"Makasih bang aldo udah nganterin raffa sama kak affi" ucap raffa yang sudah di depan mansion wijaksa
"Hmmm" sahut aldo
"Abang ngga mampir dulu bang?" Tanya raffa
"Nanti lagi" jawab aldo
Raffa dan raffi ikut diantar aldo karena kondisi raffi yang tidak memungkinkan untuk menyetir. Awalnya raffa akan menghubungi elang, tetapi hapenya masih disita oleh brian. Sebenernya bisa saja raffa menggunakan hape raffi, tapi raffa berpikir ulang mengenai situasi elang sedang sibuk memimpin kegiatan karena elang adalah ketua osis.
Jadi raffa meminta bantuan aldo untuk mengantar mereka berdua pulang. Sedangkan mobil raffi, dibiarkan saja di tinggal di sekolah.
"Kak affi sini dulu, raffa yang turun duluan, dan bang aldo di mobil aja. Diluar panas. Hihihihi" cengir raffa dan segera keluar dari mobil. Kemudian raffa langsung menuju pintu belakang penumpang di seberang raffa tadi dan membuka pintu mobilnya.
"Sini kak, raffa bantu" ujar raffa sambil memegang tangan raffi perlahan.
Raffi hanya mengikuti instruksi raffa. Setelah sudah yakin aman. Raffa menutup kembali pintu mobil tersebut.
"Makasih bang aldo." Ujar raffa lagi
"Hmmm" balas aldo kemudian menutup jendela mobilnya dan keluar dari mansion.
Raffa dan raffi mulai berjalan pelan menuju pintu utama dengan raffi yang berjalan sedikit tertatih-tatih.
Setelah memasuki ruang tamu, dengan segera raffa membantu raffi untuk duduk di sofa.
"Mommy !!! Mommy!!!" Teriak raffa mencari valeri
"Jangan teriak-teriak affa. Kita ada dirumah bukan dihutan" elak raffi
"Biarin kak. Biar cepet kan kita ngga tau mommy dimana" tambah raffa
"Kan ada maid affa"
"Oh iya lupa. Hihihi" balas raffa
"Lain kali jangan diulangi lagi. Suaramu udah mau abis itu"
"Iya kakak raffi yang baik hati" sahut raffa
"Ada apa sayang, kenapa harus teriak-teriak" sahut mommy dengan lembut saat berjalan ke ruang ramu yang mendengar namanya dipanggil oleh anak bungsunya.
"Hehe. Ituh" jawab raffa sambil menunjukkan ke arah raffi
"Loh loh loh,, kamu kenapa sayang. Koq badan kamu kayak mumi gini ditutupi kapas" ucap mommy setelah melihat kondisi raffi dan segera mendekat ke arahnya
"Itu pelakunya mom" tunjuk raffi dengan dagunya sedangkan raffa yang menjadi tersangka hanya cengengesan.
"Dari sekolah mau raffi lepas. Tapi ngga boleh sama affa." Tambah raffi
"Ya kan daripada nanti infeksi mom kan bahaya. Raffa kan bukan dokter ya takut mom kalo nanti kak raffi infeksi gara-gara kapasnya dilepas" jawab raffi polos
Valeri yang mendengar penuturan kedua anaknya hanya tersenyum senang melihat kelakukan anaknya.
"mommy bantuin raffi lepasin ini. Raffi udah ngga nyaman" pinta raffi
"Iya iya mommy bantuin. Bentar ya mommy minta maid ambilin perlengkapan P3K dulu. Bi bi ambilin kotak P3K ya" ujar mommy.
"Ikh jangan mommy. Kita tunggu bang aran dulu atau kak vino buat meriksa kak affi mommy. Nanti kalo kak affi gimana-gimana, gimana mom?" Tukas raffa
raffi yang mendengar ucapan raffa segera merasa bahwa dia akan lebih tersiksa dengan kapas yang melemat pada tubuhnya.
"Gimana gimana yang gimana maksud raffa sayang. Raffa memang ngga percaya sama mommy kalo mommy bisa nanganin ini hmm" balas valeri
"Eumm ya..-ya ngga gitu maksud raffa mommy. Liat deh kak affi lukanya banyak." Bela raffa
"Raffa percayakan saja sama momny oke. Kalau raffa tidak percaya pasti mommy akan merasa sedih" goda valeri
"I-i-ya mommy, raffa percaya sama mommy. Jadi mommy jangan sedih hm hm hm hm" balas raffa
Valeri pun mengangguk.
"Sekarang raffa bantuin apa mom?" Tambah raffa lagi
"Sekarang raffa, ganti baju dulu ya sayang. Setelah itu, mommy bisa kasih tau apa yang raffa bisa bantu yah" balas mommy dengan tersenyum
"Oke mommy. Hati-hati ya mom. Pasti itu perih kulit kak affi" ucap raffa sambil berjalan meninggalkan ibu dan anak itu.
"Iyaahh" jawab mommy.
Valeri yang sudah mendapatkan kotak P3K segera memulai aksinya untuk mengobati kembali luka raffi.
"Kenapa bisa begini raffi, raffi ngga berantem kan?" Tanya mommy
"Ngga koq mom, hanya ada insident kecil waktu tanding basket tadi. Tapi emang raffa terlalu lebay sedikit. Jadinya begini mom. Yang lain kemana mom?" jawab raffi
"Opa sama oma lagi di sulawesi mengurus bisnis sambil liburan. Kalo mamah lagi di butik. Yang lain masih belum pulang sayang" sahut mommy
Raffi mengangguk.
"Nah udah beres. Sayang mau makan di kamar atau diruang makan?" Tanya mommy
"Ruang makan aja mom"
"Yaudah raffi ke ruang makan dulu yuk mommy bantuin. Ganti bajunya nanti aja kalo udah makan" sahut mommy
"Iya mom" balas raffi.
"Loh mom kak affi mau dibawa kemana? Kan kak affi masih sakit" tanya raffa yang sudah selesai berganti baju dengan baju santainya
" mau ke ruang makan sayang. Anak mommy makan dulu yah habis itu istirahat"
"Yaudah mom biar kak affi, raffa aja yang bantu" tukas raffa sambil mendekat membantu raffi sedangkan mommy hanya menurut dan mulai meminta maid untuk menyiapkan makan siang menjelang sore kedua anak kembarnya.
Saat sudah sampai diruang makan raffa membantu raffi menyiapkan makanannya.
"Kak affi mau apa?" Tanya raffa
"Ikan bakar sama sop" jawab raffi
Raffa segera membantu mengambilkan makanan yang diminta raffi.
"Mommy makan bareng yuk biar rame?" Pinta raffa
"Mommy sudah makan sayang. Mommy nemanin saja ya disini" jawab mommy
"Eum?? Yaudah iya mom" sahut raffa.
"Mommy, bantuin ka affi makan dong. Kayaknya kak affi susah makannya, kan tangannya sakit" ucap raffa lagi
Raffi yang mendengar ucapan raffa langsung merespon.
"Ngga perlu koq mom. Raffi masih bisa" ucap raffi mantap. Karena sebenarnya raffi sudah lama tidak disuapi oleh orang lain, tentu hal itu membuatnya canggung.
"Iya raffa paham kak affi tuh bisa tapi susah kakaknya raffa". Balas raffa
Valeri yang asik menyaksikan tingkah mereka akhirnya mengambil alih piring raffi dan mulai menyendokkan beberapa makanan dan siap masuk ke mulut raffi
"A dulu dong sayang" pinta mommy
"Tapi mom.." ucap raffi
"Kakaknya raffa, ngga baik tau nolak permintaan mommy" bela raffa dengan mommynya
Karena raffi ingin menjadi kakak yang baik bagi raffa akhirnya menuruti ucapan raffa dan mulai membuka mulutnya menerima suapan mommy.
Valeri merasa senang dan terharu dengan sikap raffi yang menuruti kemauan saudara kembarnya. Karena semenjak mereka berdua terpisah raffi jarang sekali bertingkah manja dengan keluarganya dan raffi hampir tidak pernah minta apapun kecuali meminta raffa untuk segera ditemukan. Valeri yang paham bahwa raffi sebenernya bersifat dewasa untuk menutupi dirinya yang masih memiliki sifat kekanakan karena merasa kesepian atas ketidakhadiran raffa. sekarang raffi perlahan sudah mulai membuka hatinya secara perlahan menunjukkan isi hatinya walau belum sepenuhnya.
Raffa sejak tadi hanya asik dengan makan makanan yang ada dipiringnya setelah raffi sudah makan dengan disuapi mommy.
"Kak coba ini deh. Enak" ucap raffa sambil menyendokkan makanannya ke arah mulut raffi disela-sela raffi masih disuapi oleh valeri.
Raffi kembali membuka mulutnya untuk menerima makanan dari raffa.
"Gimana. Enak kan?" Tanya raffa
"Iya enak" jawab raffi sambil tersenyum dan mengelus rambut raffa pelan yang sedang asik makan.
▪️▪️▪️▪️