1. Adzka Juniar

19.8K 139 5
                                    

Suara dentuman musik menyambut Adzka ketika ia memasuki salah satu club malam di daerah Jakarta. Bau rokok dan alkohol mulai tercium. Beberapa wanita yang sedang menari-nari di dance floor berusaha menggodanya, tapi tidak ia hiraukan.

Adzka mengedarkan pandangannya keseluruh sudut club mencari seseorang.

"Ka, sini," teriak Adit, sahabat yang sudah Adzka kenal sejak ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

Dengan santai, Adzka menghampiri Adit dan seorang wanita yang bergelayut manja di lengan kekar sahabatnya itu.

"Baru lagi, bro?" tanya Adzka sambil memperhatikan penampilan wanita itu. Cukup menarik, kaos putih ketat yang dengan jelasnya menampakkan pemandangan di baliknya, rok mini yang hanya menutupi seperempat pahanya. Adzka sedikit... tergoda.

"Biasa aja liatnya," tegur Adit.

Adzka memalingkan wajahnya kala tangan nakal Adit mulai menggerayangi bagian agas wanitanya. Dengan segera, Adzka pergi menjauh sebelum semakin parah.

"Vin, biasa," pesan Adzka pada Davin, bartender yang sudah ia kenal sejak pertama kali ia menginjakkan kakinya di tempat terlarang ini.

Tanpa menunggu lama, Davin memberikan pesanannya. "Gila si Adit, malam ini udah dua cewe dia," ucap Davin sambil melirik kearah Adit.

Merasa penasaran, Adzka membalikkan badannya dan kini ia merasa menyesal. Adit sedang bercumbu mesra bersama wanitanya, huh menyebalkan!

"Jangan mau kalah, bro," ucap Davin sedikit meledek.

Dengan segera, Adzka berlalu meninggalkan bar dan menuju dance floor. Ia tidak akan membiarkan 'adik' kecilnya kesulitan bernafas, maka ia segera turun mencari mangsa.

Sudah lebih dari lima belas menit Adzka menari mengikuti alunan musik yang di mainkan DJ, tapi ia belum juga mendapatkan apa yang ia mau.

Meskipun sering bermain sana-sini dengan banyak wanita, Adzka selalu memilih lawan yang tidak biasa. Mulai dari bentuk tubuh, caranya bermain dan yang jelas ia harus sudah tidak perawan.

Kenapa memilih yang tidak perawan? Padahal banyak lelaki lebih suka bermain dengan mereka. Jawabannya hanya satu. Adzka tidak mau mengambil apa yang bukan haknya. Kecuali, wanita itu yang memberi secara sukarela.

Brukk

Seorang wanita tiba-tiba saja jatuh kepelukan Adzka. Sepertinya ia sedang ketakutan, sampai-sampai tidak bisa menahan berat badannya.

Merasa mendapat berlian, Adzka segera membawa wanita itu menjauh dari area dance floor, mendudukannya disalah satu sofa yang berada di pojok dengan pencahayaan yang lebih minim tentunya.

Adzka memalingkan pandangannya saat mendengar wanita disampingnya menangis.

"Tolong," lirih wanita itu sambil menatap Adzka penuh harap.

Adzka mengangkat alisnya seolah bertanga 'apa'.

"Bawa gue pergi dari sini, gue gamau dijadiin budak nafsu sama om-om itu," ucap wanita itu sambil menunjuk seorang. Adzka mengikuti arah wanita itu. Dilihatnya, beberapa orang yang sudah cukup berumur seperti sedang mencari seseorang.

"Oke. Ayo." dengan segera, Adzka menarik tangan wanita itu keluar dari club.

Tidak ada yang bersuara sepanjang perjalanan. Keduanya fokus pada pikiran masing-masing. "Lo masih perawan?" tanya Adzka to the poin. Wanita itu tampak terkejut dengan pertanyaan Adzka yang menurutnya terlalu frontal.

"MAKSUD LO APA NANYA KAYA GITU, HAH?" kesal wanita itu.

"Ya, gaada salahnya dong gue tanya. Lo ada di club, bareng sama om-om kan bisa aja..." belum selesai Adzka menyampaikan pemikirannya, Wanita itu menampar pipinya cukup keras, membuat Adzka dengan refleks menghentikan mobilnya. Untung saja dibelakangnya tidak ada mobil lain.

"KURANG AJAR LO," belum sempat telapak tangan Adzka mendarat di pipi Wanita itu, ia sudah menahannya.

"Jangan mentang-mentang gue cewe, gue gabisa ngelawan lo ya."

"Kenapa lo marah?"

"Jelas gue marah. Lo udah..." belum sempat Wanita itu melanjutkan kalimatnya, Adzka sudah lebih dulu menempelkan bibirnya dengan bibir wanita itu, melumatnya lembut.

Dukk

"SIALAN LO!" Wanita itu mendorong Adzka hingga punggungnya terbentur.

Merasa sudah kesal, Adzka membelokkan mobilnya kesebuah hotel yang kebetulan mereka lewati.

"BERENTI, GUE GAK MAU!" teriak wanita itu ketika Adzka dengan kasar menarik tubuhnya keluar mobil.

Bukan Adzka namanya jika tidak mempunyai ide untuk menaklukan wanita. Dengan gerakan cepat, ia mengangkat tubuh mungil wanita itu.

Setelah membereskan segala urusan cek in, Adzka membawa wanita itu kekamar.

"Awhh," ringin Wanita itu ketika tubuhnya terhempas diatas ranjang.

Adzka merogoh saku celananya, mengambil beberapa uang dan melemparnya tepat mengenai wajah wanita itu.

"GUE BUKAN PELACUR BANGSAT!"

"What ever you say, baby." dengan gerakan lambat, Adzka mendekati wanita itu, membaringkan tubuh mungilnya dan segera menindihnya.

"Denger ya, gue gak nafsu sama lo." setelah mengatakan itu, Adzka kembali menarik tubuhnya menjauh.

"Pake duit itu buat keperluan lo. Dan, malam ini, lo istirahat disini. Ini kartu nama gue, lo bisa hubungin gue kalo duit lo udah abis."

Tak banyak bicara lagi, Adzka segera pergi meninggalkan kamar itu.

The Naughty Young Där berättelser lever. Upptäck nu