[FOLLOW DULU BARU BACA]
"Apa? Jadi, selama ini, Cia capek-capek sekolah. Percuma, dong? Sial! Kenapa harus dijodohkan sama Om-Om resek, lagi!" Heboh Keysia.
"Sifat mereka sama. Cara berpakaiannya, cara menatapku, dan nama penyebutan mereka pun tak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kamu telah mengganti mimpi burukku dengan mimpi indah, kekhawatiranku dengan kebahagiaan, dan ketakutanku dengan cinta."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
39.|🌧️| HADIAH DAN AWAL PEMBUKTIAN🌧️
Keheningan menyapu waktu dalam beberapa saat. Gevin tidak lagi bergeming, kini ia menatap dalam gadis yang berdiri di hadapannya. Gadis itu tampak menarik napasnya dalam, lalu membalas tatapannya sambil tersenyum tipis.
Gadis itu berkata, "Om Gevin yakin dengan cinta yang Om Gevin bilang tadi itu serius karena cinta atau karena yang lain?"
"Cia gak pernah meragukan Om Gevin, karena Cia tahu Om Gevin punya banyak kemampuan yang tidak perlu diragukan lagi. Tapi, di sini Cia sepertinya masih meragukan perasaan yang Om Gevin punya untuk Cia. Cia takut perasaan itu, bukan murni untuk Cia, tapi untuk lain. Susah jelaskannya, maaf." Tersenyum tipis Keysia membalas.
"Seperti ini, Om Gevin tahu gak, apa itu arti? Dan makna cinta sesungguhnya?" tanya kembali Keysia membuat Gevin diam berusaha mencerna maksud dari perkataannya barusan.
"Secara umum deh, bukan menurut Om Gevin saja. Gimana?" tanya Keysia.
"Apa hubungannya dengan ini? Aku hanya ingin memberitahukan perasaanku, bukan untuk yang lain. Bagiku cinta seperti itu sihir, kau menyebutnya sebagai takdir. Saat takdir berubah menjadi sebuah humor, kau menyebutnya sebagai kejutan yang menyenangkan. Tapi, tidak bagiku cinta itu anugerah dan hadiah yang tidak pernah akan kulepaskan." Gevin membalasnya dengan tatapan teduh membuat Keysia kembali menarik senyumnya tipis.