Kucing

555 53 0
                                    

'Miaww' Suara kucing yang berada di bawah mereka, Yena berjongkok dan mengambil kucing itu.

"Kucing? Di tempat seperti ini?" Heran Arian.

"Dia tersesat mungkin, tidak ada tanda pemilik? Kucing liar?" Tanya Yena yang tidak dijawab oleh siapa siapa.

"Bagaimana kalau kita adopt?" Ucap Arian antusias, Yena yang penyuka kucing jelas menyetujui.

"Setuju, kita rawat bersama" Yena mengangguk pelan, menaruh si kucing di dalam gendongannya

"Kak Yena suka kucing?" Tanya Arian sembari mengulurkan tangannya untuk mengelus kucing itu

"Ya... Lumayan suka, lucu soalnya. Apalagi cowo yang kaya kucing" Ucap Yena memelankan kalimat akhir.

"Apalagi apa?" Bingung Arian

"Gapapa. Oh iya, ini kucingnya dinamain siapa?" Alihnya

"Leo?" Saran Arian

"Ah, terlalu pasaran" Tolak Yena

"Gimana kalau Jack?" Sambungnya

"Jack seperti nama anjing"

"River?"

"Olaf?"

"Olive?"

"OLIVER!" Teriak Yena. Arian menganggukkan kepalanya

"Setuju..."

"Tapi, bagaimana cara merawat Oliver bersama?" Tanya Arian. Mereka kan, tidak satu rumah

"Ya datang ke rumah ku setiap hari" Ucap Yena santai

"Eh?"

"Kita bisa jadi teman baik kan? Buat ngerawat Oliver hehe" Arian tersenyum mendengarnya, pipinya memerah

"Oke... Gapapa kan?"

"Gapapa dong" Ucap Yena sembari tersenyum lebar

Arian menundukkan kepalanya, ia tersenyum tipis, jantungnya berdegup kencang.

'Kak Yena...' Pekik Arian dalam hati

"Arian?" Panggil Yena. Arian pun menetralkan wajahnya dan menoleh pada Yena

"Udah mau gelap, pulang yuk?" Ajak Yena, pasalnya langit sudah berubah menjadi jingga ke gelapan, yang berarti sebentar lagi sudah malam. Arian mendongakkan kepalanya untuk melihat langit

"Ayo kak" Ia mendahului Yena dan menarik tangan Yena, membuat Yena gelagapan dan mengikuti langkah Arian yang cepat

"Emang kamu inget jalan nya?"

Arian menghentikan jalannya, kepalanya menoleh ke Yena kemudian menggaruk tengkuknya canggung.

"Hehe, lupa kak" Cengirnya

Yena menghela nafas, ia mengulurkan tangannya kemudian muncul sebuah jam tangan kecil berwarna biru, ia memegang tangan Arian kemudian memencet jam itu.

Cling

Dalam hitungan 5 detik, mereka sudah berada di halaman rumah Yena. Arian yang tidak pernah tau caranya berteleportasi dan ini kali pertamanya, tercengang, Arian membulatkan mulutnya sambil berkata 'Wahh'

"Keren kak" Ucap Arian tanpa sadar. Yena terkekeh pelan, tangannya masih menggenggam erat tangan Arian, kucing yang tadinya berada di gendongan Arian sudah berpindah ke tangan Yena.

"Dari mana saja kalian" Ucap ayah Yena yang membuka pintu tiba tiba

Arian yang tadinya bengong langsung menetralkan wajahnya, Yena yang tadinya terkekeh juga langsung diam

"Oh... Itu tadi jalan jalan aja yah" Jawab Yena yang kemudian dianggukki oleh Arian

"Om, ayah masih di dalam kan?" Tanya Arian yang celingukan mencari ayahnya

"Ayahmu sudah pulang, ada urusan katanya" Jawab ayah Yena yang kemudian berbalik masuk. Diikuti oleh Yena yang menarik Arian juga untuk masuk.

"Loh? Terus gimana om?"

