Part 7

1.1K 24 2
                                    

Raka POV


Aku memandangi wanita yang ada dihadapanku setelah tadi habis dirias disalon Mama, ternyata Dia cantik banget Aku baru sadar bahwa wanita ini bisa tampak anggun saat ini walaupun Mama memujinya , Tapi bagiku gengsi dong memujinya cantik didepan Mama dan dirinya 

Segera Kami langsung menuju tempat acara pernikahan anak teman Mama berlangsung, dan setelah Kami bersalaman sama pengantinnya dan Mama meninggalkanku berdua dengan Tania Aku memandanginya yang tersenyum memandang mempelai pengantinnya

" Akh ternya Anak ini kalo tersenyum malah tambah cantik " ucapku pada diri sendiri, tapi entah mengapa sepertinya Aku tidak suka Dia tersenyum seperti itu seperti ada sesuatu yang membuat Aku tidak rela Dia melakukan hal tersebut apa mungkin saja Dia mengenal mempelai Prianya  dan segera Aku bertanya kepadanya dan dia mengucapkan kalo seandanya pernikahannya seperti itu 

" Apa Dia gila, jelas-jelas dia udah nikah masak bayangin yang seperti gictu" ucapku dalam hati hingga akhirnya Aku membalas ucapan dengan sinis dan Dia langsung marah kepadaku serta langsung meninggalkanku begitu saja 

Apa ini yang namanya perampuan baik-baik dan patuh sama suami kalo sifatnya seperti ini. menantu apaan yang selalu dibanggakan sama Papa dan Mama kalo ternyata orang kasar dan keras kepala, dan kalo Mama melihatnya Aku pastkan derjatnya sebagai menantu Mama turun 

Segera Aku keluar dari acara perhelatan ini berlangsung untuk mencari udara segar karena kurasa Aku juga tidak mengenal para tamu undangan yang ada didalam ruangan

Kutekan salah satu nomor yang tentu saja sudah tersimpan di simcard handphoneku 

" Hallo Bro apa kabar?" ujarku pada sahabatku Adit melalui handponeku

" Tumben Lo telpon Gue sore begini, biasanya Lo khan selalu sibuk kerja " jawab suara adit dari sana 

" Yach pingin nelpon aja, emang nggak boleh apa " 

" Boleh lah ada urusan apa Lo nelpon Gue dan hari ini Lo nggak ada di kantor yach, waktu Gue telpon kantor kata Sekretaris Lo kalo Lo keluar ada urusan keluarga gictu?" tanya Adit kepadaku 

" Bukan urusan keluarga, cuma nemeni Mama ke acara nikahan anak teman Mama karena kebetulan Papa lagi keluar kota" ujarku 

" Oh gictu, Lo sama Nyokap aja?" tanyanya balik

" Nggak sama Tania juga kok" 

" Lalu istri Lo sekarang ada disamping Lo gictu" ujar Adit dengan suara yang terkekeh-kekeh

" Nggak Dia Gue tinggalin sendiri didalam, nich Gue lagi diluar cari udara segar lagian malas kali bareng Dia kalo sikapnya sama Gue seperti itu "

" Emang Dianya kenapa?" 

Aku langsung menceritakan percakapanku dengan Nia didalam ruangan tadi, dari Dia yang senyum-senyum sendiri memandang pengantinnya hingga ucapannya kepadaku yang ketus dan terkesan kasar

" Lo itu bego atau goblok sich Ka, tentu aja Dia menjawab perkataan Lo seperti itu tentu aja Dia punya mimpi akan pernikahan yang bahagia seperti itu, khan Lo sama Dia Nikah dengan terpaksa dan juga pake acara perjanjian lagi, tentu saja Dia berpikir bahwa pernikahan yang dijalaninya sama Lo bukan untuk selamanya, tapi hanya untuk sementara dan akan berakhir ketika kekasih hati Lo Cintya kembali ke indonesia dan menetap disini 

" Ahhh Lo bukan belain Gue, malah mendukung ucapannya udah dech malas gue ngomongin Dia lagi apalagi Lo pake bicara Bego, Goblok lagi ama Gue bukannya itu dua Kata yang mengandung arti yang  sama , tadi kata Lo bahwa Lo nelpon ke kantor cari Gue emang ada apa dan kenapa nggak nelpon ke HP Gue aja ?"

" Gue nelpon Lo melalui kantor, tadi HP Lo nggak aktif Gue telponin. Gue mau bahas masalah perjanjian Lo sama Tania, dimana diperjanjian Lo tertera poin tentang bahwa  Nia tidak akan meminta sepersenpun harta gono gini kalian, jadi Aku berpikir untuk memisahkan poin itu sendiri, karena kalo masalah perceraian kalian nanti dibawa ke pengadilan dan Dia berubah pikiran dan meminta harta gono gini urusan Lo malah tambah ribet jika nanti perjanjian pernikahan kalian dibawa kepengadilan dan menjadi bukti selama ini maka terkesan Kalian mempermainkan ikatan yang sakral tersebut, dan jika ketahuan sama Orang tua Lo malah tambah runyam urusannya.

" oh iya tadi emang Gue matikan sich sebab Mama malas dengar Gue nelpon bahas masalah kantor Dit. Wah benar juga tuch omongan Lo, ya udah dech besok Gue ama Dia kesana membahas ulang perjanjian yang Kami sepakati, Ya udah kalo begitu Gue tutup dulu mau masuk kedalam takutnya nyokap cari Gue " jawabku dengan menutup panggilanku sama Adit 

Aku masuk kedalam ruangan dan menuju tempat awal tadi Aku berpisah dengan Mama dan Tania, dan kulihat Mama berdiri sambil mencari- cari Aku dengan menoleh kesekelilingnya 

" Udah selesai Ma" ucapku setelah sampai dihadapannya

" Udah Kamu Mama cariin kemana Aja, lalu Nia mana Ka?" tanya Mama kepadaku melihat tidak ada Tania disampingku 

" Nggak tahu" jawabku dangan malas

" Kamu itu nggak ada sayang-sayangnya sama istri, masak istri kamu tinggal sendiri gictu cepat sana telpon istri Kamu ada dimana " seru Mama sambil menatapku dengan kesal

Segera Aku menelponnya dengan marah, lagian siapa suruh pergi sendiri aja Gue dimarahin Nyokap jadi Gue balik marahin Dia ditelpon

Setelah mengantar Mama kerumah Aku langsung melajukan mobilku untuk pulang tanpa singgah terlebih dahulu, tetapi ditengah jalan Nia minta dianterin kerumah orangtuanya untung saja jalan kerumahnya searah dengan jalan pulang jadi kuanggukan kepalaku menandakan Aku mau mampir kerumahnya 

setelah menunggu selama 30 menit Aku menunggunya membuatku menjadi gerah dan kesal, lagia Dia lama banget sich didalam coba tadi Aku tidak menyetujui usulnya agar Aku disini aja mungkin Aku tidak akan kesal menunggunya, dan segera Aku keluar dan menutup pintu mobil dan menguncinya lalu pergi menghampirinya bukankah ini rumahku juga alias rumah mertuaku walaupun pernikahan Kami hanya sekedar sandiwara

Plak

Plak

kulihat Mama Nia menamparnya dengan keras pada pipi kanan dan kirinya dan berbicara kasar kepada Nia dan Aku mendengar ucapan Mama kepada Nia " Kamu tidak Hak untuk bicara seperti itu" Emangnya apa yang Nia bicarakan kepada mereka hingga membuat Mama marah besar kepadanya dan kulihat Dia mengemasi barang yang ada didepannya dan memasukkan ke dalam kardus didepannya lalu segera Aku menuju mobil karena Aku tidak ingin Nia mengetahui apa yang baru saja dilakukan oleh Mamanya dan sempat basa basi untuk mampir menghampiri orang tuanya, tapi jawaban yang kudengar kalo orang tuanya lagi tidak di rumah 

Dalam perjalanan Aku hanya diam tanpa bicara kepadanya dan fokus pada jalan, Aku mulai berpikir tentang perbuatan mertuaku kepada anaknya sendiri sebenarnya apa yang membuat Mama bisa begitu marah kepada Nia, Apakah karena Nia tidak pernah sekalipun mampir kerumahnya dan seakan melupakan keluarganya setelah menikah denganku sehingga membuat Mamanya marah besar, dan juga ucapannya yang mengatakan orang tuanya tidak ada di rumah yang mana jelas-jelas Aku melihat Mama dan Kinar walaupun Aku tidak melihat Papa. 

Aku melihat dirinya yang selalu memandang kaca yang berada disamping tanpa berusaha untuk memulai percakapan denganku, dan ketika turun dari mobil Dia langsung berlari menuju kamarnya tanpa menoleh sedikitpun kepadaku. Sebenarnya siapa perempuan yang ada disampingku ini disatu sisi Dia bisa menjadi begitu kasar, galak dan angkuh tapi disisi yang lain Dia bisa menjadi sosok orang yang patut dikasihani, Akhhh Aku lupa untuk berbicara padanya tentang pembicaraan sama Adit tadi biarlah besok aja Aku bicara dengannya dan langsung ku tutup pintu mobilku dengan mobil 

Hello para Readers semoga masih menikmati ceritaku yach, Aku mau kasih info kepada Kalian yang juga masih asyik membaca ceritaku dengan judul " He is  my soulmate dan Ich Liebe dich mas Bro " cerita itu Aku pending dulu saat ini Aku lagi fokus sama dua ceritaku yang ini sama Love is Blind, dan mudah-mudahan beberapa hari kedepan Aku bisa update Part untuk ceritaku Love Is Blind and happy reading 

PERJANJIAN DUA HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang