Protective God (ON GOING)

By homogen21

10.6K 2.1K 1.8K

✨FOLLOW DULU GENGS✨ 17 tahun bertetangga dengan seorang Anastasya Elora merupakan sebuah kesialan bagi Saka... More

1. Tetangga Masa Gitu
2. Satu Hukuman
3. Si Ekor Saka
4. Malam Minggu
5. Perhatian
6. Rasa Penasaran
8. Puding Strawberry
9. Putus
10. Menjadi Babu Dadakan
11. Hari Tenang Nasional
12. Jadian?
13. Truth or Dare
14 . Menghindar ?
15. Pengakuan Acha
16. Siapa dia?
17. Fatur, Farhan dan Saka
18. Ada apa dengan Saka?
19. Gara Gara Drakor
20. Kita Sahabatan?
21. Gue Cemburu, Cha
22. Demi Acha
23. Ancaman dari dalam
24. Punya gue
25. Alergi dan pelukan

7. Jangan Nangis, Cha

414 118 90
By homogen21

"Ka ayo pulang."

"Lo nangis?"

"Ayo pulang!"

"Lo kenapa nangis?"

"Apa yang Farhan lakuin didalem?"

Acha terlihat menahan air matanya walaupun sudah banyak air mata yang tidak terbendung.

Baiklah, tanpa gadis itu memberitahupun Saka sudah mengerti.

Baru saja Saka akan melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam, sesuatu menubruknya dari samping.

Gadis itu memeluknya.

"Gue ma-mau pulang Ka." Ucap Acha dalam isakannya.

Dengan ragu ragu, Saka membalas pelukan itu mengusap punggung Acha dengan lembut.

"Iya kita pulang."

Acha melepaskan pelukan mereka dan menghapus air mata dipipinya dengan tangan.

Disaat dalam perjalanan Saka dapat mengetahui bahwa gadis itu masih menangis, Saka merasakannya karena kepala gadis itu menempel pada bahu Saka dan tangannya memeluk pinggangnya.

Alih alih membawa Acha pulang kerumah, Saka malah memberhentikan motornya disebuah tempat yang membuat Acha mengangkat kepalanya dari bahu Saka.

"Ko kesini?" Tanya Acha dengan suara khas orang yang sudah menangis.

"Udah ayo turun aja."

Saka menggenggam tangan Acha mendekat ke arah laut. Pantai yang indah dan sepi.

"Ngapain kita ke pantai?"

"Mau buang lo."

Acha melotot kemudian memukul lengan Saka.

"Awh.. becanda kali Cha."

"Abis lo temen lagi sakit hati gini bukannya ngehibur malah makin nyebelin!"

"Ya sorry, sini duduk!"

"Gamau, nanti rok gue kotor."

"Pasirnya juga kering kali Cha. Jauh juga dari air pantai"

"Gamau pokonya."

Saka memutar bola matanya malas, kemudian membuka jaket yang ia pakai dan diketakan diatas pasir. Untuk Acha duduk.

Sedangkan gadis itu hanya mengamati pergerakan Saka tanpa bertanya sedikitpun. Dan cukup membuatnya kaget ketika Saka meletakan jaketnya itu diatas pasir. Pasalnya Saka tidak suka barangnya kotor sedikitpun.

"Ka jak--"

Saka menarik lengan Acha. "Buruan duduk. Katanya ga mau rok lo kotor."

Yang Saka lakukan cukup membuat Acha speechless.

Untuk beberapa saat hanya keheningan yang terjadi. Cowok yang berada di samping Acha pun  Keduanya tampak mengamati pantai yang begitu indah dihadapan mereka dan angin yang begitu menyejukan di sore hari.

Sampai akhirnya sebuah kalimat memecah keheningan di antara mereka.

"Ka gue ga nyangka banget Farhan selingkuh dari gue."

"Lo yakin?"

"Yakin banget Saka. Orang cewek itu manggil Farhan sayang."

Mengingat kejadian di kafe itu membuat dada Acha merasa nyeri. Walaupun hubungan mereka baru berjalan dalam hitungan bulan bahkan setengah tahun pun tidak. Tetap saja itu membuat Acha sakit hati. Acha benar benar tidak menyangka Farhan yang selalu perhatian, yang sangat menyayanginya, selalu mengatakan kata cinta setiap waktu dan tadi siang Acha melihat dengan mata kepala Acha sendiri bahwa Farhan berselingkuh.

Tanpa sadar, cairan bening keluar dari mata indah Acha.

"Ka gue kurang apa sampe dia berani selingkuh?" Lirih Acha.

"Apa gue kurang cantik?"

"Kurang pinter?"

"Kurang tinggi?"

"Apa gue terlalu manja sama dia?"

"Gue kurang apa Ka!"

Tanya Acha bertubi tubi. Gadis itu menelusupkan kepalanya diantara kedua tangannya yang bertumpu pada kedua lutut kaki.

Saka masih tak bergeming. Ia hanya mendengarkan dan memperhatikan ketika gadis itu terus saja bertanya dengan air mata yang mengalir.

Saka bingung harus mengatakan apa pada gadis itu. Ia tidak cukup pandai dalam urusan cinta seperti ini.

Tanpa pikir panjang Saka meraih tubuh gadis itu. Merengkuhnya kedalam pelukannya. Acha pun tidak menolak, gadis itu membalas pelukan Saka tak kalah erat.

Jika didepan kafe Acha lah yang memulai pelukan, maka didepan laut ini Saka yang memulai pelukan. Pertama kalinya Saka memeluk seorang wanita dalam hidup Saka, kecuali Ibu dan Oma nya.

"Udah jangan nangis."

"Tar orang yang liat ngiranya gue apa apa in lo."

Acha masih terisak.

"Gue ga tau gimana caranya supaya lo berhenti nangis."

"Udah dong Cha."

Demi apapun. Saka benar benar tidak tahu bagaimana caranya membuat seorang wanita berhenti menangis. Karena bujukan Saka tidak berpengaruh sedikitpun, maka Saka berpikir akan membiarkan gadis ini menangis sampai ia berhenti. Mungkin dengan menangis bisa sedikit membuang rasa sakit yang ada dihatinya.

Entah kenapa tangan Saka begitu refleks dari tadi yang terus mengelus punggung dan rambut Acha secara bergantian. Pikirnya, mungkin ini akan sedikit membantu agar Acha merasa lebih tenang.

Tiba tiba ponsel Saka berbunyi yang menandakan ada sebuah pesan masuk.

Tante Rita
Saka ini tante pulang kerumah, tapi Acha masih belum pulang. Apa Acha lagi sama kamu?

Saka
Iya tan, Acha lagi sama Saka. Tante tenang aja.

Sudah hampir satu jam Acha menangis dalam pelukan Saka. Apa air mata gadis ini tidak habis habis sampai belum berhenti menangis? Apa gadis ini tidak merasa pegal menangis selama itu?

"Cha mau sampe kapan lo nangis terus?"

Saka mengulur pelukannya dan memegang kedua bahu Acha. Pipi gadis itu begitu basah oleh air mata, begitupun dengan seragam Saka yang tak kalah basah. Baiklah, Saka tidak bisa memarahi gadis itu karena hal ini.

"Wajah lo udah jelek gitu masih mau nangis?"

Ucapan Saka membuat Acha berhenti seketika.

"Mata lo juga udah sembab gitu." Lanjut Saka.

Dengan cepat Acha meraih tasnya dan mencari sesuatu didalamnya. Cermin kecil yang selalu Acha bawa.

"Iiiih lo ko ga bilang dari tadi kalo gue udah jelek gini!" Protes Acha.

Ternyata ucapan Saka barusan berhasil membuat gadis itu berhenti menangis walaupun gadis itu terus protes kepada Saka.

"Pokonya gue ga mau pulang sekarang! Malu tau muka gue jelek gini. Tar diliatin orang orang."

"Ini udah mau malem, ga bakal ada yang liat muka lo."

"Pokonya gamau. Gue malu." Bantah Acha. "Gue jelek Saka!"

Saka menarik nafas panjang.

"Lo cantik Cha." Terdengar lembut. "Mau gimana pun lo tetep cantik."

Acha dibuat speechless dengan perkataan Saka barusan.

Pipinya terasa panas. Jika Saka menyadarinya mungkin pipi Acha terlihat seperti kepiting rebus.

Apakah Acha boleh merasa baper?

Sekali lagi, APAKAH ACHA BOLEH MERASA BAPER?

Ini pertama kalinya Saka bilang Acha cantik. Dengan penuh kelembutan. Itu cukup membuat Acha tak bergeming dengan mata yang tak berkedip.

Hatinya merasa berdebar. Apa se-dahsyat itu efek yang timbul akibat ucapan Saka?

Astaga! Apa apaan ini. Acha baru saja putus masa ia juga merasakan baper secepat itu? Yang bener aja!

"Cha lo kenapa?"

"Ha-h?"

"Lo kenapa?"

"A-ayo kita pulang." Acha berdiri dengan cepat dan berjalan meninggalkan Saka yang terlihat bingung.

Sesampainya di depan rumah Acha, gadis itu bahkan tidak berbicara apapun kepada Saka. Gadis itu langsung turun dan memasuki rumahnya tanpa menoleh sedikitpun kepada Saka.

Saka hanya memperhatikan punggung gadis itu yang semakin menjauh dari pandangannya.

Jangan nangis lagi Cha.

****

Ga nyangka udah di part 7 aja.

Semoga kalian suka part ini dan dapat menghibur kalian.

Btw dari part awal aku belum nanya, Gimana kabar kalian?

Sehat sehat selalu ya, tetap dirumah dan jaga protokol kesehatan.
Kita saling menjaga, mencegah dan berdo'a semoga ini cepat berlalu. Aamiin

Mungkin segitu dulu dari aku, terimakasih sudah membaca.

Acha pas udah nyampe rumah


Saka yang tau Acha nangis terus


Dari kami untuk Acha


Jangan lupa komen sama vote nya. Kalo ada typo jangan ragu ragu buat komen, biar aku langsung perbaiki.

Luv u

Continue Reading

You'll Also Like

RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.5M 220K 67
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
858K 38.4K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
2M 103K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
2.1M 122K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...