bandara

262 3 0
                                    

seperti janji mereka kemarin, hari ini mereka semua akan mengantarkan Adrian kebandara, Adrian sebenarnya sengaja menyembunyikan keberangkatannya, tapi karena Sean selalu berbeda, dia membuat semuanya jadi tau perihal keberangkatan Adrian.

"Sea, are you okay?" tanya Aksa menatap Sean yang terlihat pucat.

Sean mengangguk menatap Aksa dengan senyuman kecilnya menandakan dia baik-baik saja.

Aksa paham, Sean adalah gadis yang sangat membenci adanya perpisahan, dia benci yang namanya melepaskan, merelakan, melupakan dan dia benci semua itu yang menjadi dasar dari perpisahan.

"kalo kamu ngerasa nggak sehat, kamu nggak usah ikut aja Sea, aku nggak bisa liat kamu pucat begini," ucap Aksa ragu

Sean terkekeh, "aku yang ngajak mereka, nggak mungkin aku batalin pas semuanya udah kumpul disini kan,"

"udah yuk, kita ke mereka, nggak enak juga, nunda-nunda,"

Achilles,Sky,Varun, dan Zale mendekat kearah Sean, "ini mau pergi sekarang?" tanya Zale pada Sean

Sean mengangguk, "kita jalan sekarang, tapi.."

"tapi apa?" tanya Varun

"semuanya udah sarapan?" saut Sean dengan nada yang sengaja dia besarkan

mereka semua menatap Sean lalu mengangguk, dan berteriak, " udah Sea, udah kenyang malah," saut salah satu dari mereka, yang membuat semuanya tertawa.

"yaudah, sebelum jalan Achi mimpin doa ya," suruh Sean tiba-tiba

Achilles tidak bisa menolak permintaan Sean apapun itu, dan jika seperti ini, dia semakin tidak ada alasan untuk menolak.

"yaudah, semuanya berdoa menurut kepercayaan dan keyakinan masing-masing ya," pinta Achilles lalu menundukan kepalanya.

"berdoa selesai," saut Achilles lagi, semuanya mengangguk lalu mengambil helm mereka masing-masing.

"yaudah, yuk berangkat," ucap Sean

semuanya mengangguk dan mulai menyalakan mesin motor mereka, motor yang mereka gunakan rata-rata yamaha R1M, Bmw K 1600 B grand america, dan triumph rocket 3 GT. motor BMW K 1600 B Grand America atau yang diberi nama love at firs sight oleh pemiliknya adalah motor yang memiliki tempat space untuk boncengan, jadi bukan motor untuk pengendara tunggal, motor ini sengaja digunakan karena mereka berencana akan konvoi dengan Adrian sampai ke bandara, dan rata-rata motor yang lain tidak pas untuk boncengan selain love at first sight (latih).

"widihh, latih keluar ke jalanan saudara-saudara" ucap Daren kaget

"anjir latih kilometernya nambah sih fix, selama ini jadi pajangan doang di rumah kan ya," ucap Sky terkagum melihat motor dengan harga fantastis itu.

Sean menatap motor hitam dengan ukiran inisial nama pemiliknya pada sisi samping bodi motor itu.

"Aksa, latih seriusan kamu pake?" tanya Sean kaget, Aksa benar-benar menyukai motor ini, jika sampai lecet sedikit saja,Aksa mungkin akan puasa untuk memperbaikinya.

Aksa mengangguk, "soalnya yang bisa dipake boncengan cuman ini Sea," jawab Aksa seadanya.

"loh, kamu kan punya motor lain maksudku,"

"tapi motor yang lain, nggak bisa bikin kamu nyaman kalau dibonceng,"

Sean tersenyum lalu menatap Aksa, " jadi, kamu yakin pake latih?" tanya Sean sekali lagi

"kalo lo nggak yakin, pake vespa aja kali," saut Zale pada Aksa.

Sean mengangguk, "apa mau pake vespa aja?" tanya Sean lagi, masalahnya dia tau betul, lathi bukan motor yang Aksa beli untuk konvoi atau balapan, ini motor yang menjadi cinta pertamanya bahkan hanya dengan sekilas, oleh sebab itu singkatannya latih.

Diamond Where stories live. Discover now