Hujan Ke_10

167K 15K 693
                                    


Bantu ramaikan komen di setiap paragraf dong

Karang - Launa lagi berburu penerbit
Vote dan komen sangat membantu biar dilirik penerbit 🙏

Yuk bisa 500 komen

Happy reading

*
*

*
*

Kehadiranmu mungkin tak pernah diharapkan
Kehadiranmu mungkin hanya aib bagi sebagian orang
Tapi bagiku, kamu adalah anugrah terindah
Yang Tuhan berikan.

"Pramana Daneswara"

"Pramana Daneswara"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* * * * *

Empat jam berlalu sejak Karang masuk ruang operasi. Launa yang tadinya tertidur di pangkuan Fabian, mendadak terbangun mendengar suara seorang Dokter yang keluar dari pintu ruang operasi, "Wali pasien Karang Samudra Daneswara?"

Melihat belum ada satu pun wali yang datang, Hendi berinisiatif maju mewakili keluarga Korban, "Saya Polisi yang bertugas dalam kasus ini Dok. Keluarganya belum ada yang datang karena masih di luar kota. Jadi saya yang mewakili," jelas Hendi sambil memperlihatkan tanda pengenal kepolisiannya.

"Keadaan pasien sekarang sudah stabil. Kami bisa menghentikan pendarahannya dengan cepat. Dan syukurnya pisau juga tidak sampai mengenai organ vital. Jadi saat ini, kita hanya menunggu pasien siuman."

"Terima kasih Dok," balas Hendi.

"Apa kami bisa bertemu dengan pasiennya Dok?" sela Fabian. Ia sangat mengerti, jika gadis kesayangannya itu pasti ingin segera melihat keadaan temannya.

"Tentu. Pasien sudah di bawa ke ruang VIP nomor seratus dua belas di lantai lima belas."

"VIP?" tanya Hendi.

"Iya. Dari identitas yang kami terima. Dia terdaftar di kelas VIP rumah sakit kami."

"Oh ya. Terima kasih Dok."

"Kamu masukin anakmu ke sekolah elit Bian. Jadi wajar kalo dia di kelilingi anak para sultan," Goda Hendi saat mereka sedang berada di dalam lift menuju lantai lima belas.

"Saya nggak ada maksud begitu Hen. Saya hanya ingin putri saya mendapatan pendidikan yang terbaik."

"Saya cuma becanda doang. Kamu kok di seriusin sih. Oh ya. Setelah saya selidiki, ternyata anak ini bukan anak sembarangan."

"Maksud kamu?"

"Iya. Kamu pasti kenal orang tuanya."

"Pasti anak sultan. Kan kamu bilang sendiri isinya anak sultan semua," Ledek Fabian.

Aku Tak Membenci Hujan [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang