adipwinchester

Dalam perjalanannya, kata-kata yang telah dirangkai sedemikian rupa saat jiwamu telah diilhami, akan membentuk sebuah puisi. Konsentrasi pada kata demi kata itu bukan lahir atas nama kemanasukaan, tetapi adanya makna yang ingin kau sampaikan mewakili segenap perasaanmu. Lalu, satu kata akan merangkul kata yang lain. Itu artinya, sebuah makna akan bertemu dengan makna yang lain, bergabung saling merangkul menguatkan konsentrasi bahasa itu sendiri sehingga apa yang kau rasakan tertuangkan dalam rangkaian kata-kata untuk satu tujuan, melampiaskan perasaan dan emosimu. Kata-kata adalah pelampiasanmu.

Sedemikian hingga kau bersusah payah mencari-cari diksi yang pastinya kau pilih berdasarkan atas hatimu yang selektif karena kau pikir perasaanmu tengah kau manjai.  

Terbitlah sebuah puisi, kata anak bahasa. 

Baik, kau tak perlu menjadi anak bahasa untuk memahami puisi. Kau suka musik, dengan begitu tak cukup kata-kata itu kau rangkaikan. Kau ingin lebih, maka bermusikalisasilah rangkaian kata-kata ciptaanmu itu. Lagi dan lagi hanya satu tujuan, kata-kata adalah pelampiasanmu. Ritme dari nada-nada akan lebih menambah rasa emosi yang ingin kau sampaikan kepada makhluk di luar sana. 

Apakah sudah cukup? 
Tidak juga. 

Dari kata menuju ke kata-kata berkumpul membentuk puisi yang kau lagukan dan sekarang kau putuskan untuk mencerpenkannya. 

Malang, aku berucap seperti ini dianggap aku sedang memainkan roman. Padahal, aku hanya ingin membantumu. Saat sebuah kata-kata yang kau sebut lirik lagu dari band favoritmu tanpa sengaja menggetarkan hatimu hingga kau berdiam tanpa sebab. Kau berpikir ada sesuatu dalam lagu itu. Sangat besar. Sangat dan teramat besar hingga kau sejenak meninggalkan waktu. 

They are all more than just songs, they need to be told, not by your voice but by your words

Kumpulan surat-surat oleh adipwinchester yang tak terbaca dan tak pernah diharapkan kedatangannya. 

Hi, just be friendly with me...