Arian

720 57 3
                                    

Saat sampai di mansionnya, Yena langsung menuju kamar melewati pintu belakang, berharap tidak bertemu ayahnya. Tapi ia lupa, bahwa ayahnya baru saja menciptakan CCTV portal, cctv yang membuat si pemilik tau akan siapa saja yang memasuki wilayah mansionnya, tidak perlu komputer untuk melihat, karna sudah tersambung di pikirannya.

"Mau sembunyi sembunyi lagi?" Ucap ayah Yena yang muncul tiba tiba, membuat Yena terperanjak kaget dan mengusap dadanya.

"Kamu ini satu satunya yang bisa mengeluarkan keturunan untuk kerajaan, jadi mau sampai kapan seperti ini terus! Kakak kakak mu masih harus menunggu istrinya, kamu wanita kan bisa dengan mudah membuatkan keluarga keturunan!" Ucap ayah Yena panjang lebar, dengan alis yang mengkerut

"Ayah, aku ini bukan alat pengeluaran keturunan!" Emosi Yena

"Dengan seenaknya ayah nyuruh nyuruh tanpa mikirin gimana aku, aku itu masih mau berkarir"

"Dengan menikah, bukan berarti karir mu berhenti. Ayah Sudah mengizinkan kamu untuk berkarir di luar kerajaan, ayah tidak memaksamu menjadi pemimpin kerajaan ini, tapi satu permintaan ayah pun masih kamu tolak" Lirih ayah Yena yang sedang menahan emosi

"Dua jam lagi, kamu jangan kemana mana" Ucapan terakhir ayah Yena sebelum pergi.

"Sial.."

Yena menggeram marah, ia terus mengoceh kesal disepanjang lorong menuju kamarnya. Setelah masuk kamar, Yena malah semakin kesal.

'Apa apaan?' Terdapat banyak gaun yang berjejeran di kasurnya, aksesoris yang berada memenuhi meja, juga alat kosmetik yang sudah ditata.

"Nona, mohon izin..." Hormat pelayan kerajaan.

"Acaranya masih dua jam lagi, kenapa heboh sekali" Yena berjalan kasar menuju sofa yang terletak di pojok kamar.

"Justru itu nona, dua jam mungkin sedikit kurang lama. Maka dari itu, mari langsung dimulai" Baru saja mendudukkan pantatnya di sofa, ia ditarik pelayan menuju meja rias, ia hanya pasrah dengan umpatan di hatinya.

Pelayan mulai bekerja, 3 orang pelayan yang mendandani Yena, Yena jengah tapi ia juga pasrah. Entahlah, terserah ayah kali ini

Benar benar hampir dua jam, Yena terus duduk dengan para pelayan yang melukis wajahnya telaten dan sedikit buru buru. 'Kali ini mau ketemu siapa sih! Bener bener hampir dua jam di make up in??'

Yena bahkan tidak pernah merias wajah dengan waktu selama ini, saat ada acara apapun, ia bisa merias wajahnya dengan cepat

"Sekarang nona pilih gaunnya ya, rekomendasi saya sih yang ungu" Salah satu pelayan menunjuk gaun ungu selutut dengan lengan transparan.

"Iya nona, ini bagus" Ujar pelayan yang lain.

Tapi pandangan Yena terjatuh pada dress hijau pastel dibawah lutut dengan lengan pendek gelembung, "aku mau ini saja." Tunjuknya

Selama dua jam bersiap dengan para pelayan yang heboh ini, akhirnya semua telah selesai. Ini pertama kalinya Yena setuju untuk bertemu dengan lelaki yang dibawa ayahnya kemari, jika memang seheboh ini harusnya hanya sekali saja ia menerimanya.

"Nona, tamu sudah datang"

Yena berjalan santai menuju ruang tamu di depan, tidak ada rasa cemas ataupun deg deg an... Toh, ini hanya pertemuan biasa, mereka tidak mungkin se frontal itu langsung membahas masalah masalah pernikahan. 

Saat sampai di ruang tamu, lelaki yang dimaksud ayahnya sudah duduk di sofa, gaya nya tidak terlalu kaku, mungkin dia bukan bangsawan?

"Hormat, nona Yena" Ucap lelaki paruh baya yang berada di samping lelaki itu sambil menunduk hormat, diikuti olehnya.

Reverse Harem: Treasure Boy's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang