Aku menyukai dirimu, karena dirimu begitu sederhana, tetapi kesederhanaan itu sangat istimewa di selaput mataku.
✨
Aku bukan yang terhebat, namun aku yakin kalau aku mampu membahagiakanmu dengan bermodalkan cinta dan kasih sayang
***
Saat ini Erick masih menemani Cinta di UKS. Ia masih sangat khawatir dengan kondisi gadis ini.
"Eh lo mau ngapain ?" tanya Erick melihat Cinta sedang membangunkan diri.
"Mau pulang, masa mau nginep di sini." Jawabnya.
"Yaudah, tapi gue antar lo pulang ya."
"Hmmm yaudah deh."
Cinta menurunkan kakinya ke lantai, lalu berjalan selangkah demi selangkah. Terlihat sekali gadis ini masih sangat lemas.
"E ee ehh ...." ucap Erick spontan memegang Cinta yang ingin terjatuh.
2 detik, 3 detik Erick dan Cinta masih ditempat posisi yang sama, mereka saling menatap satu sama lain.
Ya Allah wajah Erick Deket banget sama wajah aku, tapi elo nggak boleh baper sama dia Cinta. Ucap Cinta dalam hati.
Rik, lagi-lagi lo nggak bisa kontrol jantung lo ini, setiap kali dekat Cinta selalu aja deg-degan. Batin Erick.
Ya ampun jantung yang kuat ya, jangan sampe Erick denger deh suara jantung gue. Batin Cinta.
"Tuh kan gue bilang apa, elo tuh masih belom kuat." ucap Erick menghentikan suasana tadi.
"Udah sini gue gendong aja." ucapnya.
"Itu mah maunya elo, udah gue kuat kok" ucap Cinta menolak tawaran Erick.
Cinta melanjutkan langkahnya, keluar dari UKS. Erick yang sangat geregetan melihat kelambatan Cinta berjalan, kini berdiri tepat dihadapan Cinta dengan posisi jongkok.
Tanpa berucap apa pun, Erick langsung menggendong Cinta, walaupun gadis ini merengek sepanjang jalan minta diturunkan, ia tetap membawanya ke mobil, sesampainya ia langsung menyalakan mesin mobilnya.
"Cin elo kenapa sih bisa ada di gudang ?" tanya Erick penasaran.
"Tadi gue disuruh sama Bu Sita ngambil globe di gudang."
"Terus kenapa gudang itu bisa sampe kebakaran, bahkan pintunya ke kunci lagi ?" tanya Erick dengan pandangan fokus ke jalan.
"Hehehe, soal gudang yang kebakar, itu emang salah gue sih." jawab Cinta cengengesan.
"Tapi itu semua gara-gara tikus, ngapain coba dia nangkring di pundak gue ? Kan kaget, ngomong dulu kek kalau mau nangkring." Lanjutnya malah menyalahkan tikus.
"Hahahaha, mana ada tikus kalau mau nangkring pake izin dulu, hahaha." ucap Erick tertawa terbahak-bahak.
"Ya .... Ya kali aja."
"Udah ah, itu kalau soal pintu kenapa bisa ke kunci ? Lo kunci dari dalem ?"
"Ya kali, gue juga nggak tau kenapa tiba-tiba tuh pintu ke kunci sendiri." jawabnya.
"Ada yang sengaja dong ngunci-in elo di gudang ?" tanya Erick semakin penasaran.
"Nggak tau juga sih, tapi siapa ?" Sahut Cinta.
"Hmmm mungkin nggak sih kalau Yora" ucap Erick menunjuk Yora yang melakukan perbuatan itu.
"Nggak mungkin deh Rik, jangan asal tuduh. Bisa aja kan pintunya rusak terus kena angin jadi ketutup." ucap Cinta tak mau asal tuduh.
"Emang angin sekencang apa sih Cin, pokonya besok gue mau cari tau"
"Nggak usah lah"
"Cin, gue nggak bisa ngeliat orang yang gue sayang itu nyawanya hampir terancam." ujar Erick menatap Cinta sangat dalam.
"Yaudah oke terserah elo." pasrah Cinta.
*****
Sesampainya di depan rumah Cinta, Erick langsung turun dari mobil, lalu membukakan pintu untuk Cinta, seperti di film-film lalu memapahnya hingga sampai depan pintu.
"Acigala di bukain sama dipapah segala, hahaha." ucap Cinta.
"Ya gapapa, kan elo masih lemes."
Cinta hanya tersenyum mendengar ucapan Erick. "Thanks ya udah anterin pulang."
