Bag. 7

84 2 0
                                    

Jgn lupa di vote dan komen ya 😉
Ceritanya singkat aja kok 👍


Happy Reading ☺️

.
.
.
.




Kucuran air terus mengalir dari shower di kamar mandi, Dina dengan keadaan basah kuyup tak hentinya menangis dalam diam di sana. Ia melakukan sebuah perbuatan dosa tapi tak bisa menghentikan kegilaan yang telah ia lakukan tempo hari.

“Din.. Dina. Buka pintunya nak. Jangan terlalu lama mandi. Nanti kamu bisa sakit.” Ucap Ayah Dina yang mengedor pintu kamar mandi karena melihat putrinya itu tak kunjung keluar.

“Iya Ayah, Dina lagi bersih-bersih.” Ucap Dina dengan suara serak karena terlalu lama di guyur air. Ayahnya membiarkan Dina untuk dikamar mandi lebih lama lagi dan tak lama kemudian Dina keluar segera melangkah menuju kamarnya tanpa basa-basi.

“Kenapa Dina bu?” Tanya ayah Dina kepada ibunya yang baru datang dari dapur, ibunya mengangkat bahu dan tak memikirkan apa yang tengah terjadi.


.
.





“Jadi saya harus dapat persetujuan dari wali untuk bisa operasi dok?” Tanya Dina kepada seseorang di seberang telefon, setelah mengangguk mengerti dia segera menutup telfon dan menjambak sedikit rambutnya sendiri.

Ia kembali menelfon seseorang tapi sedetik kemudian ia membanting handphonenya ke lantai.

“Kemana sih kamu, Dho? Kok ngga bisa dihubungi udah seminggu lamanya.” Ucap Dina dengan kesal.

Dina kembali meraih ponselnya, memesan taksi online untuk segera datang ke rumahnya. Setelah menunggu  sebentar taksi yang dia maksud datang menjemputnya, ia segera bergegas keluar rumah dengan pamit kepada kedua orang tuanya.

“Jadi Ridho baru pergi ya, Bi?” Tanyanya pada asisten rumah tangga Ridho, bibi tampak mengangguk untuk menjawab dan membuatnya meremas ujung kemeja dengan sebal.

“Ya udah makasih ya bi.” Ucapnya segera melenggang keluar dari rumah mewah itu. Saat sampai di gerbang depan dia melihat mobil Ridho datang dan segera berhenti tak jauh dari Dina.

“Dina?” ucap Ridho tampak terkejut sesaat dan segera berlari untuk memeluk Dina.

“Kamu udah pulang? Kok ngga bilang sih? Kan aku bisa jemput kamu.” Ucap Ridho mengecup kening Dina.

“Siapa cewe itu?” Tanya Dina melihat bayang-bayang dari kaca mobil menampakkan seorang gadis cantik di sana duduk dengan rapi.

“Icha, dia temen kantor ku. Kebetulan kami dari kantor tadi. Pas rapat ada berkas yang harus di ambil dari rumah.” Jelas Ridho kepada Dina tapi malah membuatnya melepaskan pelukan itu dan beralih pada pintu mobil dimana gadis itu berada.

Dina mengetuk pintu kaca itu untuk terbuka dan melirik pada jok belakang mobil yang terlihat segudang berkas pekerjaannya.

“Kak.” Ucap Icha yang tertunduk malu, baju yang dikenakannya tidak tampak seperti orang yang baru saja dari kantor tapi Dina mencoba berpositif thinking karena dia sudah cukup lama mengenal Ridho. Tak mungkin Ridho melakukan hal yang aneh.

“Aku mungkin ganggu kamu yang lagi sibuk. Aku pulang aja.” Ucap Dina melenggang pergi sambil mencoba memesan taksi untuk pulang.

Ridho datang dan menghentikan langkah itu, ia memegang tangan Dina dengan erat dan menunjuk mobil lainnya untuk mengantar Dina pulang. Tapi Dina menolak takut untuk menganggu pekerjaannya dan segera naik ke taksi online yang sudah datang menjemputnya.

Dina menangis tersedu-sedu sepanjang perjalanan pulang, mencoba meyakinkan dirinya bahwa Ridho tidak mungkin berselingkuh.

Ridho benar-benar sedang sibuk dengan pekerjaannya dan semua pikiran itu terus saja ia coba untuk desak masuk kedalam fikirannya.

Belibet FriendsWhere stories live. Discover now