Bag. 2

147 2 0
                                    

Ceritanya singkat

Silahkan dinikmati...
Jangan lupa Vote dan Comment nya ya 👍


Attention : tulisan di italic / miring berarti bahasa lain alias bahasa Inggris



Happy Reading ☺️

.
.
.
.
.

Christina dan aku berhimpit-himpitan dengan para peserta lain yang akan segera mendaftar ulang. Di sela-sela kesibukan itu aku bertabrakan dengan seorang pria Inggris saat mencoba mundur ke belakang.

Ini bukan hal yang bagus, wajah tegas tapi juga tampan membuat ku sempat terpesona juga takut di saat bersamaan. Aku meminta maaf dan berbalik tapi tampaknya punggung ku sakit karena terus dipelototi pria yang tadi tertabrak saat mencoba untuk mencuri pandang ke arahnya.

Aku dan Christina berhasil mendaftar ulang pelatihan ini dengan cepat dan meninggalkan ruangan penuh sesak beralih menuju ruang dosen yang akan menjadi pembimbing kami nantinya.

Lihatlah bros ini. Ini sangat kuno. Untuk apa memberikan bros dengan permata dari plastik hanya untuk membedakan mahasiswa dan peserta pelatihan.” Christina berulang kali melihat detil bros murahan yang baru saja diberikan padanya dan mendengus dengan sebal.

Bukankah bros biasa tanpa permata akan lebih bagus, atau setidaknya tag nama saja. Yang seperti itu tidak akan membuat ku malu untuk memakainya.” Ocehnya lagi-lagi yang membuat ku tersenyum.

Tapi bros ini tidak terlalu buruk. Kau pernah menonton film The Lord of the Rings?” tanya ku melirik Christina sambil memperhatikan papan nama pada pintu-pintu ruangan.

Christina mengangguk untuk mengiyakan, sesaat kemudian matanya terbelalak saat teringat film itu. “Tunggu, detail ini mirip dengan bros yang di pakai para hobbit dan peri itu bukan?” teriaknya kegirangan.

Yupz, itulah yang ku maksud.” Aku mengangguk pelan dan berhasil menemukan pintu yang kami tuju.

Ini keren sekali. Aku tak percaya ternyata kampus terbaik di dunia ini penggemar film legendaris.” Christina tertawa dan terhenti saat melihat gagang pintu terbuka. Mulutnya menganga saat melihat pria Inggris yang pernah bertabrakan dengan ku keluar dari pintu itu. Aku yakin dia terpesona dengan ketampanan pria itu. Dan pada saat bersamaan pria itu terhenti melihat kami berdua secara bergantian.

Christina, dan Dina.” Ucap pria itu menunjuk kami dengan tepat dan mempersilahkan kami berdua untuk masuk ke dalam ruangan yang di huni oleh seorang pria paruh baya.

Pria itu bangkit dari meja panjang yang menutupi setengah badannya dan segera menyambut kami berdua, “Selamat datang. Saya adalah pembimbing kalian untuk petualangan kali ini. Nama saya Professor George Goodweather.” Ia juga menyodorkan tangannya untuk berkenalan, tapi kami berdua terbelalak karena terkejut pria paruh baya yang kami maksud sangat tinggi dan besar tak seperti umumnya para pria yang kami temui.

Senang bertemu dengan mu Professor Goodweather. Saya Dina.” Balasku menyalaminya dan tersenyum dengan takjub.

Kau berbicara seperti seorang penutur asli dari Britania Raya. Kau berasal darimana?” Tanya Professor sambil mendekatkan wajahnya dengan serius.

Dan tebaklah, aku sangat terkejut ada pria sebesar itu di dunia nyata, yang mungkin jikalau kalian pikirkan dia akan mirip dengan kekasihnya Hagrid dalam film Harry Potter versi dunia nyata. Sebesar itu, dan jikalau diukur dengan ukuran badan ku yang hanya 157cm dan Christina yang 168 akan jauh berbeda dengan pria yang mungkin tingginya mencapai 2meter lebih itu.

Indonesia. Saya sudah dengar itu sejak saya berkuliah, tapi saya masih belajar dalam berbahasa inggris. Tidak sefasih orang inggris pada umumnya.” Jelasku sambil melirik Christina yang masih terkesima.

Anda luar biasa.” Bisiknya dan membuat Professor Goodweather tersenyum.

Ya, kampus luar biasa dengan orang-orang luar biasa.” Ucap Professor sambil mengusap-usap kedua telapak tangannya canggung dengan Christina yang terus menerus menatapnya.

Ah, dia adalah asisten ku, Skandar. Dia juga meraih sarjananya di Indonesia. Dia mengaku bisa berbahasa Indonesia pada para mahasiswa dari negara mu. Tapi kenyataannya berbeda. Aku rasa dia bisa mengasah bahasa Indonesianya dengan mu. Dan ku akui, bahasa Indonesianya sangat buruk berbeda jauh dengan wajahnya yang tampan.” Jelasnya tentang pria inggris itu yang membuat Christina tertawa terbahak-bahak.

Itu lucu professor.” Ungkap Christina yang dibalas tawa pula oleh professor yang menggemparkan ruangan.

Skandar tampak berdeham dan keduanya segera berhenti tertawa.

Baik, dengan segala hormat, karena kalian berdua tidak bisa ditangani oleh aku seorang diri yang sibuk, Skandar akan membimbing Nona Dina, dan karena kita punya selera humor yang sama aku yang akan membimbing mu Nona Christina.” Jelas professor yang segera dihadiahi jempol oleh Christina

Ay-ay Captain.”



Let's go to next Chapt.. Chaw 🌼

Belibet FriendsWhere stories live. Discover now