangan sakit sakit lagi adiknya Abang"

Reyhan ReylanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang