3. Luna Maharani Dwie

11K 70 2
                                    

HAPPY READING
***

Adzka memegang kepalanya frustasi, sejak tadi bayang-bayang Adisty yang berusaha menggodanya terus berputar. Adzka itu cowo normal gengs, jujur saja ia tergoda tapi kan ini sekolah yakali kan? Adzka masih waras.

Ketukan di pintu mengalihkan perhatiannya, Indy salah satu anggota OSIS, berjalan menghampiri Adzka.

"Lo di panggil sama Pak Danang," ucap Indy. Tanpa banyak bicara lagi, Adzka segera bangkit dari duduknya.

Sesampainya di ruangan Pak Danang, Adzka mengetuk pintu dan segera masuk.

Tatapannya tertuju pasa seorang gadis mungil yang terlihat tidak asing. Sementara gadis itu, menatap Adzka kaget, tubuhnya seketika kaku. Satu minggu sudah ia berusaha melupakan sosok lelaki kurang ajar yang ia temui tanpa sengaja itu dan kini, lelaki itu berdiri di hadapannya. Takdir memang luar biasa.

"Adzka, ini Luna, hari ini adalah hari pertama ia bersekolah. Kamu tolong antarkan dia kekelasnya ya, XI IPA 2," perintah Pak Danang.

Adzka hanya mengangguk sebagai jawaban, setelah itu ia berpamitan dan keluar dari ruangan Wakasek Kesiswaan itu. Dengan langkah berat, Luna mengikuti Adzka.

"Jadi, nama lo Luna?" tanya Adzka tanpa  mengalihkan pandangannya dari depan.

"Nama lo bagus, tapi engga dengan kelaluan lo," balas Luna sambil tersenyum remeh, yang tentunya tidak Adzka lihat.

Adzka menghentikan langkahnya didepan kelas XI IPA 2. Sejujurnya ia sangat malas menginjakkan kakinya di kelas ini. "Ngapain lo disini? Kangen lo ama gue?" tanya Adisty yang tiba-tiba muncul di hadapan Adzka. Sekarang kalian tahu kan alasan dibalik kemalasan Adzka?

"Gak usah geer deh," jawab Adzka dingin.

Pandangan Adisty beralih menatap Luna yang sejak tadi masih setia berdiri di belakang Adzka.

"Eh lo murid baru, urusan kita belum kelar ya," ucap Adisty sinis. Luna hanya memutar bola matanya malas. Baru beberapa jam ia menginjakkan kakinya di sekolah ini, ia sudah mendapatkan musuh.

Adzka menatap bingung Adisty dan Luna. "Dia nyari masalah sama gue," jelas Adisty yang menyadari kebingungan Adzka. Sedangkan Adzka hanya mengangkat bahu acuh, sudah biasa baginya melihat Adisty bermasalah dengan siswa lain.

"Ini kelas lo, jangan buat keributan, apalagi sama cewe ini. Kelar udah idup lo kalo berurusan sama dia," peringat Adzka, sambil matanya melirik Adisty yang sedang menatap remeh Luna sambil menyandarkan tubuhnya di pintu kelas.

Luna hanya menganggukkan kepalanya. "Bilang ke gue kalo lo di apa-apain sama singa jelmaan manusia itu," pesan Adzka, yang lagi-lagi diangguki malas oleh Luna.

Setelah merasa aman, Adzka pergi meninggalkan dua gadis, ralat satu gadis dan satu wanita yang masih memandang remeh lawannya.

"Waw, dapet perhatian dari Adzka ceritanya?" sindir Adisty.

"Bukan urusan lo," balas Luna dan setelahnya ia berlalu masuk kedalam kelas. Beberapa siswa menatapnya dengan berbagai tatapan. Ada yang memandangnya remeh, ada juga yang memandangnya kagum. Sedikit informasi, Luna ini memiliki tubuh yang mungil yang menggemaskan, pipinya sedikit cubby dengan hidung mancung dan mata bulat.

Luna mengedarkan pandangannya keseisi kelas, berusaha mencari bangku yang kosong. "Duduk sini aja, kosong ko," ucap seseorang yang duduk di bangku pojok belakang. Luna menghampiri bangku itu, namun, bruk! tubuhnya terjatuh membuat seisi kelas mentertawakannya. "Heh anak baru, jangan sok cantik deh lo, lo itu gak pantes buat Adzka. Paham?" sarkas Adisty yang entah sejak kapan ia berada di belakang Luna.

Sebuah tangan memegang bahu Luna dan membantunya berdiri. Membawanya ke bangku paling depan.

"Waw, Zaza so sweet banget sih," ledek Adisty saat melihat Zaza--cewe nerd yang selalu jadi bahan bullyan Adisty dan teman-temannya membantu Luna.

"Jangan ladenin mereka, mereka emang gitu," bisik Zaza.

Luna menatap Adisty yang masih tertawa puas bersama teman-temannya. Melihat itu, membuat Luna mengepalkan tangannya kesal.

"Jangan di ladenin, urusannya bakal jadi panjang," ucap Zaza sambil membuka kepalan tangan Luna.

"Zaza," ucap Zaza sambil mengulurkan tangannya yang langsung dibalas Luna. "Luna," jawabnya sambil tersenyum ramah.

"Anak-anak kelas ini emang gitu," curhat Zaza. "Apalagi Adisty, dia paling nyebelin," tambah Zaza.

"Awas aja tu orang, gua selepet lama-lama," geram Adisty. Zaza hanya tersenyum mendengar ucapan Luna.

Bel pergantian pelajaran berbunyi, Luna bersiap menyiapkan alat tulisnya.

***

Bel pulang sekolah berbunyi, membuat semua siswa berlomba-lomba menuju gerbang, begitupun dengan Luna. Hari yang melelahkan baginya, padahal ini baru hari pertama tapi rasanya ah mantap.

"Balik sama siapa?" Luna membalikkan tubuhnya dan langsung berhadapan dengan sosok Adzka yang jauh lebih tinggi darinya. Mungkin ia hanya setinggi dada laki-laki itu.

"Balik sama siapa?" ulang Adzka.

"Bukan urusan lo."

"Jelas urusan gue dong."

"Lo tuh kenapa sih, sok perhatian banget sama gue?" kesal Luna.

"Karna gue rasa, lo butuh perlindungan dari gue."

"Siapa elo? Gue gak perlu perlindungan dari lo!" tepat setelah mengucapkan itu, sebuah bus berenti tepat didepan Luna, dengan segera gadis itu langsung menaikinya.

..................................................................................................................................

HAI!!! APAKABAR KALIAN? SEMOGA SELALU SEHAT YA.

BERHUBUNG KEMARIN RABU GAK UP, JADI DI GANTI HARI INI

The Naughty Young Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang