4. Luna VS Adisty (18+)

22.1K 82 1
                                    

Luna melangkahkan kakinya menuju kelas. Tidak ada perasaan senang sama sekali, yang ada justru rasa malas. Berada di sekolah pasti akan mempermudah dirinya untuk bertemu dengan Adzka, ditambah lagi sekarang ia memiliki musuh, Adisty.

Luna meletakkan tas nya diatas meja dengan malas ia mengambil ponsel yang ada di saku. Menscroll berbagai aplikasi chatnya, tidak ada yang menarik hanya ada beberapa pesan dari grup kelas.

Merasa bosan, akhirnya Luna memutuskan untuk keluar kelas. Sedikit berkeliling mungkin akan mengusir rasa bosannya.

Langkah Luna terhenti di ujung kolidor sekolah, ia menajamkan pendengarannya, menatap sekeliling dengan tatapan takut.

Sial, kenapa ia harus mendengar suara setan di pagi hari, lebih parahnya lagi ini sekolahan. Dengan cepat, Luna membalikkan badannya berniat menjauhi tempat itu.

"Ahh Adisty, ahhh hhh," langkah Luna terhenti saat mendengar sebuah nama yang sejak kemarin membuatnya kesal. Niatnya untuk pergi ia urungkan, dengan perlahan Luna mencari sumber suara itu.

"ahh...hhh emphhh."

Semakin Luna melangkah kesudut lorong, semakin jelas juga suara desahan itu. Mata Luna terbelakak sat matanya melirik ke belokan diujung kolidor itu, sepertinya tempat itu jarang dijamah oleh siswa lain, terlihat tempatnya yang sedikit gelap, juga lantainya yang berdebu, mungkin karena letaknya diujung kolidor dan sedikit menjorok kedalam.

Disana, Luna melihat Adisty yang sedang berusaha meredam desahannya, tangannya bertumpu pada dinding sekolah, baju seragamnya sudah tersingkap keatas, menampilkan isinya yang mencuat, rok nya juga sudah naik hingga pinggang dan yang lebih parahnya lagi, Luna melihat seorang lelaki yang tidak ia kenal sedang menikmati bagian inti Adisty.

"ahhh hhh akhhh shhh." desahan Adisty tidak dapat ia tahan lagi gerakan pria itu pun semakin menggila.

Menyadari dirinya sudah melewati batas Luna segera berbalik dan pergi menuju kelas. Sungguh ia tidak menyangka akan menyaksikan adegan live.

Bel masuk berbunyi, semua siswa laki-laki yang sejak tadi nongkrong didepan kelas satu persatu mulai masuk.

"Eh, Disty, PR Pak Budi udah belum?" tanya Mika, salah satu teman Adisty.

Mendengar nama Adisty, pandangan Luna teralihkan dari novelnya. Ia menatap Adisty dari atas sampai bawah seolah menilai penampilan Adisty.

"Ngapain lo liatin gue gitu?" tegur Adisty membuat Luna segera mengalihkan pandangannya kembali pada novel.

Sungguh, ia tidak menyangka gadis secantik Adisty bisa berbuat mesum di sekolah. Memang benar kata orang, zaman sekarang cantik aja gak menjamin segalanya. Buktinya Adisty, dia cantik tapi tidak punya harga diri.

***

Bel tanda istirahat berbunyi, membuat seluruh siswa berhamburan menuju kantin.

"Lun, mau makan?" tanya Zaza, sambil menyondorkan kotak nasi yang berisi roti isi. Luna menggeleng lemah, ia tidak nafsu makan. Entah kenapa bayang-bayang Adisty dan laki-laki tadi terus saja berputar di dalam benaknya.

"Gue mau ganti baju sekarang aja deh, duluan ya," ucap Luna mengambil baju olahraganya di dalam laci meja lalu pergi meninggalkan Zaza sendirian.

Setelah istirahat, pelajaran olahraga akan berlangsung. Sebenarnya Luna sangat malas, olahraga di siang hari membuat tenaganya semakin terkuras.

Dengan santai, Luna memasuki salah satu bilik toilet, ia menyampirkan baju olahraganya pada gantungan baju. Tanpa menunggu lama, Luna sudah selesai mengganti bajunya.

