ALURA ✔

By UlhyUyhiz

183K 11.6K 707

Cerita ini merupakan spin off dari suddenly married. Hal yang tidak pernah terbayangkan olehnya niatnya hany... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32

Part 27

5.8K 370 18
By UlhyUyhiz

Setelah menunaikan kewajibannya Alula, masuk menghampiri Mbok minah dan yang lainnya yang sedang mulai berkutat di dapur.

"Gi ngapain Mbok Nah?"

"Eh Non Alula, ini Non mau nyiapain sarapan."

"Mbok mau masak apa?"

"Anu Non daging Ayam sama daging sapi."

"Selama disini makannya daging sapi sama daging ayam mulu, apa mereka gak bosan ya? kemarin aja semua olahan daging sapi dan ayam, belum lagi di hotel." batin Alula.

"Emang gak ada ikan Mbok?"

"Ada sih non beberapa ekor gurame tapi uda lama di kulkas Non.

"Biar saya aja ya Mbok yang masak."

"Eh.. jangan Non nanti nyonya besar marah, saya takut non."

"Saya yang bertanggung jawab Mbok, kalian bantu saya aja menyiapkan semua bahannya dan saya yang akan memasaknya," ujar Alula.

"Tapi Non ini porsi besar loh, masih banyak keluarga yang lain."

Alula pun melangkah membuka kulkas yang berada di dapur itu, melihat ada beberapa ikan gurame daging ayam, udang, telur, "Apa ini cukup ya? kalau pakai daging sih cukup soalnya daging masih banyak," batin Alula.

Alula kemudian mengeluarkan semua bahan makanan yang di dapatnya di dalam kulkas dan menyuruh Mbok Aminah membantu membersihkannya.

"Tolong di bersihkan ya Mbok, wortelnya di iris bundar aja, tolong haluskan ayamnya yang ini dan ini untuk di panggang."

"Baiklah Non, tapi janji ya, Non yang bertanggung jawab?" ucap Mbok Aminah memastikan.

"Ok! Mbok tenang saja."

"Maaf Non, emang Non bisa masak?"

"Heheh, Baru mau belajar ini Mbok." jawab Alula cengengesan.

"Aduh.. Gusti, Mbok aja ya Non?"

"Kalau Mbok gini terus mana selesai masaknya. Mbok tenang aja mereka gak akan mati kok paling mencret," seloroh Alula, membuat Mbok Aminah jadi khawatir.

"Saya bertanggung jawab, Mbok tenang aja membantu saya dan kalian juga ya."

"Baik Non."

Alula memulai pertarungannya di dapur memasang apron dan memegang pisau di bantu oleh Mbok Aminah dan yang lainnya yang memang bertugas untuk mengatur dapur.

Dengan cekatan Alula mengerjakan semuanya di bantu oleh Mbok Mina dia hanya meracik dan memasaknya saja sedang yang lainnya bantu iris-iris dan mempersiapkan yang lain.

"Bereesss.." ucapnya.

"Waahh cekatan juga Non, kelihatannya enak Non, ternyata Non Alula pintar Masak," puji Mbok Aminah.

"Kalau di lihat sih Mbok emang enak, tapi kalau di makan mungkin bisa bikin mual dan mencret," balas Alula santai.

"Non...!!!"

"Satu lagi Mbok jangan bilang kalau aku yang masak."

"Hahhh..???"

"Kalau yang makan pada sakit aku di laporin ke polisi dong Non," ujar Mbok Minah takut."

"Tolong ya sediakan semuanya di meja makan, saya mau mandi dulu, sepertinya di ruang tengah udah pada ramai, ingat ya Mbok."

"Non Alula kok jahat banget, bukan cuman isengin Den Radit aja tapi kita juga kena batunya kalau begini," oceh Mbok Minah.

"Kenapa mesti takut sih Mbok, ya bilang aja kalau Non Alula yang masak, lagian kan kita gak pernah masak menu ginian, Bapak dan Ibu nantinya heran melihat ni makanan model ginian," ucap salah satunya.

"Iya benar yang kamu bilang, Yuk kita siapin makananya lagian udah waktunya mereka sarapan."

"Alula kok kamu dari arah dapur?" tanya Athifa yang baru keluar dari kamarnya.

"Dari belakang Nikmatin udara pagi hari," bohongnya.

Radit yang sedari tadi pulang dari masjid heran melihat Alula yang muncul dari arah dapur dan masih mengenakan piyamanya pikirnya Alula masih di kamar sehabis sholat.

"Kamu belum mandi?" tanya Radit.

"Ini baru mau naik mandi."

"Emang dari mana Nak?" tanya Brawijaya.

"Dari belakang Yah, Lula naik dulu ya mau mandi," pamitnya Alula.

Selang beberapa menit Raisya pun masuk ke dalam rumah bersama suaminya yang baru saja pulang dari hotel.

"Pagi amat pulangnya Cha, gak sarapan dulu gitu di hotel?" tanya Rafa.

"Sengaja pulang cepat soalnya kan Masque ini uda mau pulang, lagian saya maunya sarapan di rumah ngumpul bareng kalian," tutur Raisya yang sudah duduk di samping Radit, sedang suaminya duduk di sofa lain yang jauh darinya.

"Ini nih istri gak ada akhlak emang, masa suaminya di tinggal, duduk berjauhan gitu," ujar Rafa lagi.

"Kompoooorrr," sela Raisya.

"Kalian mencium aroma masakan gak sih," ucap Raisya yang baru saja mendudukkan dirinya di Sofa.

"Paling Mbok yang masak di dapur buat sarapan," timpal Bu Cahya.

"Tapi aromanya beda loh Bu, auto lapar deh aku," timpal Raisya lagi.

"Kalau begitu kita Sarapan, ajak suamimu sana," ucap Bu Cahya.

"Wahai Wargaku yang setia, mari kita ke ruang makan menikmati sarapan kita pagi ini," seru Raisya yang emang selalu heboh, suaminya pun hanya menggeleng dan tersenyum melihatnya, baru tau dia sifat istrinya.

"Waaooo .. sepertinya sarapan kita pagi ini istiwewah ya" ucap Rafi.

"Ini nih sarapan yang Ayah suka, bukan melulu daging Ayam dan sapi, Sepertinya ikan bakarnya lezat," timpal Brawijaya.

"Gitu dong mbok, sekali-kali menunya di ganti."

"Wuuiihh ... ada pesmol gurame selera aku banget ini," ucap Radit.

"Alula mana Dit kok belum turun?" ujar Bu Cahya.

"Panggil tuh anak Ayah Dit," Suruh Brawijaya.

Baru saja Radit mau beranjak dari duduknya Alula sudah berjalan ke arahnya.

"Sini Sayang duduk di samping Radit, kita sarapan bareng," panggil Bu Cahya.

"Waahh .. selera aku banget ini Ada gurame bakar, sop rolade, dan telur balado." girang Rafi.

"Kalau aku tuh udang asam manisnya," timpal Raisya.

"Tau aja si Mbok kalau kita lagi kangen ma yang beginian," ucap Brawijaya menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

"Hmmm, Masyaa Allah," gumam Brawijaya.

"Kok bengong Dit? tanya Bu Cahya.

"Kehabisan pesmol," gumamnya.

"Ternyata kamu suka pesmol gurame Mas," batin Alula.

Dan yang tersisa sekarang hanya ayam panggang yang berada di atas meja semuanya ludes di embat warga Raisya.

Dengan enggan Radit pun mengambil seiris ayam panggang tersebut ke piringnya, begitu juga dengan Alula karena hanya itulah yang tersisa.

"Hhmm Ayam lagi?" batin Radit.

Perlahan Radit pun menyuapkan makanannya ke dalam mulutnya, baru saja sesendok Radit kembali mengambil beberapa iris ayam panggang tersebut ke piringnya membuat yang lainnya heran.

Dengan penasaran Raisya pun mencobanya dan Alhasil dia dan Radit berebutan ayam panggang.

"Kalian ini kaya tidak pernah aja di kasi makan," omel Ibunya.

"Iya, gak malu tuh sama suami kamu?" timpal Rafi.

"Cobain Mas," balas Raisya menyumpal mulut Rafi dengan Ayam panggang tersebut.

"Hhmm .. icha bagi dong, seiris aja." pinta Rafi.

"Nggak, tuh punya Mas Radit banyak."

"Ya Allah anak-anak Ibu, selama ini Ibu kurang ya kasi kalian makan hemm," pekik Bu Cahya.

"Mbok...!!! " panggilnya.

"Kalau masak tuh di perhatikan porsinya berapa orang yang makan di rumah,"

"Maaf Bu, ini justru lebih dari porsi sebelumnya semua isi kulkas juga pada habis Bu di pakai semua sama Non Alula."

Refleks Alula melototkan matanya karena di sebut namanya oleh Mbok Aminah yang memang sengaja karena dia tidak ingin disalahkan jika majikan dan keluarganya yang lain keracunan makanan.

"Alula?" tanya semuanya berbarengan.

"Maaf Non Lula, Mbok takut," ucapnya.

"Emang Alula kenapa Mbok?" tanya Brawijaya penasaran.

"Non Alula yang memasak semuanya Pak," jawab Mbok minah.

"Masa Sih..?"

"Alula sayang, jelaskan ke Ibu Nak!" ucap Bu Cahya.

Alula pun hanya cengengesan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Dasar si Mbok, mungkin karena aku nakutin dia tadi ya," batin Alula.

"Beneran kamu yang masak Nak?" tanya Brawijaya

"Iiy..iyah yah." jawabnya menunduk.

"Dulu ada yang pernah bilang ke Ibu, Mas Raditnya mau dikasih makan Apa, aku gak bisa masak" sindir Bu Cahya.

"Emang gak bisa masak Bu" sela Alula.

"Terus ini apa?" timpal Radit yang masih asik menguyah makanannya.

"Makanan Mas."

Semua pun tergelak mendengar Alula.
termasuk Radit yang sudah keselek sama makanan.
buru-buru Alula memberikan segelas air putih kepadanya.

"Kalau jawab tuh yang benar Alula," kesal Radit.

"Ya emang makanan kan Mas?"

"Betapa beruntungnya Pak Hilman mendapatkan dirimu Alula, sudah cantik, baik, ramah, pintar masak, idaman banget deh pokoknya," timpal Rafa.

"Mas bagi Ayamnya dong lagi-lagi Rafi mengemis minta ayam ke Radit.

Karena kasihan Alula pun memberikan seiris ayam yang masih ada di piringnya ke Rafi.

"Makan Mas Rafi jangan kek anak kecil," sindir Alula.

"Makasih calon nyonya Hilman." Balas Rafi meledek Alula.

"Diem dan nikmati makanan kamu," sela Radit.

mereka pun menikmati sarapan pagi mereka dengan tenang hingga makanan yang berada di piring mereka tandas.

Kini mereka berkumpul di ruang keluarga setelah menikmati sarapan.

Penerbangan kamu jam berapa Dit?" tanya Brawijaya

"Jam 10 Yah," jawab Radit padahal dia belum memesan tiket.

"Cepat banget gak sore aja gitu?"

"Masih banyak yang harus aku kerjakan yah."

"Kamu udan packing belum?" tanya Radit ke Alula.

"Udah Mas, tinggal jalan, tuh kopernya udah di Luar.

"Cieee yang mau pulang melepas Rindu sama Pak Dosen," ledek Raisya.

"Iya nih, serasa setahun aja gak ketemu" balas Alula membuat Radit menatapnya.

"Napa Mas, liatinnya kaya gitu?" gugup Alula.

"Masakan kamu enak, bikinin lagi Nanti ya?" pinta Radit.

"Iya"

"I love you," bisik Radit di telinga Alula membuat yang lainnya kepo.

"Di sini area di larang berbisik." tegur Rafi.

"Jawab dong sayang.." bisik Radit lagi namun tidak di tanggapi oleh Alula.

"I love you Alula.." ulang Radit lagi.

Namun tetap aja Alula tidak menanggapinya.

Karena kesal Radit pun memeluk pinggang Alula dari samping.

"Mas lepasin, Malu," cicit Alula yang salah tingkah karena perbuatan Radit.

"Jawab dulu makanya," balas Radit mengeratkan pelukannya.

"Aku tidak mencintai kamu Mas?" pekik Alula.

"Haaa? Maksud kamu apa Lula? Radit nembak kamu barusan?" timpal Athifah penasaran mewakili rasa penasaran yang lainnya.

"Coba ulang lagi," tanya Radit makin kesal.

"Mass lepasin."

"Jawab dulu."

Karna Alula tetap bungkam, akhirnya Radit menciumi seluruh wajahnya di depan keluarga besarnya membuat semuanya melongo.

"Mas udah, geli."

"jawab tidak?" ucap Radit lagi menciumi seluruh wajah Alula bergantian dan terikhiar dia sengaja berlama-lama di bibir Alula..

"Mmmmass"

"I love you ucap Radit di depan semua orang."

"I love you too Mas," balas Alula kesal.

Semua orang tercengang mendengarnya terlebih lagi Raisya dan Rafi keculai Brawijaya dan Bu Cahya.

Radit pun menarik Alula ke dalam pelukannya dan mengusilinya lagi.

"Ihh Mas uda dong, Aku tarik lagi ni kata-kataku," ancam Alula.

"Maksud kalian berdua Apa sih?" tanya Rafi.

"Mas juga Kelihatan maksa baget deh," timpal Raisya.

"Mas mu itu gak maksa kok Nak, mereka memang saling mencintai," Sela Bu Cahya.

"Lah.. ini lagi," timpal yang lainnya membuat semuanya bingung.

"Kalian semua ini kenapa toh?" tanya Brawijaya.

"Radit berhasil dong jadi perebut pacar orang." refleks Athifa.

"Siapa bilang saya merebut pacar orang," timpal Radit.

"Namanya apa coba?" sela Raisya.

"Cium-cium anak orang gitu bukan mahramnya juga," sambungnya lagi.

"Kami sudah Sah kembali kalau kalian mau tau." Jawab Radit santai.

"Maksud Mas?"

"Tanyakan pada rumput yang bergoyang."

"Apasih Mas."

"Iya, aku sudah rujuk sama Alula di malam aku menjemputnya di Bandara." jelas Radit.

"Haaaaahhh??"

"Serius???

"Seribu rius.."

Ayahnya pun menjelaskan semuanya, termasuk tentang Hilman.

"Terus kenapa baru bilang sekarang Mas?" tanya Rafi.

"Sengaja."

"Kalian rujukkan di malam kedatangan Lula, terus paginya, jangan-jangan kamu sakit gara-gara----" tutur Raisya.

"Mampussss" Batin Alula berbalik memeluk Radit menyembunyikan wajahnya di dada Radit.

Mereka pun semua kompak meledek habis-habisan Radit dan Alula membuat Alula ingin menangis.

"Pulang yuk Mas, kita nunggu aja di Bandara sampai boarding? ucap Alula yang air matanya sudah menggenang."

Radit mengiyakan permintaan Alula karena kasihan melihat Isterinya jadi bahan ledekan keluarganya.

Radit lalu beranjak menarik tangan Alula dan menarik tas mereka tanpa berpamitan lagi keluar dari rumah.

"Ini nih ulah kalian, semua orang itu gak sama, itulah sebabnya Ayah dan Ibu tidak memberi tahu kalian kalau mereka sudah rujuk karena mulut kalian itu los semua gak bisa jaga perasaan orang, apa lagi Alula yang pikirannya masih labil, kalau bercanda itu jangan keterlaluan liatkan mereka pergi tanpa Pamit, mau menunggu berapa jam mereka di Bandara?" geram Brawijaya.

"Kalian lihatkan tadi Alula menangis, jangan samakan Radit dengan Alula dong, Radit itu uda kebal dengan mulut kalian, udah tau sifat asli kalian sementara Alula, dia baru di keluarga ini," sambung Bu Cahya marah.

Tidak ada lagi suara yang terdengar, ruangan itu seketika menjadi hening.

Dan kamu Icha, selama pulang dari Hotel apa Mas kamu meledek kamu hah, apa kamu pernah mendengar Radit mengusili kamu? itu karena Mas mu paham posisi istrinya sama seperti kamu, tapi kamu malah seenaknya ledekin mereka, Ibu yakin Mas mu itu sudah malas ngajak kamu ngomong," Lanjutnya lagi.

Raisya pun merasa bersalah, dia segera mengejar Radit keluar tapi sayangnya dia sudah tidak mendapati Radit lagi di luar, tidak tau aja Dia jika Radit masih berdiri di samping tembok rumahnya menungg Grab yang menjemputnya.

Tidak mendapati Radit lagi Raisaya pun kembali masuk ke dalan rumahnya dan memaksa Rafi untuk menyusulnya ke Bandara, tidak menunggu lama mobil Rafi pun keluar dari pekarangan rumah tersebut melewati Radit dan Alula yang masih berdiri menunggu Grab.

"Mereka mau kemana Mas?" tanya Alula.

"Paling dia mau nyusul kita ke Bandara."

Tidak lama berselang Grab yang di pesan oleh Radit sudah tiba di depan meraka, Radit dan Alula segera masuk ke dalam mobil.

"Pak ke Hotel ya..!" suruh Radit.

"Kok ke Hotel Mas?" heran Alula.

"Mas ubah jadwal kita sayang, lagian Mas juga belum pesan tiketnya, kita menunggu dulu di hotel, nanti kita berangkat siang, biarin mereka pada pusing nyari kita di Bandara," terang Radit.

"Ih.. Mas, gak boleh gitu dong."

"Biarin sayang, biarkan mereka merasa bersalah sama kita."

"Bagaimana dengan Ayah dan Ibu?"

"Tenang mereka sudah Mas kirimkan pesan, Ayah dan Ibu juga tau kalau kita berangkatnya agak siangan, kata Ayah Dia sudah memarahi mereka tadi setelah kita keluar, makanya Rafi dan Raisya, Tifa dan Rafa sekarang menyusul kita ke Bandara."

"Kalian tuh keluarga aneh deh."

"Lebih aneh Papa kamu sayang."

"Kalian semuanya sama saja."

Mereka pun kini tiba di hotel yang tidak jauh dari Bandara, Radit menunda keberangkatannya untuk mengerjai Adik dan sepupunya.

TBC... ...



Continue Reading

You'll Also Like

275K 13.9K 47
Setelah Alby yang menikahi adik iparnya sendiri kini kejadian itu terulang kembali kepada sang sahabat, Turun ranjang. Menikahi adik iparnya sendiri...
147K 14.1K 32
Part lengkap Dalam tahap revisi Cerita ini hanya fiktif belaka, mohon maaf apabila terdapat persamaan nama tokoh tempat dan lainnya. Semua itu terj...
2.1M 237K 44
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
62.4K 3K 51
Dia membawaku pulang ke rumah, tempat ketiga istrinya tinggal. *** PLEASE, FOLLOW SEBELUM BACA. Dikomen yuk🙏🥰🤗🤗 Sobat Wattpad. teima kacii