Sour Candy | MarkHyuckโ˜‘

De Hc6689

1.2M 155K 49.2K

Mark Lee, seorang pemuda biasa yang hanya hidup untuk musik tanpa tertarik dengan hal lain, termasuk cinta. ... Mais

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
14
15
16
17
18
19
20
21
epilog
...

13

44.7K 6.8K 1.8K
De Hc6689


Seo Johnny..

Nama itu mungkin terdengar asing ditelinga para awam namun justru begitu tersohor dikalangan atas. Seo Group, sebuah perusahaan raksasa yang bergerak dibeberapa bidang dengan catatan mengagumkan ditiap cabangnya. Dan semua prestasi itu dikendalikan oleh Johnny dari balik mejanya, maka tak heran jika wajah tampan ayah Haechan ini sering terpajang diberbagai majalah bisnis dengan title luar biasa disamping namanya.

Namun, walau sering diliput media nyatanya kehidupan pribadi pria kepala tiga ini begitu misterius. Sama sekali tak satupun muatan artikel yang berkaitan tentang keluarga kecilnya, bahkan sampai detik ini identitas istri berserta anak-anaknya masih dirahasiakan dari publik. Seakan tak mengijinkan siapapun untuk mendekat, terutama pada si sulung Seo.

'Sour Candy♡∞:。.。  

"Jadi, ada yang ingin kau katakan?" Tanya Johnny dingin setelah mendengar kronologis kejadian dikantin. Kedua mata tajamnya berpaling, menatap datar si ibu kepala sekolah yang gelagapan didepannya.

"Ah- begini tuan Seo, aku yakin ini hanya kesalahan pahaman saja.. Kau tahukan remaja? Pertengkaran kecil itu biasa" Balas ibu Hyemi itu diiringi tawa kecilnya. Wanita paruh baya itu menyenggol kecil lengan Hyemi yang duduk disisinya. "Cepat minta maaf ke Haechan" Bisiknya pelan membuat Hyemi melotot tak terima.

"Kenapa aku harus minta maaf pada si bre-"

"Kang Hyemi!!" Potong sang ibu dengan bentakan kecil sembari menatap tajam wajah kesal putrinya.

"Sepertinya tak ada lagi yang perlu kudengar" Johnny bangkit dari kursinya membuat nyonya Kang panik, ditambah pria tegap itu langsung berjalan menuju pintu begitu saja dengan Haechan yang mengekor dari belakang. Membuat ibu Hyemi itu berdecak dan langsung bangkit mengejar langkah Johnny.

"Tunggu, tuan Seo mari kita bicarakan ini dengan tenang sembari meminum kopi-" Ucapannya terhenti saat Johnny berbalik dengan wajah dinginnya, membuat wanita itu meneguk ludah.

"Jika masih ada yang ingin kau katakan, silakan hubungi sekretaris ku" Ucap Johnny tenang namun terdengar begitu berbahaya.

"Ah- I-iya" Gagap nyonya Kang sembari mengangguk kaku, tak berani membantah pria dingin didepannya.

Ibu kepala sekolah itu mendesah kesal kala Johnny dan Haechan menghilang dari balik pintu ruangannya. Wanita itu berbalik, menatap tajam Hyemi yang masih terdiam kesal dikursi nya.

"Kang Hyemi kau gadis bodoh!" Serunya murka sembari mendekati sang anak.

"Sebentar lagi pemilihan ayahmu dan kau membuat masalah seperti ini! Dimana otakmu hah!"

Gadis itu mengepalkan tangannya kuat, menahan semua amarah yang berada diujung jemarinya.

"Dan lagi kenapa kau selalu mencari masalah dengan Haechan! Kau benar-benar sangat bodoh! Sekarang bagaimana caranya ayahmu mendapatkan dukungan tuan Seo jika kau terus bertingkah bodoh seperti ini!"

"Jawab!" Bentak sang Ibu membuat Hyemi bangkit dan balik menatap ibunya dengan bengis.

"Apalagi! Aku hanya ingin menghancurkan hidup jalang itu seperti dia menghancurkan hidup Oppa!"

Wanita itu menghembuskan napas kasar lalu mencengkram kedua bahu Hyemi. "Sudah berapa kali ibu katakan padamu untuk melupakan semua itu!"

"Kenapa aku harus lupa! Ibu lihat sendiri seperti apa penderitaan Oppa-"

"Itu karena ulah kakakmu sendiri! Dia sendiri yang-" Ucapan wanita itu tertahan, lidahnya mendadak menjadi kelu hingga ia tak mampu melanjutkan kalimatnya.

"Apa! Jihun Oppa yang apa!" Seru Hyemi sembari menampik tangan sang ibu dari bahunya. "Ibu jawab! Jihun oppa yang kenapa! Apa yang kalian sembunyikan!" Jerit Hyemi murka.

"Lupakan.. Kembali ke kelasmu, kau tak perlu tahu" Final sang ibu dan berjalan menuju kursinya, membuat Hyemi muak. Gadis itu benar-benar sudah muak dengan semua ini.

"Kenapa aku tidak boleh tahu! KENAPA SELALU AKU YANG TIDAK BOLEH TAHU!" Jerit Hyemi menumpahkan segala amarahnya. Napas gadis itu memburu, bersama dengan detak jantungnya yang bertalu. Rasanya begitu sesak dengan amarah yang terus meluap.

Wanita itu menghela napas, berusaha tetap tenang meladeni amarah sang putri. "Kau tak akan mengerti-"

"Aku mengerti! Aku bisa mengerti jika ibu mencoba membuatku mengerti! Sebenarnya apa yang selalu kalian rahasiakan dari ku!"

"Kembali ke kelasmu, biar ibu yang urus masalah video mu" Balas sang ibu sembari duduk tenang di kursinya, seakan tak mendengar seruan amarah sang putri dan tentu itu membuat emosi Hyemi semakin meluap.

"IBU JAWAB APA YANG-"

"KANG HYEMI!" Bentak sang ibu sembari menggebrak meja kuat, membuat Hyemi terdiam dengan rahang yang mengeras.

"Keluar" Lanjutnya tenang namun penuh penekanan, seakan tak menerima bantahan apapun lagi.

Hyemi mendecak kesal dan langsung berjalan pergi, keluar dari ruangan sang ibu dengan perasaan penuh emosi namun langkahnya terhenti kala ia lihat Jaemin berdiri didepan ruangan ibunya saat ia membuka pintu.

"Mau apa kau?" Sinis Hyemi menatap tajam si pemuda yang masih berdiri diam.

Jaemin melirik Hyemi sekilas lalu berpaling, menatap sang kepala sekolah yang juga tengah menatapnya. "Aku yang melakukannya" Ucapnya tenang membuat pasangan ibu dan anak itu menyerengit bingung.

"Maksudmu?" Tanya Hyemi skeptis membuat Jaemin kembali berpaling, menatap kedua mata Hyemi lamat dan kembali melanjutkan ucapannya.

"Aku yang merekam dan menyebarkan video mu"

....

Mark meringis kala wanita didepannya mulai membalut telapak tangannya dengan perban, wanita separuh baya yang juga merupakan seorang guru hanya menghela napas prihatin melihat luka mark.

"Ck, astaga anak itu benar-benar monster" Gumam si wanita membuat Mark menyerengit skeptis. "Apa maksud ibu? Siapa yang anda panggil monster?"

Wanita itu mendongak, melihat wajah Mark yang tengah menatapnya sinis. "Siapa lagi? Haechan pastinya"

"Haechan bukan monster! Kenapa anda memanggilnya seperti itu!" Bantah Mark tak terima membuat sang guru menaikan sebelah alisnya heran, tak menduga respon siswa didepannya.

"Lihat saja tanganmu.." Tunjuk si wanita sembari mengangkat perban ditangan Mark. ".. Jelas bukan? Belum lagi dengan semua keonaran yang dia buat. Anak itu benar-benar" Lanjutnya kesal, karena sesungguhnya guru itu sudah lelah dengan semua masalah yang berpusat pada Haechan.

"Tidak! Haechan anak yang pendiam, dia tak akan membuat keonaran tanpa sebab dan lagi Hyemi saja yang selalu memancing emosi!" Sanggah Mark cepat, dia benar-benar kesal pada guru didepannya ini. Seenaknya saja mengecap Haechan sebagai biang onar!

"Kenapa kau marah? Kau suka si psikopat gila itu?"

"Ibu benar-benar keterlaluan! Bagaimana bisa anda menyebut siswa anda psikopat gila!" Seru Mark murka sembari bangkit dari ranjang UKS. Pemuda tampan itu benar-benar marah sekarang, Haechan bukan psikopat gila!

"Kau tidak tahu? Bukannya kau dekat dengan Yeri dan Jaemin?"

"Huh? Apa maksud anda?"

"Haechan pernah membuat kakak Hyemi buta dengan silet, karena itu semua orang memanggilnya psikopat gila"

"H-huh?" Mark terdiam dengan mata membulat, tak percaya dengan apa yang baru didengarnya. Wajah tampangnya tertunduk, menatap tak percaya wajah yakin sang guru.

Tidak mungkin Haechan melakukan hal mengerikan itu! Mark akui memang Haechan 'sedikit' berbahaya, tapi pemuda manis itu tak akan menyerang tanpa alasan. Jikapun benar, ada yang aneh disini.. Dan lagi yang ia lihat, justru Haechan lah yang menderita disini.

Aneh.. Semua ini terlalu aneh!

"... Dan jika kupikirkan kenapa dia bersekolah disini? Padahal ini sekolah korbannya, pasti dia mengincar sesuatu bukan.."

Mark masih terdiam, sama sekali tak memperdulikan ocehan sang guru. Pemuda tampan itu terlarut dalam pikirannya, memikirkan berbagai kemungkinan yang terlintas diotaknya namun stuck! Potongan puzzle-nya terlalu rumit untuk Mark yang tak tahu apa-apa.

"... Juga, kenapa anak itu selalu lolos dari semua sanksi sekolah? Bukannya aneh- Yak! Kau mau kemana!" Seru sang guru kala Mark tiba-tiba berjalan cepat keluar UKS, bahkan dia belum selesai membalut lukanya.

Mark terus berjalan tanpa menoleh, seakan telinganya tuli akan panggilan sang guru. Kini tujuannya hanya ada satu, Yeri dan Jaemin.

Kedua orang itu pasti tahu apa yang sebenarnya terjadi dan jika Mark pikiran kembali kedua orang itu selalu terlihat tak biasa kala membahas tentang Haechan. Mark jadi semakin yakin, mereka berdua mendekatinya dengan maksud tertentu.

...

"Bagaimana? Apa hukuman mu?"

Jaemin mendengus dan berjalan mendekati Yeri yang masih betah duduk dikelasnya yang sudah sepi, karena memang sudah lewat dari jam pulang.

"Skors seminggu" Jawabannya santai sembari duduk diatas meja sang gadis membuat Yeri tertawa remeh. "Penyihir itu benar-benar, kau diskors seminggu sementara putri jalangnya bebas setelah membully banyak orang"

Jaemin hanya tertawa mendengar celoteh kesal Yeri, walau dalam hati ia terus mengumpati pasangan ibu dan anak itu setengah mati.

"Lalu, apa yang akan kau lakukan sekarang?"

"Apalagi? Aku ingin berlibur dengan Jeno dan Renjun" Jawab Jaemin sembari mengangkat bahunya acuh.

"Kau masih belum bisa memilih diantara keduanya?"

"Kenapa aku harus pilih satu jika bisa punya dua?" Yeri mendengus mendengar jawaban asal Jaemin. "Kau benar-benar sesuatu Na" Bangga nya dengan suara remeh, membuat pemuda Na itu hanya berpaling acuh.

"Lalu... Bagaimana keadaan Haechan?" Lirih Yeri membuat Jaemin terdiam dan bangkit dari duduknya, kedua mata pemuda itu melihat jauh tas Hyemi yang tergeletak dimeja. "Entahlah.. " Desahnya lelah

".. Paman Johnny tadi terlihat cukup marah" Lanjut Jaemin mengingat raut dingin Johnny mereka berpapasan dilorong ruang kepala sekolah.

"Nuna bagaimana-" Ucapan Jaemin terhenti kala sosok Mark secara tiba-tiba masuk kelas dengan langkah tergesa-gesa. Pemuda Na itu makin terheran saat Mark mendekati keduanya dengan wajah yang.. Terlihat marah?

"Kau belum pulang-"

"Kalian pasti tahu semuanya kan!" Seru Mark murka sembari menunjuk wajah Yeri, membuat kedua orang itu saling melirik tak mengerti.

"Apa maksudmu?" Sinis Yeri membuat Mark berdecak kesal dan kembali berseru "Haechan! Apa yang sebenarnya terjadi"

Mark mendengus melihat wajah bingung kedua orang didepannya. "Apa benar dia membuat kakak Hyemi buta dengan silet!"

Yeri dan Jaemin sedikit terlonjak mendengar ucapan Mark namun hanya sesaat karena keduanya dengan cepat mengendalikan reaksi tubuh mereka.

"Itu gosip yang beredar tentang Haechan, semua orang tahu tentang itu" Balas Yeri tenang membuat Mark memicing tajam, sama sekali tak mempercayai ucapan si gadis.

Mark mendecih dan melangkah mendekati Yeri secara perlahan. "Dilihat dari reaksimu, kalian pasti tahu lebih dari itu"

Gadis itu bangkit, berdiri diam disisi kursinya dan menatap kedua mata Mark tajam, seakan menantang si pemuda tampan. "Hm, kami tahu lebih dari itu" Desis Yeri membuat Jaemin menoleh panik.

Mark tertawa sinis kala tubuhnya kini berhadapan langsung dengan Yeri. "Apa alasan sebenarnya kalian mendekati ku?"

"Kenapa kami harus memberitahu?" Sinis Yeri membuat Mark muak, pemuda itu benar-benar muak dengan tingkah kedua orang ini.

"Berhenti bersikap sok misterius! Bukannya sudah kubilang kalian tidak keren sama sekali!" Mark raih kerah seragam Yeri membuat wajah cantik itu mendongak, bertatap langsung dengan kedua mata tajamnya.

"Brengsek lepaskan!" Seru Jaemin sembari berusaha melepaskan cengkraman tangan Mark dileher Yeri. "Bodoh lepaskan-"

"Buktikan padaku" Potong Yeri tenang, sama sekali tak terganggu dengan cengkraman tangan Mark.

"Buktikan kau pantas diandalkan untuk Haechan dan akan kukatakan semuanya" Lanjutnya tanpa memutuskan kontak mata dengan Mark, membuat pemuda tampan itu berkesiap dan berbanding dengan Jaemin yang membulatkan matanya.

"Nuna?"

"Buat aku percaya dan akan kuceritakan semuanya padamu, termasuk apa yang sebenarnya terjadi pada Haechan dan trauma-"

"Yeri nuna!" Potong Jaemin cepat, pemuda Na itu menatap tak percaya wajah serius Yeri yang terlihat begitu tenang. Apa gadis itu sadar dengan ucapannya barusan?

Mark tatap dalam kedua mata gadis itu dan melepaskan cengkramannya kala yang dia lihat hanya gurat keseriusan diwajah cantik Yeri. "Ku pegang kata-kata mu.. Akan kubuktikan jadi jangan mencoba kabur dari ku"

"Ku tunggu~" Dengus Yeri sembari tersenyum miring melihat kilatan penuh tekad Mark.

Pemuda tampan itu berbalik. Melangkah pergi tanpa sepatah kata apapun, meninggalkan Yeri yang tetap berdiri diam sementara Jaemin yang mengacak rambutnya kesal.

"Nuna kau sadar dengan yang kau ucapan barusan!"

Yeri hanya melirik Jaemin sekilas lalu meraih tasnya, membuat pemuda itu berdecak kesal akan respon pasif yang lebih tua.

"Nuna kau baru saja-"

"Aku tahu!" Potong Yeri cepat dan berbalik menatap wajah panik Jaemin. "Aku sangat tahu apa yang kukatakan barusan"

"Lalu kenapa?" Tanya Jaemin tak mengerti, pemuda Na itu sama sekali tak mengerti dengan tindakan sembrono Yeri.

"Karena aku muak!" Balas Yeri kesal sukses membuat Jaemin terdiam. "Aku muak Nana-yah, aku lelah dengan semua ini!"

"Mau sampai kapan kita terus seperti ini! Mau sampai kapan kita terus dihantui rasa bersalah itu! Mau sampai kapan?"

Jaemin masih terdiam, lidahnya terasa kelu tak mampu menjawab Yeri. Walau begitu, dalam benaknya ia mengerti dengan ucapan Yeri karena dia merasakan hal yang sama.

Benar, mau sampai kapan?

"Nana-yah, kita tak bisa terus mengawasi Haechan dari jauh.. Kita butuh seseorang untuk menjaganya dari dekat"

"Tapi apa harus si bodoh itu?" Lirih Jaemin membuat Yeri menghela napas dan menggeleng pelan.

"Entah, mari kita lihat apa yang bisa dia lakukan"





'Sour Candy♡∞:。.。  




Haechan melirik wajah dingin sang ayah yang fokus menyetir disisinya, pemuda manis itu tahu Johnny tengah menahan amarahnya saat ini.

"Ayah ingin kau pindah sekolah besok" Ujar Johnny tanpa mengalihkan pandangannya, membuat Haechan menoleh cepat. "H-huh?"

"Ayah tak ingin kau bersekolah disana lagi"

"Tapi kenapa? "

Johnny menghentikan laju mobilnya dan menepi, pria itu menghela nafas kemudian berpaling, menatap wajah sang Putra. "Karena aku sudah tidak bisa mentolerir semua ini lagi"

"Cukup, ayah bisa carikan sekolah yang lebih bagus dari ini atau kau bisa bersekolah bersama Sungchan"

"Tapi aku tidak mau, aku hanya ingin bersekolah di sini" Sanggah Haechan, dan lagi-lagi pria itu hanya bisa menghela nafas melihat sifat keras kepala anaknya. Andai putranya itu tahu seberapa besar keinginannya untuk menghancurkan keluarga Kang, namun dia hanya bisa menahan semua itu dihadapan Haechan.

"Tapi Haechan-ah.."

"Dokter Kim bilang aku harus menghadapi ketakutan ku, aku harus bisa berdamai dengan mimpi buruk ku.." Haechan menatap dalam kedua mata Johnny, berusaha membuat sang ayah mengerti. "... Aku sedang berjuang ayah"

Dan Johnny hanya bisa mendesah pasrah terlebih kala ia lihat bandul kalung yang mengintip dari kerah leher Haechan. Dengan terpaksa pria itu mengangguk pelan, membuat segaris senyum diwajah Haechan.

Tangan besar itu terjulur, mengelus lembut surai madu sang putra. "Tapi ini untuk terakhir kalinya.. Kau tahu ayah sangat membenci mereka kan?"

Haechan mengangguk kecil. "Ayah tak perlu khawatir, aku sudah menemukannya.."

"Hm?" Bingung Johnny tak mengerti maksud ucapan Haechan, sedangkan pemuda manis itu makin melebarkan senyumnya dengan binar ceria.

"Kesatria pengecut bersenjata gitar"
















TBC🌻

27 Desember 2020

Hai.. Hai...
Terima kasih buat semangat dan support nya☘☘

Maaf kalo kurang ngefeel atau jauh dari ekspetasi.. Dan sekali lagi terimakasih❣

See uuu

Continue lendo

Vocรช tambรฉm vai gostar

18.9K 1.6K 22
"๐•๐ข๐จ๐ฅ๐ž๐ญ, ๐›๐ฎ๐ง๐ ๐š ๐ข๐ง๐ข ๐ฆ๐ž๐ฅ๐š๐ฆ๐›๐š๐ง๐ ๐ค๐š๐ง ๐ค๐ž๐ฌ๐ž๐ญ๐ข๐š๐š๐ง, ๐š๐ค๐ฎ ๐ญ๐ข๐๐š๐ค ๐š๐ค๐š๐ง ๐ฆ๐ž๐ฅ๐š๐ค๐ฎ๐ค๐š๐ง๐ง๐ฒ๐š ๐ฉ๐š๐๐š๐ฆ๐ฎ,"- ๐๏ฟฝ...
435K 4.6K 85
โ€ขBerisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre โ€ขwoozi Harem โ€ขmostly soonhoon โ€ขopen request High Rank ๐Ÿ…: โ€ข1#hoshiseventeen_8/7/2...
1.4M 81.1K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi ๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž Homophobic? Nagajusey...
32.7K 2.9K 23
Zhong Chenle, siapa yang tidak kenal dengan pria yang satu ini,,, ya dia adalah penyanyi remaja yang terkenal di China, Korea, Amerika, dan di Austra...