Luna mengernyit heran saat orang-orang memandangnya dengan tatapan meremehkan. Apakah ada yang salah dari penampilannya? Luna menatap celana olahraganya, tidak terbalik, begitu pun bajunya, tidak ada yang salah menurutnya.

"Kiw, cewe nanti malam ikut Aa ya," goda salah satu siswa laki-laki yang tidak Luna kenal.

Merasa kesal, Luna melangkahkan kakinya lebih cepat, banyak lelaki yang terus menggodanya.

"Gila ya, keliatannya aja baik, tapi ternyata murahan," ucap salah satu perempuan membuat langkah Luna terhenti.

"Apa maksud lo?" tanya Luna geram.

"Maklum lah namanya juga murid baru, pasti belum nunjukkin sifat aslinya," tambah salah satu teman perempuan tadi.

"Maksud kalian apa hah?"

Mata Luna terbelakak saat salah satu dari ketiga perempuan itu menyondorkan ponselnya, memutar sebuah vidio berdurasi 30 detik yang menampilkan dirinya sedang berganti baju di kamar mandi barusan.

Wajah Luna memerah menahan malu sekaligus marah.

"SIAPA YANG NYEBARIN INI?" teriak Luna menggema memenuhi kolidor yang sedang ramai karena jam istirahat belum selesai.

"JAWAB! KALIAN DAPET DARI MANA VIDIO ITU!?" hening, tidak ada yang menjawab.

Luna mengepalkan tangannya kuat, ia melihat Adisty dan kedua dayangnya sedang tersenyum penuh kemenangan. Dengan cepat, Luna menghampiri ketiganya membuat semua murid yang menonton semakin penasaran dengan apa yang selanjutnya akan terjadi.

Plakkk

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi mulus Adisty, membuat penonton menatap tak percaya. Siswa baru seperti Luna berani menampar sang primadona sekolah. Ini adalah kejadian yang sangat jarang terjadi.

"LO KAN YANG VIDIOIN GUE, TERUS LO JUGA KAN PASTI YANG NYEBARIN ITU?" sentak Luna penuh emosi.

"HEH, PUNYA BUKTI APA LO NUDUH-NUDUH GUE?" balas Adisty tidak mau kalah.

"KARENA CUMAN LO YANG GAK SUKA SAMA GUE!"

"Yakin lo?" tanya Adisty tersenyum remeh.

"Sekalinya jalang tetap aja jalang kali," celetuk Vena, salah satu teman Adisty membuat ketiganya tertawa mengejek.

"Jaga mulut lo ya! Temen lo ini yang jalang, sampe berani berbuat mesum di sekolah!" ucap Luna santai, membuat beberapa siswa yang mendengarnya jadi berbisik-bisik.

Adisty menatap Luna tak percaya, apa perbuatannya pagi tadi diketahui Luna? Wajah Adisty seketika berubah merah.

"LO JANGAN NUDUH-NUDUH GUE TERUS DONG!" teriak Adisty berusaha menutupi.

"Gue gak nuduh, gue liat dengan mata kepala gue sendiri, lo berbuat mesum di lorong pojok sana," ucap Luna sambil mengarahkan jari telunjuknya kearah lorong pojok.

Kali ini, Luna yang tersenyum mengejek, ia yakin Adisty sebentar lagi akan menjadi bahan olokan semua siswa.

"Mana mungkin Adisty kayak gitu, lo kalo gasuka sama dia jangan nuduh yang engga-engga dong," bela salah satu siswa laki-laki.

Wajah Luna memerah menahan marah, ternyata membuat Adisty jatuh tidak semudah membalikkan telapak tangannya, kepopuleran Adisty membuatnya terlindungi.

"NGAPAIN KALIAN NGUMPUL DISINI? GAK DENGER BEL UDAH BUNYI?" teriak Adzka yang entah muncul dari mana.

"MASUK KELAS!"

"lo berdua, ikut gue!" dengan kesal, kedunya melangkahkan kaki mengikuti Adzka.

..................................................................................................................................

Jangan lupa tinggalkan komentar

The Naughty Young Where stories live. Discover now