5. Runyam

11K 72 11
                                    

HAPPY READING

***


Adzka memijat pelipisnya lelah. Sejak ia membawa dua orang yang membuat keributan di kolidor sekolah masuk kedalam ruangannya, keduanya masih terus bertengkar, membuat Adzka semakin pusing karena dia sendiri tidak tahu apa permasalahannya.

Dengan sisa kesabarannya Adzka terus mendengarkan perdebatan keduanya.

"LO GAK USAH SOK CANTIK DEH, CEWE MURAHAN KAYA LO, BENTAR LAGI JUGA KETAHUAN KEDOKNYA," teriak Luna.

Adisty yang tidak terima sengan ucapan Luna berdiri dengan menggebrak meja, membuat Adzka terjengkit kaget.

"LO KALO IRI SAMA GUE BILANG, GAK USAH NGEFITNAH GUE," balas Adisty.

"Gue iri sama lo? Hello, apanya yang harus gue iriin dari lo? Iri karena lo sering tidur sama cowo? Sorry gue bukan cewe murahan kaya lo," ucap Luna remeh.

Geram mendengar perkataan Luna, tangan Adisty terulur menjambak rambut cewe yang lebih mungil darinya itu. Membuat aksi jambak menjambak pun terjadi.

Dakk

Adzka yang sudah geram dengan tingkah keduanya itu pun berdiri dan menendang meja. Membuat Adisty juga Luna menatap kearahnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Antara takut dan kaget.

"KALIAN BISA TENANG GAK SIH? INI RUANG OSIS BUKAN TEMPAT GULAT!" bentak Adzka yang sukes membuat keduanya semakin terdiam.

"duduk!"

"Ceritain awal permasalahannya," perintah Adzka.

"Tadi gue lagi ganti baju di toilet, terus pas gue keluar dari toilet banyak cowo-cowo yang godain gue. Dan ternyata pas gue lagi ganti baju, ada yang vidioin gue dan akhirnya vidio itu nyebar," jelas Luna.

"Dan lo ngira Adisty yang ngelakuin itu?" tanya Adzka serius. Luna hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Ada buktinya?" kali ini Adisty yang bertanya, dan dijawab gelengan kepala oleh Luna.

Adzka membelakakkan matanya tak percaya. Bagaimana bisa Luna berkata jika Adisty yang melakukannya , tapi ia sendiri tidak mempunyai bukti. "WAHYU!" teriak Adzka memanggil seseorang. Tak lama, pintu terbuka, menampilkan seorang laki-laki dengan tubuh tinggi, kulit putihnya, serta warna mata abu-abu.

Luna menatap cowo itu dari atas sampai bawah, mencoba meneliti penampilan siswa bule yang entah sejak kapan sudah berdiri di sampingnya itu.

Tunggu!

"INI COWO YANG TADI ANU-ANU SAMA LO DI KOLIDOR UJUNG ITU KAN?!" teriak Luna histeris.

Semua yang berada di ruangan itu menatap Luna kaget sekaligus tidak percaya dengan apa yang ia katakan.

"Ehh apa-apaan lo? Baru ketemu udah main nuduh aja," ucap Wahyu berusaha membela diri.

"Gue jelas inget muka lo. Btw, siapa nama lo?"

"Wahyu."

"Tampang lo bule, tapi nama Wahyu, bule mana lo, bule Tanah Abang?" tanya Luna polos.

Adzka sebisa mungkin menahan tawanya agar tidak meledak, sungguh ia dibuat gemas oleh kepolosan Luna. Lagian juga, menurutnya apa yang Luna tanyakan tidaklah penting.

"Eh, jangan sembarangan lo, gue bukan bule Tanah Abang, tapi bule sunda," jelas Wahyu.

Luna hanya manggut-manggut sebagai jawaban.

"Yu, lo atur anggota lain buat razia kesetiap kelas. Periksa hp mereka dan kalo ada vidio Luna, lo sita hp nya, data nama-nama mereka," perintah Adzka yang langsung diangguki Wahyu.

"Udah kelar kan? Gue cabut kalo gitu," ucap Adisty yang langsung pergi dan mengbaikan Adzka yang terus memanggil namanya.

"Jangan buat masalah lagi!" peringat Adzka.

"Gue gak buat masalah, emang apa yang terjadi ini pasti ulah dia," kekeuh Luna. Meskipun ia tidak punya bukti yang valid, tapi ia yakin semua yang terjadi hari ini adalah ulah Adisty.

"Gak ada bukti kalo Adisty yang ngerekam dan nyebarin vidio lo, Lun."

"Tapi siapa kalo bukan dia? Jelas-jelas dia gak suka sama gue."

"Ya, bisa aja ada orang lain yang gak suka sama lo kan?"

"Gak mungkin, Ka. Cuman dia yang gak suka sama gue," tagas Luna.

"Darimana lo tahu kalo cuman dia yang gak suka sama lo? Apa karna perlakuan dia ke lo kemarin? Itu aja gak cukup! Bisa aja ada orang yang gak suka sama lo, tapi dia gak nunjukin kan?"

"Ya oke, soal vidio itu emang gaada bukti yang pasti, tapi sumpah apa yang gue lihat di kolidor pagi tadi itu nyata," ucap Luna berusaha meyakinkan Adzka.

Adzka tersenyum remeh, menatap Luna dengan pandangan yang sulit diartikan. "Lun, gue tahu Adisty bukan cewe baik-baik kayak lo, tapi dia gak mungkin berbuat begitu di sekolah," lagi Adzka membela Adisty.

Luna menatap Adzka tak percaya, ia pikir Adzka akan mempercayai dirinya. Lagian, siapa Luna sampai-sampai Adzka harus percaya pada ucapannya?

"Yaudah kalo lo gak percaya, terserah," dengan kesal, Luna pergi meninggalkan ruangan itu.

Sedangkan Adzka, dia sudah terduduk lemas menghadapi kedua temannya itu. Ia jadi dibuat pusing sendiri. Kalian perlu tahu, ini bukan kali pertama Adisty berbuat hal serupa-- terlibat adu mulut dengan siswa lain dan berakhir di ruangan Adzka, Adisty sudah sering melakukannya dan akhirnya pun tetap sama, Adzka yang pusing!

Adzka menghela nafas berat, ia rasa perdebatan Adisty dan Luna kali ini akan lebih parah dan runyam. Ia harus menyiapkan mental agar tidak stress

..................................................................................................................................

Jangan lupa beri komentar guys, karena komentar dari kalian sangat berarti buat aku💕

The Naughty Young Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang