Part 4 - Takdir

4.1K 272 12
                                    

Cerita ini dibuat bulan November 2014

.

Author's POV

"Eh loe tau gak kalo Pak Adit hengkang."

"Hah? Jadi siapa yang gantiin? Syukur dehh, aku takut soalnya Pak Adit disiplin banget."

"Aku denger-denger sih anak pertamanya. Tadi aku lihat sekilas dia cakep banget !"

"Masakk??"

Obrolan para wanita penggosip kantor biasa kalau ada kabar baru.

Siapa lagi yang di gosipkan mereka kalau bukan Direktur Utama baru hari ini, Alredho Sanjaya. Pria tampan bertubuh atletis dengan tinggi semampai menjadikan dia sorotan utama para karyawan kantornya. Walaupun gemar travelling, tubuhnya tetap saja putih bersih tanpa cela sedikitpun. Mungkin kalau di suruh memilih, pria ini lebih cocok menjadi model daripada jadi Direktur.

Tetapi ada satu hal, hari ini para karyawan seperti mendapatkan badai baru. Bukannya senyum manis yang di berikan oleh pimpinan mereka melainkan ekspresi horor, tatapan sinis dan kening berkerut tanda Beliau lagi amat kesal.

Bagaimana tidak kesal? Dengan semena-mena ayahnya menyuruh dia hari ini langsung bekerja. Tanpa belajar dan tanpa basa-basi untuk memberikan panutan sebagai seorang Direktur Utama.

"Tanyakan saja dengan Pak Jono."

Itu jawaban yang selalu dia dengar pagi ini. Di tambah lagi.

"Al, jangan pecat siapapun."

What?! Untuk apa memecat orang di hari pertamanya bekerja? Ada-ada saja. Bahkan mungkin orang yang memecatku, Pa?! Batin Redho.

'Ting'

Bunyi suara lift terbuka. Ramai sekali wajar saja ini jam masuk kantor. Mereka di dalam lift terdiam saat melihak sosok berperawakan tinggi di depan lift. Berdiri angkuh, memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya.

"Aku atau kalian yang keluar?" ucapnya pertama kali. Semua karyawan memandangnya ngeri lalu keluar berhamburan kecuali satu orang. Gadis mungil kecil cantik dan berbibir merah alami. Dia membawa sebuah map di depan dadanya. Tidak melihat keadaan didepannya yang riuh karena dia berdiri paling belakang. Tatapan mata gadis itu juga tidak gentar melihat pimpinan di depannya. Malah seperti menantang. Mereka berdua sama-sama dilanda kegalauan hari ini.

"Kamu tidak keluar?" tanya pria itu saat masuk ke dalam lift dan memencet lantai 20, ruangannya.

"Untuk apa aku keluar? Kamu saja yang keluar." jawab gadis itu ketus. Redho yang mendengar nya pun berbalik dan melotot ke arahnya. Bukannya takut, gadis itu malah melotot juga.

"Ah, nyalimu ternyata lebih besar dari tubuhmu." ujar pria itu dengan nada sarkastis. Gadis itu mendongak dan melihat wajah seorang pria tampan tapi menyebalkan. Tanpa ragu-ragu dia menghembuskan nafas kesal.

"Apa kau baru menyinggung tinggi badanku, Tuan Tiang Listrik?" jawab gadis itu mengejek. Redho pun geram dan mengambil map di depan dadanya kasar. Dia melihat belt yang di pakai gadis itu.

'Andira Kirana Basyir'
Divisi Keuangan

"Kau tidak tahu siapa aku, Nona Andi?" tanya pria tampan itu sambil menaikkan alis sebelah kanannya.

"Hah? ANDI?! Aku bukan pria !" teriak Dira di depan wajah Redho. Pria itu terkejut dan tidak terasa dia tersenyum kecil melihat tingkah gadis di depannya itu.

"Oh ya jelas kau bukan pria. Pria mana punya tinggi badan sependek itu." Redho semakin menjahilinya dan jelas Dira semakin kesal. Dira pun mengambil map dari tangan Redho paksa.

Perfect Moments [HIATUS]Where stories live. Discover now