07 - Kira-kira Begini

342 83 3
                                    

Happy Reading
...


Izin orang tua, sudah. Persiapan bekal, sudah. Aneh, Wawan seperti melupakan sesuatu. Coba dirinya ingat-ingat. Ah! Mas Haikal. Wawan baru ingat jika dirinya tidak sempat izin pada kakak ketiganya.

"Lo kenapa, Wan? Mau muntah?" Tanya Tono yang duduk di sebelahnya.

Wawan menggeleng, lalu menjawab, "Enggak, Ton. Gue cuma ngantuk."

Benar kok. Wawan tak sepenuhnya bohong. Karena kejadian dini hari, jam tidurnya jadi berantakan. Andai saja Bang Aji tidak mengajak berangkat pagi buta, pasti dirinya akan terlelap sampai matahari berada di atas kepala. Yah, andai saja. Tapi sayang sekali, laki-laki yang kini menjadi teman Bang Shaka itu memutuskan berangkat pagi buta, maka dari itu tak heran jika sekarang Wawan harus terjebak di kursi mobil bagian paling belakang bersama Tono dan Jeffrey.

"Mending tidur dulu, Wan. Perjalanan kita masih jauh," ucap Ucup yang duduk di samping kemudi.

"Jangan tidur semua anjir! Masa gue nggak ditemenin, Bang," keluh si pengemudi mobil, Jeka.

"Tenang aje, Bang Jek. Gue temenin!" Teriak Jeffrey dari belakang.

Wawan berhasil dibuat tersenyum karena kelakuan Jeffrey. Tak mau ambil pusing, Wawan memilih menikmati perjalanan dengan cara tidur. Rasa-rasanya sih baru tidur sebentar, tapi dirinya bangun lagi kala jidatnya menghantam jok depan.

Dukk!!

"Adoh! Lo kenapa sih, Bang?!" Kesal Jeffrey yang mengalami hal seperti Wawan.

"Sorry," ucap Jeka sebelum keluar mobil untuk memeriksa keadaan.

"Kak Jeka kenapa?" Tanya Wawan penasaran.

Tono mengangkat kedua pundaknya tak tahu. Ia memilih kembali tidur karena lelah. Sedangkan Jeffrey, ia memilih keluar karena penasaran apa yang dilakukan Jeka.

Karena tak mendapat jawaban pasti, Wawan keluar mobil mengikuti Jeffrey. Nampak Kak Jeka yang berdiri di depan mobil seperti orang bingung.

"Kenapa, Jek?" Tanya Ucup khawatir.

"Gue tadi ngerasa kayak nabrak orang, Bang. Tapi setelah di cek nggak ada apa-apa. Masa gue nabrak setan!" Jawab Jeka setengah panik.

"Huss! Hati-hati Jek kalo ngomong!" Celetuk Aji.

"Udah-udah, kita lanjutin perjalanan. Jeka, biar gantian gue yang nyetir." Ucup memberikan keputusan sembari menggiring Jeka untuk duduk di sebelah kursi kemudi.

Begitu juga yang lainnya. Kini telah kembali ke posisi masing-masing, kecuali Wawan. Ia melihat sosok perempuan yang berdiri di sebelah pohon. Bukan hanya menatap, tapi malah beradu pandang dengannya.

"Wan! Ayo naik!" Ajak Jeffrey sambil menepuk bahu Wawan.

Sedangkan Wawan, ia menoleh pada Jeffrey dan mengikutinya untuk naik mobil. Tapi sebelum itu, terlebih dahulu ia menengok ke arah pohon tadi. Namun, tak ada siapapun di sana.

Kemana perginya perempuan tadi?

"Tadi kayaknya gue diliatin cewek deh," celetuk Wawan yang mana mampu menarik perhatian Jeffrey.

"Yang bener?"

"Ya gitu. Kayak nya gue nggak ada bakat liat setan kayak Kak Juna sama Aa' Nanda, deh. Jadi kayak Bang Shaka juga nggak mau. Tapi kalo kayak Mas Haikal sabi kali, ya."

"Lo mau diikutin hewan kemana-mana? Kayak kebun binatang berjalan gitu?!" Julid Jeffrey sambil memberikan side eyes pada anak bongsor di sebelahnya. Jeffrey sungguh tak habis pikir dengan anak ini.

Felicity | TreasureWhere stories live. Discover now