03 - Healing Ala Haikal

524 118 13
                                    

Happy reading

***

Se-kesalnya Wawan pada Mas Haikal karena kelakuan randomnya, ia tak pernah sekalipun mengeluarkan protes. Paling mentok dirinya hanya mengeluh pada Mas Haikal yang berujung tidak dipedulikan. Seperti dulu misalnya, saat sudah larut malam secara tiba-tiba Mas Haikal membangunkan dirinya dan minta ditemani ke halaman belakang rumah yang ditanami beberapa pohon mangga.

Penasaran? Jelas! Wawan pun tak segan untuk bertanya.

"Mas, kita ngapain ke sini?"

"Begadang. Jaga mangga, Ga. Gue takut mangganya dicolong codot."

"Astaga, Mas Haikal. Enggak apa-apa kali. Hitung-hitung sedekah, Mas. Paling banyak codotnya makan 5 buah. Lagipula di sini banyak nyamuk, Mas."

"Ambil sarung sono! Gue sih nggak papa, Ga, kalau mangganya sekali berbuah mateng semua. Tapi ini tuh masalahnya kagak. Matengnya nggak serentak kayak pemilu. Gue jadi was-was kalau buahnya dimakan codot. Rasanya kayak sia-sia aja gitu kalau gue main ke sini, tapi nggak bawa balik buah mangga ke kosan gara-gara keduluan dimakan codot."

"Tapi Mas Haikal nggak boleh pelit sama temen sendiri."

"Lo kata gue nih hewan!?"

"Yekan elu  sering ngobrol sama hewan, Mas."

"Berisik lo, Ga!"

"Kalau gue berisik, gue balik nih mas."

"Wah! Ngajak gelud nih anak.  Lo tuh selama puber kenapa jadi ngeselin gini sih Naga Barong?"

Wawan mendengus sebal. Naga Barong katanya, untung Wawan masih ingat yang namanya dosa. Jadi ia bisa menahan diri untuk tidak meladeni perkataan gelud Mas Haikal. Tak mau memperpanjang argumen dan malah berakhir baku hantam di halaman belakang rumah Mbah Uti hanya karena mangga.

Yah .... Memang benar apa yang dikatakan Mas Haikal, akan tetapi Wawan tetap saja kesal. Dirinya sudah benar-benar mengantuk, banyak nyamuk, dan suhu di malam hari cukup dingin. Eh, dengan entengnya Mas Haikal malah mengajak begadang untuk menjaga pohon mangga.

Jika Wawan disuruh memilih mau atau tidak menemani Mas Haikal saat kerandomannya muncul, maka dengan tegas Wawan menjawab TIDAK. Namun, sayangnya hari ini Wawan terpaksa harus menemani Mas Haikal dan merelakan kesempatan main ke Timezone bersama Hartono dan Jeffrey.

Bertempat di halaman belakang rumah, Wawan membantu Mas Haikal membuat pupuk kompos dengan setengah hati. Untungnya, mereka tak cuma berdua. Ada Denis yang turut serta membantu. Padahal aslinya Denis datang kemari hanya untuk mengantarkan ibunya bertemu Bunda Wendy karena urusan bisnis.

"Mas, pupuk komposnya mau dipake buat apa sih?" tanya Wawan dengan mimik muka yang ditekuk. Meskipun begitu tangannya tetap aktif membantu.

"Mau dijual sekaligus dipake sendiri, Ga. Semenjak jadi anak kos, gue jadi banyak mikir gimana caranya cari duit sendiri. Apalagi gue nih doyan jalan-jalan. Gue sadar diri kalau kehidupan gue sebagai anak kos malah lebih boros." Haikal menjawab sambil menyingkirkan 3 hewan berbulu yang sedari tadi mengitari kakinya. Awalnya sih biasa saja, tapi lama-lama dirinya kesal. "Nih kucing lama-lama gue campur buat bikin pupuk kompos kalau nggak mau nurut!"

Felicity | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang