Obat Kangen

40.8K 2.5K 172
                                    

"Kita mau kemana?"

"Pulang." Jawab Enrico dengan nada dingin.

Perasaan ngga mendung kenapa mendadak dingin? Pria yang aneh.

"Pulang ke mana?"

"Ke rumah." Jawab Enrico pelit.

"Rumah siapa?" Enrico mulai berdecak kesal dan membanting stir ke kiri membuat kepala ku tanpa sengaja terantuk. "Om, ati-ati ngapa kalo nyetir!" Aku ngamuk sambil megangin jidat yang mendadak tepos.

Sangat tidak keren!

"Baby, kita sudah membahas semuanya dan sepakat untuk memulai segalanya dari awal ..."

"Bukan berarti gue mau balik pulang ke rumah lo, Om."

"Kalau kamu tidak mau kembali ke rumah kita itu artinya kamu lebuh memilih option B."

Option B? Dikira lagi adu strategi, dasar makhluk absrak.

"Jangan aneh-aneh, Om. Gue capek! Kagak liat kaki gue?" Nunjuk kaki yang masih tampak manis di-gips. "Gue mau ambil cuti sampai sembuh total! Ya, kira-kira dua tiga bulan."

"No, Baby. Go home or plan B?"

"What plan B?" Monyong merengut.

"Married." Jawab gerandong dengan nada tenang dan wajah mesum.

"Om, gue anak orang bukan anak monyet yang ketemu di jalan bisa langsung lo kawinin. Mak-Bapak gue mo lo ke manain?" Diomelin si Om bukannya marah, ngamuk, or pasang wajah jutek malah mesam mesem mesum elus-elus pangkal pahaku menjurus ke 'You know'lah'. "OM ..."

"Aku senang mendengar omelanmu."

Cup ... Bibir Enrico nempel di bibirku sepersekian detik. "Aku benar-benar tak sabar memilikimu seutuhnya."

Huek ... Ngga nyadar umur dah mo udzur, coba yang gombalin brondong dah melting gue. Makin ngeri bayangin punya laki macam lo, Om. Bisa-bisa seharian terkapar di atas kasur keseringan dienjot.

"Om, sadar umur. Dosa makin nambah, ngga nyadar?"

Enrico terkekeh mendengar ocehanku, "Aku sangat sadar, Baby. Karenanya aku ingin kita segera meresmikan hubungan kita."

Kewong lagi.

"Sabar napa, Om. Kaki gue masih pincang, mana cantik duduk di pelaminan."

"Jadi lamaranku akhirnya di-ACC?" Goda Enrico dengan senyum menawan satu juta volt hehehehe ...

"Tergantung kalo mood bagus lanjut kalo ngga ya ... Paling balik ke pelukan mantan, mantan gue banyak lho." Jawabku asal-asalan, mantan yang mana mantan? Orang pacaran baru sekali dah jatuh ke pelukan duda berekor tiga.

"Baby, jangan mulai menyebalkan lagi." Enrico menggeram manahan emosi dan hasrat terpendam.

Tangannya tuch dah nyanyil muterin puser. Puser yang diobok-obok, yang bawah yang klojotan sampai banjir tumbah-tumbah.

"Lebih nyebelin gue apa lo, Om? Badan gede ditato-tato, nama bini lo tuch bikin empet. Masak tiap mau ..."

"Mau apa?" Si Duda mulai iseng lagi godain.

"Ngga mau apa-apa." Panas pipku panas ... Hampir aja keceplosan ngomong pengen 'itu' tapi mendadak ngga nafsu gara-gara sekelebat wajah masa lalu melintas.

"Yakin ngga pengen?"

Gerandong sarap, ngapain pakek buka baju. Kalo aku khilaf gimana? Dia kan manly banget, rugi bandar kalo dianggurin.

"Baby ..." Suara gerandong mulai serak-serak kemrompyakkk, pertanda libidonya dah naik-naik ke puncak gunung. "Buka matamu."

"Ngga merem kok, cuma kelilipan." Modus padahal barusan aku panik banget, ngga kuat kalo gerandong mo lanjut buka-bukaan sampai tahap paling bawah dan paling dalam. Aiiihhh ... Rating 18++.

"Coba lihat." Tangannya menuntunku pada barisan tatoo nama Irene yang tak lagi sendiri. Ada namaku di sana.

"Apaan? Childish banget, nanti kalo ada bini yang baru pasti nambah tuch nama."

"No, hanya akan ada kalian berdua di hatiku. Meski bukan yang pertama tapi aku bisa memastikan kamu yang terakhir sepanjang hidupku."

Manis banget, sampai ngga nyadar senyum-senyum gaje. "Yakin ngga nambah tatoo lagi?"

"Siapa bilang?" Tiba-tiba Enrico memunggungiku dan menunjukkan tatoo serupa sayap di punggungnya. Itu bukan sekedar sayap malaikat tapi barisan nama anak-anaknya yang membentuk sebuah sepasang sayap. Bukan cuma tiga tapi sebelas nama malaikat yang sangat indah.

Maksudnya apa? Apa dia punya anak lain dari wanita selain aku?

"Aku berencana memiliki banyak anak dan karena Irene hanya memberiku tiga malaikat kecil sisanya akan kuserahkan sebagai milikmu."

Gila aja, delapan anak semua order ke aku. Situ enak tinggal genjot, lha gue?

***

My Love Is Angry BirdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang