2

4.4K 613 14
                                    

Lorra mengemudikan mobilnya menuju ke D Night Club. Tidak bisa dia bohongi bahwa saat ini hatinya sedang kacau.

Melihat perselingkuhan orang yang ia cintai di depan matanya membuat ia merasa sakit. Ia pikir ia telah memiliki pria yang tepat, tapi ternyata ia salah. Apakah mungkin pria di dunia ini memang semuanya tidak setia?

Bukan tanpa alasan Lorra membenci perselingkuhan. Sebelumnya ibunya juga kehilangan sang suami karena perselingkuhan.

Orangtuanya telah menikah selama 10 tahun, tapi sang ayah menyelingkuhi ibunya dan lebih memilih wanita lain daripada ibunya. Alasan lain juga karena saat itu ibunya belum mengandung. Ibunya diceraikan

Lorra belajar dari ibunya, bahwa pria yang sudah berselingkuh tidak perlu diharapkan lagi. Suatu hari nanti pria itu akan kembali berulah. Ibunya begitu mencintainya ayahnya, tapi ibunya tidak mengemis agar tidak diceraikan.

Selain itu ibunya juga direndahkan oleh orangtua ayahnya karena tidak bisa memberikan keturunan, juga karena ibunya berasal dari keluarga biasa.

Sebelumnya Lorra pikir hal buruk tidak akan terjadi padanya jika ia berhubungan dengan pria kaya. Akan tetapi, sekali lagi ia salah. Mungkin ia dan ibunya memang tidak berjodoh dengan pria kaya.

Sepertinya setelah ini ia harus mencari pria yang berasal dari kalangan biasa, dengan begitu kutukan mungkin tidak akan mengikutinya.

Lorra masuk ke dalam club. Ia memesan minuman pada bartender lalu menyesapnya. Lorra memiliki toleransi yang cukup baik dengan alkohol, jadi minum sedikit lebih banyak itu tidak akan membuatnya mabuk.

Selama empat tahun ia menghabiskan waktunya dengan sia-sia. Pada kenyataannya ia tidak benar-benar berada di hati Altair. Pria yang mengejarnya ketika sekolah menengah atas itu mungkin sudah merasa bosan dengannya.

Ia mencintai bajingan yang bahkan tidak pantas memiliki sedikit saja cinta darinya. Untungnya Lorra masih memiliki kewarasan, ia tidak menyerahkan hatinya sepenuhnya pada Altair.

Ibunya pernah berkata padanya, cintai pria sewajarnya maka dengan begitu ketika engkau ditinggalkan kau tidak akan begitu terluka. Dan Lorra mengikuti ucapan ibunya, itulah sebabnya ia tidak sampai bunuh diri karena putus cinta.

Bayangan pernikahan sudah ada di depan mata Lorra, tapi hancur dalam sekejap mata. Tidak apa-apa, itu lebih baik daripada ia mengetahui kebusukan Altair setelah menikah. Itu akan lebih menyedihkan lagi. Ia akan menjadi seorang janda. Lorra tidak memiliki cita-cita seperti itu.

Meskipun pada kenyataannya ibunya baik-baik saja dengan status janda, tapi paradigma masyarakat terhadap janda tidaklah baik.

Banyak pria hidung belang yang mencoba menggoda bahkan melecehkan, dan banyak wanita yang menghina bahkan memandang rendah seorang janda.

Tidak terkecuali ibunya. Dahulu ibunya pernah dimaki-maki oleh seorang wanita yang menuduh ibunya menggoda sang suami. Menyebut ibunya wanita rendahan dan berbagai macam kata tidak enak di dengar lainnya.

Lorra hanya tidak ingin mengalami hal yang sama. Itulah kenapa ia selalu memilih dengan siapa ia akan berhubungan.

"Buka botol yang baru." Lorra berkata pada bartender. Itu adalah botol kedua yang akan ia minum malam ini.

"Kau butuh teman, Nona?" Seorang pria mendekati Lorra.

Lorra mengabaikan pria yang bicara. Ia hanya menyesap minumannya. Saat ini ia tidak sedang kesepian, jadi ia tidak membutuhkan teman sama sekali. Lagipula teman yang pria itu maksud memiliki arti lain.

Lorra datang ke club bukan untuk menemukan pria untuk ia tiduri. Ia cukup waras untuk tidak melakukan hal-hal yang merugikannya hanya karena patah hati.

In Bed With The DevilWhere stories live. Discover now