"Ya kamu nginep aja, mau pulang sekarang juga sudah malam. Ini masih kawasan kerajaan, biasanya ada ritual sampai malam. Mau dijadikan tumbal?" Ujar ayah Yena yang sedikit berbohong. Memang setiap malam warga sering melakukan ritual, namun tidak pernah melibatkan tumbal apapun. Mungkin ayah Yena berucap seperti ini agar Arian mau menginap semalam.

Yena yang mendengar itu berdecak jengah, sedangkan Arian bergidik ngeri

"Yena, kamu antar Arian ke kamar sebelah mu" Perintah ayah Yena yang membuat Yena membulatkan matanya

"Kamar sebelah kamu kan sedang kosong..." Lanjut ayah Yena

"Tapi kan ada pelayan, kenapa aku?" Ucapan Yena membuat Arian menundukkan kepalanya, Yena yang melihat Arian langsung diam dan menetralkan wajahnya menjadi santai

Tanpa aba-aba, Yena menarik tangan Arian menuju tangga, membuat Arian yang tadinya menunduk mendongakkan kepalanya reflek

"Eh, kak Yena aku minta bantuan pelayan aja"

"Udah, gapapa" Sebelum menaiki tangga, Yena menyuruh salah satu pelayannya untuk mengambil kucing yang ia temui tadi, untuk dimasukkan ke ruang kucing yang baru saja selesai dibuat dengan robot

Saat sudah sampai di atas, Yena menunjukkan kamar yang akan di tempati Arian, tepat berada di sebelah kamarnya. Dulu itu adalah kamar kakak Yena, tapi kakaknya memilih pindah di bawah, dan menjadikan kamar itu sebagai kamar tamu.

"Kamu bisa mandi pakai air panas, disini kita pakai bluetooth, bisa pakai gadget mu, sudah tau cara memakainya kan?" Jika yang lain masih harus memencet remot kontrol, maka keluarga Yena sudah menggunakan bluetooth yang bisa diaktifkan dengan handphone dan kita juga tinggal menyalakan ikon mic untuk memerintah.

Arian yang paham langsung menganggukkan kepalanya dan mengucapkan terima kasih kepada Yena sebelum masuk ke kamar

Yena yang sudah ingin cepat cepat tidur langsung melepas bajunya dan hanya memakai kaos tipis yang ia gunakan sebagai dalaman tadi. Yena kemudian berbaring ke kasur dan langsung memejamkan matanya

Ia tidak mengantuk, hanya saja lelah dan ingin memejamkan matanya saja, ia belum tidur

Selama 15 menit Yena hanya memejamkan matanya dan sesekali mengubah posisi tidurnya, ia tidak beranjak sedikitpun sebelum pintu nya diketuk seseorang

"Kak Yena..." Panggil seorang pria di balik pintu Yena dengan pelan, Arian. Yena yang notabenya belum tidur langsung beranjak dan membuka pintu kamarnya dengan mata yang menutup satu karna malas membuka mata

"Kenapa?" Tanya Yena dengan nada menyeret

"Kak, bajunya gimana?" Yena langsung membulatkan matanya saat melihat Arian yang hanya di tutupi handuk dari pinggang sampai bawah lutut

"Astaga" Kagetnya

Yena menutup matanya dengan tangan, "Kan udah dibilang, di kontrol dari handphone mu. Tinggal berbicara dan tidak usah menemuiku dengan penampilan seperti itu" jelasnya panjang

"Eh? Maaf kak, aku nggak tau" Arian menundukkan kepalanya dan berjalan cepat menuju kamarnya, Yena menggeleng pelan kemudian kembali masuk dan berbaring di kasur nya

Yena melamun, kemudian teringat mereka yang belum makan malam, mungkin makan malam selesai saat mereka baru datang

Yena memangku sebuah layar besar di paha nya, kemudian memencet mencet menu yang akan ia gunakan untuk makan malam untuk diminta kepada pelayanannya. Ini belum terlalu malam, pelayan masih ada jam kerja 3 jam lagi.

Setelah beberapa menit menunggu, pintu nya diketuk oleh seseorang, karna Yena malas berdiri, ia mengambil remot kontrol untuk membuka pintu

Bukan pelayan yang datang, tapi Arian... Dengan wajah sembab nya?

Reverse Harem: Treasure Boy's Kde žijí příběhy. Začni objevovat