Bag. 4

97 2 0
                                    

Jgn lupa Vote dan Comment nya ya 😆❤️

Attention tulisan yg di italic/ miring berarti bahasa Inggris ya 😘




Happy Reading ☺️

.
.
.
.
.

Christina..” teriak ku melihat Christina yang ada di ujung jalan bersama para peserta pelatihan yang lain menggerubungi sebuah pintu sebuah bar. Dia melambaikan tangannya dan meminta ku untuk segera menghampirinya.

Aku berlari-lari kecil saat menyebrangi jalan yang lampu merahnya sedang menyala. Dan banyak mobil yang sudah mengantri untuk segera jalan saat lampu hijau menyala.

Cittt

Suara rem dari mobil mewah terdengar dari parkiran depan bar dan Skandar terlihat keluar dari dalam mobil mewah itu. Seorang pria paruh baya dengan pakaian seperti seorang butler membuat para peserta pelatihan yang sama seperti ku terkagum-kagum.

Perkataan seperti tampan, keren, kaya, mobil mewah sudah tergambar dikepala ku. Namun saat mendengar Christina mengatakan bahwa dia keturunan bangsawan kerajaan Inggris. Aku menganga terkejut, peserta lain tampak kagum dan memberi ku ucapan selamat.

Aku heran mengapa mereka memberi selamat pada seorang peserta pelatihan setelah di bimbing oleh seorang asisten dosen yang begitu mengerikan.Tapi satu sisi ada sebuah tali yang terhubung dari cerita Skandar dan Rosa, bahwa gadis itu mungkin mendekati Skandar karna mengetahui Skandar adalah orang kaya. Apalagi yang dibutuhkan ani-ani selain uang? Cinta? Rasanya tidak mungkin seorang wanita murahan mengharapkan kasih sayang setelah terang-terangan mencoba untuk berselingkuh dengan banyak pria. Ya, nama bangsawan akan menutupi itu semua. Atau akan mengubur Rosa dengan darah jikalau keluarga Skandar tahu itu.

Ayo kita berpesta sampai mati.” Ucap Christina menggelegar di ruangan bar yang penuh dengan suara musik yang kencang, lampu yang redup dan penuh dengan orang-orang bersuka ria telah menyelesaikan masa pelatihannya selama dua bulan.

“Ridho.. aku rindu dia.” Ucap ku menatap lantai dansa ditemani dengan segelas soda.

Dina.. ayo berdansa. Hari ini adalah hari terakhir mu di Inggris.” Ucap Christina yang melenggak lenggok didepanku mencoba merayu ku untuk naik ke lantai dansa.

Kau saja Christine.. aku sedang memesan tiket untuk pulang.” Jawab ku seperti lega telah lepas dari hiruk pikuk menjadi peserta pelatihan yang paling sibuk dan juga lusa aku sudah bisa bertemu dengan Ridho pria yang ku cintai. Yang sudah dua bulan hanya bertemu lewat Video Call dan juga chat.

Cristina tidak memaksa ku dan kembali berjoget ria bersama para dosen dan juga peserta pelatihan. Entahlah aku tak dapat membedakannya, karena sebagian besar peserta pelatihan berasal dari banyak negara dan juga dari berbagai kalangan umur. Apalagi para dosen yang membimbing kami sebagian besar adalah dosen muda atau seperti Skandar yang merupakan asisten dosen yang diberikan mandat oleh profesornya.

Kau tidak naik ke lantai dansa?” Tanya Skandar yang tiba-tiba yg saja muncul di depan meja bar dan meminta bartender membuat minuman untuknya.

Mereka menggila.” Ucap Skandar berbalik dan melihat semua orang menari seperti kerasukan.

Ya, mereka melepas beban tentang perbedaan yang ada pada diri mereka.” Jelas ku yang  berucap begitu saja selesai memesan sebuah tiket untuk besok.

Skandar menenggak habis minumannya sesaat setelah diisi penuh oleh bartender dan minta diisikan kembali gelasnya.

Beban?” Tanya Skandar memandang ku dengan serius dan duduk di dekat ku begitu bartender mengisi gelasnya.

Aku menghela nafas panjang,

Ya, beban. Beban perbedaan status, agama, sosial..” ucap ku tersenyum memandangi lantai dansa yang penuh dengan orang-orang.

Mereka tidak berbeda kau tahu? Mereka hanya manusia yang penuh nafsu.” Ucap Skandar mengecap minumannya dan memandangi ku dengan lekat.

Dari mana kau dapatkan kutipan itu? Buku?” Tanya ku sambil terkekeh ikut menyecap segelas soda yang sedari tadi menemani ku.

Iya. Aku tidak terlalu ingat. Sepertinya di perpustakaan.”

Skandar menatap ku kembali dan menaruh minumannya di meja,

Ayo menari sebentar saja dengan ku.” Skandar menarik tangan ku untuk segera naik lantai dansa.

Aku menolak dan melepaskan genggaman itu, tapi Skandar yang mabuk tampaknya tak peduli dan lebih asik dengan memaksa. Ia memohon dan akhirnya aku mengangguk sebagai tanda persetujuan kami yang tidak bertemu lagi. Aku  menghabiskan minuman soda ku dan melepaskan jaket yang sedari tadi menemani. Aku ikut menggila di lantai dansa. Mengeliat-geliat seperti ular tak peduli dengan apa yang terjadi.

.
.
.
.

Skandar POV

Aku memaksa Dina untuk berdansa dengan ku, dia setuju dan akhirnya menghabiskan sodanya dalam sekali teguk. Kami menari di atas lantai dansa seperti orang lain yang ada pada bar ini dengan penuh kegilaan.

Satu persatu bar mulai sepi tapi Dina tak sedikitpun ada niatan untuk berhenti berdansa. Apa dia tidak lelah pikirku, tapi saat menghentikannya wajahnya memerah dan berekspresi aneh kepada ku.

Dina.. kau baik-baik saja?” tanyaku melihatnya dalam keadaan mabuk.

Aku melirik meja bar yang terdapat dua gelas tempat kami minum tadi. Jelas sekali Dina menghabiskan Devil Springs Vodka milik ku karena gelas miliknya masih dalam keadaan terisi penuh.

Apa yang terjadi padanya?” Tanya Christina yang kini menggandeng seorang pria bersamanya sambil menatap Dina,

Dia sepertinya mabuk.” Ucap pria itu dan aku sungguh tidak terkejut.

Devil Shot.” Ungkap ku dan membuat Christina terheran menatap ku.

Kau tidak tahu kalau dia muslim?” Tanya Christina yang membuat mata ku terbelalak.

Dia tidak minum alkohol, teman. Dan kau memberinya Devil Shot?! Habislah kau dimarahi oleh Tuhannya nanti.” Ia terkekeh sambil merogoh kantong celana dan melemparkan sebuah kunci.

Antar dia Pemberi Tugas Mengerikan. Katakan padanya aku tidak akan pulang malam ini.” Ucapnya dan sambil berteriak kegirangan dengan pria yang juga terlihat mabuk bersamanya.

Aku menghela nafas panjang dan memperhatikan Dina yang masih berdansa bersama yang lainnya.

Aku harus segera membawanya kembali.” Ucap ku dan berjalan ke arahnya.

.
.
.
.

Let's go to next chapter chaw 🌼

Belibet FriendsWhere stories live. Discover now