Hujan Ke_40

159K 12.5K 1.1K
                                    

YUK SUPPORT 1K FOLLOWER

Sebelum baca jangan lupa vote
dan ramaikan kolom komentar ya.

Peluk jauh buat para readers yang selalu setia memberi tanda bintang dan yang selalu tinggalkan komen
Kalian terbaik deh 😍

Sekali lagi yuk jangan males komen ya.

Happy reading

*
*
*
*
*

Butuh waktu lama untuk sampai pada titik bahagia
Melewati rasa sakit yang perih
Bergulat dengan ego sendiri
Menahan rasa sesak yang tak terucap
Semua tidak sesederhana selayaknya mengucap kata
"Kamu bisa"

Butuh waktu lama untuk sampai pada titik bahagiaMelewati rasa sakit yang perihBergulat dengan ego sendiriMenahan rasa sesak yang tak terucapSemua tidak sesederhana selayaknya mengucap kata"Kamu bisa"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

* * * * *

"Ru. Hari ini gue seneng banget. Sebentar lagi, gue bakalan dapet pelukan dari Mama,"

Karang berjalan riang setelah ia selesai mengetik sebuah pesan singkat tersebut kepada Biru. Ia mengayun lengan lebih keras dari hari biasanya. Dalam ayunan bernada bahagia itu, tak lupa ia selipkan segulum senyum manis yang membuat Mbok Jum penasaran untuk bertanya.

"Duh... duh... duh... yang lagi mesem-mesem sendiri. Ada apa to Mas?"

"Sini deh Mbok," Karang meraih tangan wanita sepuh tersebut, lalu mengulur mengajaknya menari bersama. Tak lupa Karang akhiri dengan putaran yang melengkapi dansa dadakan mereka.

"Mbok percaya nggak? Karang bakal segera bisa peluk Mama Mbok," Karang memegang kepala dengan kedua tangannya serasa tak percaya, "Wahhhhh. Amazing banget!!! Mbok tau, Karang merasa ini seperti mimpi. Tapi ini bukan mimpi Mbok. Ini nyata!! O my God!!!" Karang sama sekali tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya yang begitu penuh seakan-akan siap untuk meluap keluar.

"Syukurlah. Mbok ikutan senang Mas," Mbok Jum mengelus-elus tubuh Karang yang ia apit dengan kedua belah tangan, "Penantian Mas Karang selama ini nggak sia-sia to. Gusti Allah akhirnya mendengar doa Mbok dan doa orang-orang yang sayang sama Mas Karang."

"Hm. Walaupun ini bukan pekerjaan mudah, tap Karang yakin, Karang pasti bisa juara  olimpiade di tiga mata lomba biar Karang bisa dapat pelukan dari Mama Mbok."

"Mbok yakin Mas Karang pasti bisa," Sedikit semangat dari ART tersayang mampu membuat Karang lebih percaya diri.

Karang merogoh ponsel dari dalam saku celana saat ia merasakan ponselnya bergetar, "Bentar ya Mbok. Ada telpon dari Biru," Jelas Karang sembari menunjuk ponselnya memberi isyarat.

Aku Tak Membenci Hujan [ TERBIT ]Where stories live. Discover now