"Sama-sama, santai aja kali. Kaya sama siapa aja."
Tiba-tiba suara langkah kaki, mendekat ke arah Cinta dan Erick.
"Kak." Panggil papa Cinta.
"Eh, hmm ... Pa Papa." sahut Cinta seakan serangan jantung menerpanya.
Ia sangat deg-degan papanya melihat ia di antar pulang oleh laki-laki.
"Papa udah pulang." ucap Cinta keringat dingin.
"Diantar pulang sama siapa kak ?" tanya papa Cinta.
"Oh hmmm ... Iya pah kenalin ini Erick."
"Halo om." ucap Erick bersalaman dengan papanya Cinta.
"Oohh ini yang namanya Erick." ucap papa Cinta tertawa kecil sambil menepuk pundak Erick.
"Iya om."
"Gimana, apa kabar ? Baik ?" tanya papa Cinta seakan sudah akrab sekali dengan Erick.
"Baik om, om apa kabar ?"
"Baik, Alhamdulillah."
Eh, ini kenapa dah kaya saling kenal ?. Batin Cinta melihat papanya dengan tatapan aneh, kaget, dan penuh kebingungan.
"Pa Papah udah kenal sama Erick ?" tanya Cinta.
"Kenal dong, papa kan sering chatingan sama Erick." Jawab papa Cinta.
"Hah ? Chatingan ? Dah kaya anak ABG aja." Sahut Cinta kaget.
" Udah ah papa mau masuk, beres-beres, gerah." ucap papa Cinta masuk kedalam rumah.
"ERICKKKK !!!!" Panggil Cinta dengan nada geregetan serta dengan tatapan bak elang yang sangat tajam dan menakutkan. Ia menarik Erick beberapa langkah dari rumahnya.
"KENAPEEE !!"
"Lo udah dekat sama papa gue ?"
"Udah"
"Sampai sering chatingan ?" tanya cinta dengan nada yang sangat kesal.
"Iya, kenapa sih ?" ucap Erick tak mengerti dengan sikap gadis ini.
"LO NGOMONG APA AJA SAMA PAPA GUE !!!!" ucap Cinta .
"Buset dah, gue kaga ngomong apa-apaan kali Cin"
"Ya kali aja, Lo ngomong kalau kita udah jadian."
"Lo mau kalau kita jadian ?" ledek Erick
"Iihhh .... Amit-amit jadian sama cowok playboy." sahut cinta sambil loncat-loncat kecil ke jijik-an.
"Amit-amit apa imut-imut ?" ucap Erick lanjut meledek Cinta sambil menyisir rambutnya dengan tangan.
"Ih apaan sih, udah ah. Pokonya awas ye kalau ngomong macem-macem !!" ucap Cinta takut.
"Iye."
"Elu nggak balik ?"
" ngusir nih."
"Hehehe, nggak gitu juga." ucap Cinta.
"Yaudah gue balik dulu ya. "
*****
Keesokan harinya, Cinta sudah berada disekolah. Kini ia sedang berjalan di koridor, tiba-tiba di baling tembok, ada sesuatu yang membuat Cinta memberhentikan langkahnya.
Terlihat sebuah lollipop berbentuk love, berada di hadapan Cinta. Ia hanya tersenyum, terlihat sekali gadis ini sudah mengetahui siapa sosok laki-laki yang bersembunyi di balik tembok itu.
"Udah kali nggak usah ngumpet di balik tembok." ucap Cinta
"Hehehe, nih buat lo."
"Makasih" ucapnya mengambil lollipop itu dari Erick.
"Cin, duduk situ dulu yuk. Ada yang pengen gua omongin." ucap Erick membawa Cinta ke bagku taman sekolah.
"Mau ngomong apa ?"
"Soal kebakaran kemarin, tadi gue udah cek di bagian cctv." ujar Erick.
"Terus-terus, udah ketauan siapa orangnya ?" tanya Cinta tak sabar mengetahui siapa pelakunya.
"Belom, sialnya nggak ada cctv yang
Mengarah ke luar gudang, adanya malah di dalam gudang." ujar Erick
"Yahh."
"Lo mau liat videonya ?" tawar Erick
"Boleh deh."
Erick pun menunjukkan video CCTV saat kejadian kebakaran itu terjadi.
"Lo liat nggak sih, ada tangan yang nutup pintu itu ?" ucap Erick menunjuk ke arah tangan di dalam video itu.
"Iya liat, berarti bener dong ada yang sengaja ngunci-in gue. Tapi siapa coba." sahut Cinta.
"CINTA ...." ucap Erick dengan raut wajah menjadi sangat serius.
"Kenapa ?" tanya Cinta menjadi ketakutan.
"Jangan-jangan ..... Yang ngunci-in elo itu ..... SETAN !!!" ucap Erick menakut-nakuti Cinta.
"Aaarrgghhh ...." Teriak Cinta histeris, lalu memukul pundak Erick kesal.
"Aau sakit kali."
"Lagian elo nya duluan."
"Itu kan Cinta sama Erick, nggak bisa nih." ucap Siska dari kejauhan.
Saat Cinta dan Erick sedang asik tertawa, tiba-tiba Siska menghancurkan suasana. Siska duduk diantara Cinta dan Erick.
"Hai gue gabung ya." ucap Siska.
"Eh mak lampir, ganggu aja si." omel Erick.
"Ya bodo amat." Sahutnya.
"Minggir nggak lo ! Ngejalanin jarak gue sama Cinta aja." Lanjut Erick memarahi Siska.
Cinta hanya tersenyum melihat kekesalan Erick terhadap Siska.
"Nggak mau ! Kalian kan tau, kalau orang berduaan di taman itu nanti ada orang ketiga loh ! Ada setan." ucap Siska
"Iye, elu setannya." sindir Erick tertawa.
"Enak aja, udah yuk Cin, ke kantin temenin gue beli tisu" ajak Siska.
"Hmm yaudah deh" ucap Cinta yang langsung di bawa pergi oleh Siska.
"Woy, napa gua yang ditanggal" batin Erick.
*****
Ketika Siska selesai membeli tisu di kantin, mereka akhirnya memutuskan untuk duduk sejenak di bangku kantin.
"Cin, kelas yuk !" ajak Siska.
"Duluan aja deh Sis, aku masih mau di sini." ucap Cinta menolak ajakan Siska.
"Yaudah gue duluan ya." sahut Siska meninggalkan Cinta.
Ketika Cinta sedang asyiknya memakan lollipop pemberian Erick, Ana datang mengejutkannya dengan raut wajah yang sangat happy.
"CINTAAAA ..... Cinta Cinta Cinta ...." panggil Ana heboh kesenangan.
"Apaan sih Na ? Heboh amat, hehehe."
"Aduhhh ya ampun Cinnn.... Sumpah gue happy banget hari ini." ucap Ana senyum-senyum kegirangan.
"Ada apa sih ?" tanya Cinta tak mengerti.
"Lo tau kenapa ? Jaaddiii .... Tadi gue kesekolah dianter sama ARSAN ..... " ujar Ana heboh kegirangan.
"Serius ? Wiiii ada kemajuan nih, gimana ceritanya ?" tanya Cinta semakin penasaran.
"Jadi tadi pas gue di anter supir, tiba-tiba aja mobil gue mogok. Kebetulan juga Arsan liat gue, dan dia nawarin gue bareng." ujar Ana tak habis-habisnya senyum-senyum membayangkan kejadian tadi.
"Uuwuuu cieee" sahut Cinta ikut senang.
"Sumpah demi apa pun cin, gue nggak bisa menjelaskan dengan kata-kata lagi gimana seneng nya hati gue saat ini." ucap Ana dengan senyumnya serta pipi nya yang sudah mulai memerah.
"Aku ikut seneng An, semoga ini jadi pertanda baik ya." doa Cinta.
"Aminnnn."
Tiba-tiba raut wajah Ana berubah, ia teringat sesuatu. Teringat akan ucapan Siska waktu itu yang menjelekkan Cinta.
"Cinta, Ana boleh nanya ?" tanya Ana memutuskan untuk mencari tahu permasalahan ini.
"Boleh, nanya apa ?"
"Hmmm .... Cinta pernah ngo ngomong soal Ana suka sama Arsan ke orang lain nggak ?"
"Nggak pernah, kan Ana sendiri yang bilang buat rahasiakan soal ini dari siapa pun, biar nanti aja kalau Ana udah siap, Ana yang kasih tau ini ke yang lain." ujar Cinta.
"Ooh gitu ya."
Tuh kan, gue kayanya nggak boleh percaya gitu aja deh sama omongan Siska. ucap Ana dalam hati
"Emang kenapa nanya kaya gitu ?"
"Gapapa, Ana udah ada niatan untuk kasih tau ke yang lain."
"Waw bagus dong."
"Ke kelas yuk, udah mau bel."
"Yuk."
🍁🍁🍁
Terimakasih yang udah nyempetin waktunya ...♡ ♡
See you next part ❣️🤗